Dalam perkara pembiayaan oleh bank, ada istilah trust receipt. Secara umum, trust receipt adalah layanan pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah agar bisa memiliki sebuah barang tanpa melakukan pelunasan barang terlebih dahulu. Simak selengkapnya dalam artikel ini untuk memahami tentang apa itu trust receipt, bagaimana cara kerjanya serta apa saja manfaat dan keuntungannya?
Baca juga: Apa Saja Contoh dan Jenis Utang Lancar dalam Laporan Keuangan?
Pada dasarnya, pengertian trust receipt adalah sebuah layanan pembiayaan yang diberikan bank kepada nasabah untuk melunasi kewajiban tagihan impor.
Bank tetap menjadi pemilik barang dengan menahan hak pemilikan barang, sementara nasabah diizinkan menyimpan barang dagangannya untuk tujuan produksi atau penjualan. Hak kepemilikan barang akan tetap ditahan bank sampai dilakukan penebusan dokumen oleh nasabah.
Beberapa perusahaan yang paling banyak menggunakan trust receipt adalah dealer otomotif, dealer peralatan, atau perusahaan yang bergerak di bidang penjualan barang-barang mahal. Trust receipt ini berguna sebagai surat promes (surat sanggup bayar atau nota yang dapat diuangkan) kepada bank bahwa pinjaman akan dilunasi saat barang telah terjual.
Secara definisi, trust receipt adalah pembiayaan di mana bank tetap menjadi pemilik barang perdagangan yang dibiayai, akan tetapi nasabah boleh melakukan penjualan atas barang tersebut. Mekanisme kerja trust receipt ini sebenarnya cukup sederhana.
Normalnya dalam sebuah bisnis, perusahaan membeli barang sebagai stok persediaan, yang kemudian dijual kembali kepada konsumen. Kemungkinan lainnya adalah barang tersebut dijadikan bahan baku untuk kemudian diolah.
Perusahaan yang tidak memiliki dana segar untuk membeli barang bisa mendapat pembiayaan dari bank melalui trust receipt. Trust receipt ini berisikan sejumlah pinjaman yang nantinya bisa dilunasi pasca barang terjual.
Bank bertugas membayar eksportir atau mengeluarkan letter of credit (L/C) yang berguna menjamin pembayaran barang dagangan. Sebagai pemberi pinjaman, bank tetap mempertahankan hak atas barang dagangan sebagai jaminan.
Bank memang memiliki kepentingan atas jaminan barang-barang tersebut. Walaupun demikian, nasabah trust receipt dapat melakukan apa yang diinginkan terhadap barang tersebut asal tidak melanggar syarat dan ketentuan yang dibuat saat pengajuan pinjaman.
Ada banyak manfaat yang didapat dari trust receipt, baik dari untuk bank maupun perusahaan. Beberapa manfaat trust receipt adalah sebagai berikut.
Bank lebih mudah mengeluarkan trust receipt dibandingkan jenis pembiayaan lain. Mengapa demikian? Sebab uang yang dipinjamkan akan memiliki kemungkinan besar untuk dilunasi dengan bunganya pasca barang tersebut terjual.
Bisa dikatakan trust receipt memiliki win-win solution. Bank mendapatkan keuntungan melalui bunga dari pinjaman. Sedangkan perusahaan bisa mendapatkan suntikan dana segar tanpa harus repot mencari investor.
Nasabah yang meminjam dengan trust receipt memperoleh uang tunai yang bisa dikatakan memiliki likuiditas instan. Tentunya, uang tunai tersebut bisa digunakan sebagai modal kerja maupun untuk tujuan investasi lainnya. Dengan menggunakan trust receipt, perusahaan bisa melakukan manajemen treasury yang lebih efektif.
Trust receipt memang memiliki sedikit kemiripan dengan letter of credit. Agar kamu tidak tertukar fungsi dan manfaat antara satu sama lainnya, simak beberapa perbedaan letter of credit dan trust receipt berikut ini.
Dengan kata lain, dalam trust receipt, bank bertindak sebagai prinsipal dan peminjam adalah agennya. Sementara dalam letter of credit, bank hanya bertugas sebagai penjamin pembayaran kepada vendor asing. Tanggung jawab bank hanya jika vendor lokal yang dijamin pembayarannya melakukan wanprestasi dan tidak bisa memenuhi kewajibannya.
Misalnya, Perusahaan X memiliki sedikit aset untuk diinvestasikan ke dalam barang-barang tertentu. Kemudian perusahaan X melakukan pengajuan trust receipt kepada Bank Y. Dalam hal ini, bank akan menanggung sebagian besar risiko kredit yang lazimnya terjadi dalam transaksi.
Jika barang yang menjadi jaminan rusak, hilang, atau menurun nilainya, kerugian tersebut nantinya menjadi beban bisnis. Perusahaan X tetap bertanggung jawab membayar kembali seluruh pinjamannya kepada Bank Y. Selain itu untuk urusan biaya produksi, pengiriman, bea cukai, dan sejenisnya merupakan tanggung jawab nasabah, bukan bank.
Perusahaan X baru bisa mendapatkan pembiayaan trust receipt jika memiliki reputasi kredit yang baik. Ketentuan dalam pembiayaan ini juga harus diketahui secara jelas, Di antaranya adalah:
Biasanya, tanggal jatuh tempo untuk pembiayaan ini sifatnya jangka pendek antara 30 sampai 180 hari. Berarti, Perusahaan X saat jatuh tempo harus membayar kembali pinjamannya kepada Bank Y dengan bunga yang sebelumnya telah ditetapkan.
Bagaimana jika tidak ada pelunasan setelah jatuh tempo? Maka barang yang dijadikan sebagai jaminan atas trust receipt akan diambil alih. Pembayaran bisa dikatakan gagal jika saat tanggal jatuh tempo Bank Y tidak memperoleh pembayaran, atau Perusahaan X gagal membayar uang muka.
Nah, sekarang kamu sudah memahami secara mendalam bukan tentang apa itu trust receipt? Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa trust receipt adalah jenis pembiayaan yang bisa menjadi solusi mudah ketika perusahaan mengalami masalah dalam hal produksi, penjualan atau pengadaan bahan baku.
Beberapa bulan belakangan ini, investasi crypto kian diminati masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Untuk kamu yang ingin belajar investasi crypto secara mudah namun tidak tau harus mulai dari mana, kamu bisa belajar dari Pintu Academy!
Di Pintu juga terdapat fitur Earn, di mana kamu bisa melakukan investasi crypto dengan bunga tinggi. Tunggu apalagi, download Pintu sekarang dan mulai investasi mulai dari Rp11.000 saja!
Referensi:
Adam Barone. Trust receipt. Diakses tanggal: 23-01-22.
Efinance Management. Trust receipt – What It Is And How It Works?. Diakses tanggal: 23-01-22.
Merriam Webster. Trust receipt. Diakses tanggal: 23-01-22.
Pann. Trust receipt – (Ekonomi / Bisnis). Diakses tanggal: 23-01-22.