Apa Itu Ethereum dalam Proyek Blockchain? Ketahui Selengkapnya!

Updated
September 24, 2020
• Waktu baca 3 Menit
Gambar Apa Itu Ethereum dalam Proyek Blockchain? Ketahui Selengkapnya!
Reading Time: 3 minutes

Di balik harganya yang sudah naik hampir 200% sepanjang tahun ini, tentunya Ethereum menyimpan segudang pertanyaan bagi orang awam di luar sana di antaranya perihal apa itu Ethereum dan apa bedanya dengan Bitcoin. Rasa penasaran kamu tersebut akan coba Pintu jawab secara sederhana dan mudah dimengerti lewat artikel menarik berikut ini!

Baca Juga: Jenis Investasi dengan Keuntungan Menggiurkan, Apakah Ada Bitcoin?

Ethereum adalah satu dari sekian cryptocurrency populer yang ada di muka bumi saat ini. Karena koin satu ini adalah jenis koin papan atas yang seringkali diperjualbelikan di berbagai cryptocurrency exchange, selain Bitcoin.

Bila kamu mengikuti perkembangan blockchain dan cryptocurrency hingga sekarang, pasti kamu sering melihat adanya layanan smart contract. Fitur ini memang diperkenalkan dan dipopulerkan dalam dunia blockchain oleh platform Ethereum.

Secara garis besar, masyarakat Indonesia pasti hanya mengetahui bahwa Ethereum adalah sebuah koin digital saja yang bisa diperjualbelikan. Tapi sebenarnya platform Ethereum itu sendiri sudah diimplementasikan untuk berbagai aspek misalnya kesehatan, logistik, keuangan, dll. Guna memangkas waktu dari proses kerja.

Salah satu proyek blockchain yang sedang mendunia saat ini yakni DeFi adalah contoh kasus terbaru dari implementasi Ethereum. Dengan memudahkan pemilik cryptocurrency untuk mengajukan dan mendapatkan pinjaman dengan layanan smart contract di platform DeFi lending. Belum lagi, beberapa proyek stablecoin yang dibangun di atas jaringan blockchain Ethereum seperti Tether (USDT) dan Rupiah Token (IDRT).

Untuk Tether (USDT), token satu ini banyak dimanfaatkan oleh investor dan trader cryptocurrency di luar sana. Biasanya untuk melakukan pembayaran antar cryptocurrency exchange. Karena harganya yang stabil dan mengacu kepada nilai tukar dolar AS. Bahkan, di bursa crypto Tehter (USDT) masuk ke dalam 10 besar jajaran cryptocurrency dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar. 

Apa Itu Ethereum dan Bedanya dengan Bitcoin?

Bila kita membicarakan mengenai Ethereum, tentunya bukan hanya koin digitalnya saja yang menjadi topik utama pembahasan. Melainkan blockchain Ethereum itu berbeda dengan blockchain lainnya seperti Bitcoin.

apa itu ethereum
Sumber: Pexels

Ethereum melakukan transaksi dengan menggunakan smart contract, sedangkan Bitcoin lebih fokus kepada peer to peer. Smart contract di platform Ethereum bisa diartikan sebagai surat perjanjian antara pengirim dan penerima. Di mana, bila kamu ingin membayar 100 ETH kepada seorang freelance, orang tersebut harus menyelesaikan terlebih dahulu kewajiban yang tertera di smart contract. Kemudian baru 100 ETH tersebut akan dikirimkan kepadanya.

Intinya, transaksi Ethereum akan terjadi bila kedua belah pihak yang bertransaksi memenuhi seluruh hak dan kewajibannya masing-masing. Karena bila ada satu pihak yang melanggar ketentuan yang tertera di smart contract, pihak pengirim dan penerima tidak akan bisa menyelesaikan kesepakatan atau transaksi.

Tentunya hal ini berbeda bila kamu bertransaksi dengan Bitcoin, di mana pihak pengiriman dan penerima tidak membutuhkan hitam di atas putih seperti kontrak perjanjian secara digital. Melainkan secara manual dengan sistem peer to peer atau langsung tanpa melalui sebuah server tunggal.  Jenis jaringan peer to peer sebenarnya sudah mulai dikenal dan dikembangkan dalam dunia teknologi sejak 1980. Kecepatan rata-rata penyelesaian transaksi Ethereum hanya hitungan detik saja dengan adanya biaya GAS saat menjalankan smart contract, sedangkan Bitcoin bisa memakan waktu sekitar 10 menit.

Berdasarkan perbedaan antara Ethereum dan Bitcoin, pengembangan platform Ethereum lebih banyak bisa dieksplorasi untuk membantu suatu bisnis, lantaran membutuhkan smart contract yang bisa menghapus peran pihak ketiga. Kemudian membuat jalannya proses transaksi kian murah saja untuk dilakukan.

Apa Itu Ethereum GAS?

Setiap transaksi yang dilakukan pengguna di jaringan Ethereum akan dikenakan biaya GAS. Biaya ini bisa kamu ibaratkan ketika kamu mengirim uang dari satu bank ke bank lainnya dengan adanya biaya administrasi. Misalnya kamu adalah pengguna Pintu yang ingin mengirimkan Ethereum (ETH) ke Ethereum wallet lainnya, kamu akan dikenakan biaya GAS yang disesuaikan dengan fee GAS dalam satuan ETH blockchain harian. Bagaimana solusinya dari biaya GAS yang mahal?

Solusi terbaik bagaimana cara mengatasi mahalnya biaya GAS saat mengirimkan aset crypto ke blockchain lainnya adalah menggunakan aplikasi cryptocurrency yang sama. Kamu bisa menikmati biaya transfer aset crypto secara gratis ke sesama pengguna Pintu dan tidak ada biaya minimum transfer.

Bila kamu ingin menarik aset crypto milikmu ke rupiah, kamu hanya akan dibebankan biaya administrasi saja sebesar Rp 4.500 di Pintu. 

Selain itu, di bursa crypto Pintu juga memiliki biaya spread yang relatif kecil. Sehingga, ekosistem Pintu sangat baik sekali bagi kamu seorang trader yang ingin menjalankan trading jangka pendek. Lantaran kamu bisa dengan mudah untuk menentukan posisi jual/beli aset crypto milikmu yang menunjukkan bahwa volatilitas di bursa crypto Pintu cukup tinggi.

Baca Juga: Cara Beli Bitcoin Secara Aman, Investor Wajib Perhatikan Hal Ini!

Bagaimana? Setelah penjelasan artikel ini apakah tertarik berinvestasi dengan cryptocurrency? Yuk download Pintu sekarang juga!

Follow aplikasi Pintu di:

Telegram: https://t.me/PintuIndonesia

Instagram: https://www.instagram.com/Pintu_ID

Twitter: https://twitter.com/PintuID

Website: https://pintu.co.id

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->