Saat berinvestasi, likuiditas adalah salah satu aspek penting yang harus kamu perhatikan. Agar tidak salah langkah ketika berinvestasi, simak pengertian, cara menghitung dan contoh likuiditas dalam berbagai aset investasi melalui artikel di bawah ini.
Dilansir dari Investopedia, likuiditas adalah seberapa mudahnya sebuah aset yang kamu miliki untuk dikonversi menjadi uang tunai, tanpa mempengaruhi harga pasar dari aset tersebut.
Uang tunai sendiri dijadikan sebagai acuan karena bisa sangat cepat diubah menjadi aset lainnya.
Dalam hal ini, aset berwujud seperti rumah, properti, barang koleksi, dan karya seni termasuk investasi yang relatif kurang likuid. Alasannya adalah karena aset-aset tersebut tidak begitu saja dengan mudah diperjualbelikan. Ada proses panjang yang harus dilewati hingga keempatnya bisa diubah menjadi uang tunai.
Sementara itu, pengertian likuiditas investasi adalah seberapa cepat suatu aset investasi bisa dijual atau dibeli di pasar. Bentuk investasi sendiri bisa sangat beragam, mulai dari saham, properti, emas, hingga investasi crypto yang sedang banyak diminati masyarakat saat ini. [Eric Tyson, 2021]
Contoh likuiditas pada berbagai aset investasi bisa kamu lihat di bawah ini.
Investasi properti memang cukup diminati masyarakat, terlebih untuk jangka panjang. Namun investasi jenis ini relatif kurang likuid untuk investasi jangka pendek. Pasalnya, menyiapkan penjualan properti saja membutuhkan waktu. Ditambah lagi, kalau kamu ingin properti terjual dengan harga yang sesuai keinginan, butuh waktu tambahan untuk bertemu pembeli yang tepat.
Apakah saham termasuk aset yang memiliki likuiditas bagus? Jawabannya sangat tergantung pada di saham mana kamu berinvestasi. Dilansir dari Fool.com, berikut beberapa ciri saham yang likuid.
Baca juga: Daftar 5 Investasi Crypto Jangka Panjang Menurut Para Ahli
Lalu apa fungsi likuiditas bagi investor? Di masa sekarang, investor mencoba berbagai instrumen investasi agar tujuan finansial mereka bisa tercapai. Dengan mengetahui likuiditas sebuah aset, investor bisa mengambil keputusan secara lebih tepat. Aset apa yang sebaiknya mereka investasikan? Cara investasi apa yang bisa mereka lakukan?
Meskipun aset likuid relatif lebih disukai karena mudah diperjualbelikan, tapi investasi tersebut belum tentu cocok untuk tujuan jangka panjang investor. Karena itu, mulai banyak investor yang memadukan investasi yang likuid dengan investasi yang kurang likuid namun memberikan nilai pengembalian yang baik di masa depan.
Aset yang lebih likuid dan mudah dicairkan akan cocok untuk investasi jangka pendek, yang mana bisa menjadi sumber penghasilan tambahan di masa sekarang, sementara investasi yang kurang likuid mungkin lebih cocok untuk investasi jangka panjang dan rencana-rencana di masa depan seperti tabungan pensiun dan lain sebagainya.
Dilansir dari International Monetary Fund, terdapat 4 cara untuk menghitung likuiditas sebuah aset finansial, yaitu perhitungan biaya transaksi, perhitungan berdasarkan volume, perhitungan berdasarkan harga keseimbangan dan perhitungan berdasarkan dampak pasar.
Namun, yang paling umum digunakan adalah perhitungan biaya transaksi.
Biaya Transaksi
Apa hubungan antara biaya transaksi dan likuiditas?
Pada pasar yang likuid, terdapat banyak penjual dan pembeli yang berminat terhadap aset tersebut. Oleh karena itu, aset pun dapat diperjualbelikan dengan cepat sesuai harga yang diinginkan oleh kedua belah pihak. Kondisi tersebut menyebabkan nilai spread relatif rendah dan biaya transaksi yang lebih kecil.
Sebaliknya, pada pasar yang kurang likuid, nilai spread akan relatif lebar karena baik pembeli maupun penjual sulit melakukan transaksi sesuai dengan harga yang mereka harapkan.
Sebagai contohnya, ketika harga aset bitcoin sedang melonjak, nilai spread akan relatif kecil karena banyak pembeli dan penjual yang tertarik terhadap aset tersebut. Sebaliknya, ketika harga bitcoin sedang turun, nilai spread akan relatif lebih lebar dan biaya transaksi juga meningkat.
Rumus likuiditas berdasarkan biaya transaksi adalah sebagai berikut.
S = PA – PB
S (%) = (PA-PB)/((PA+PB)/2)
Dimana,
S adalah spread
PA adalah ask price
PB adalah bid price
Dengan kata lain, spread rendah menandakan investasi sedang likuid, sebaliknya spread yang tinggi menandakan investasi sedang tidak likuid.
Likuiditas sendiri adalah konsep yang cukup kompleks, di mana rumus likuiditas di atas hanya meliputi satu dimensi dari berbagai karakteristik likuiditas.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai perbedaan ask price dan bid price, kamu bisa cek artikel berikut ini: Pengertian Bid Price dan Ask Price di Dunia Crypto, Pemula Wajib Tahu!
Nah itu dia pengertian, cara menghitung hingga contoh likuiditas dalam berbagai instrumen investasi. Cukup sederhana, bukan?
Likuiditas merupakan aspek penting pada instrumen investasi. Salah satu bentuk investasi yang sedang diminati para investor saat ini adalah crypto. Nama-nama tersohor seperti Jack Dorsey, Elon Musk hingga Michael Saylor pun sering membagikan pemikiran mereka mengenai aset crypto.
Untuk kamu yang tertarik berinvestasi di aset ini, download Pintu sekarang! Jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Referensi:
Adam Hayes. Liquidity. Diakses tanggal: 21-09-2021
Abdourahmane Sarr and Tonny Lybek. Measuring Liquidity in Financial Markets. Diakses tanggal: 21-09-2021
Eric Tyson. What Is Investment Liquidity?. Diakses tanggal: 21-09-2021
Fool. What Is Liquidity?. Diakses tanggal: 21-09-2021
Fs Investments. Why Liquidity Matters. Diakses tanggal: 21-09-2021
International Monetary Fund, Measuring Liquidity in Financial Market. Diakses tanggal: 21-09-2021
Prableen Bajpai. Liquidity of Bitcoin. Diakses tanggal: 21-09-2021