Defisit adalah istilah di bidang ekonomi yang berkaitan erat dengan aktivitas negara maupun perusahaan. Apa itu defisit? Simak arti defisit, dampak, penyebab, dan cara mengatasinya dalam artikel berikut ini!
Baca juga: Bagaimana Evolusi dari Uang Kuno Hingga Cryptocurrency?
Dalam istilah keuangan, arti defisit adalah suatu kondisi di mana jumlah pengeluaran melebihi pendapatan, jumlah impor melebihi ekspor, atau jumlah kewajiban melebihi aset yang dimiliki. Sesuai pengertian tersebut, defisit identik dengan adanya kekurangan, berlawanan dengan istilah surplus. (Tardi, 2020)
Defisit bisa terjadi apabila pemerintah, perusahaan, atau individu membelanjakan lebih dari yang mereka terima dalam periode tertentu. Namun, terkadang pemerintah bisa membiarkan terjadinya defisit dengan sengaja, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan.
Menurut Investopedia, terdapat dua jenis defisit, yaitu defisit anggaran dan defisit perdagangan. Berikut adalah penjelasan dari kedua jenis defisit tersebut.
Defisit anggaran terjadi ketika sebuah badan atau perusahaan menghabiskan lebih banyak dana di periode tertentu daripada mengumpulkan dana. Misalnya, pemerintah menerima pendapatan Rp12.000.000.000 pada tahun 2021, dan pengeluaran pemerintah di tahun yang sama yaitu Rp13.000.000.000. Artinya, pemerintah mengalami defisit sebanyak Rp1.000.000.000.
Defisit perdagangan terjadi ketika nilai impor suatu negara melebihi nilai ekspornya. Misalnya, Indonesia mengimpor barang dengan nilai Rp2.000.000.000, namun Indonesia ternyata hanya bisa mengekspor senilai Rp1.000.000.000. Artinya, negara Indonesia mengalami defisit sebesar Rp1.000.000.000 pada tahun tersebut.
Sehingga, lebih banyak uang yang keluar dari Indonesia dibandingkan jumlah uang yang masuk. Hal ini secara tidak langsung dapat menyebabkan penurunan nilai mata uang rupiah di Indonesia
Baca juga: Daftar 10 Mata Uang Tertinggi di Dunia
Dilansir dari BoyceWire, terdapat beberapa penyebab defisit anggaran**.** Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
John Maynard Keynes terkenal atas teori Keynesian yang mengungkapkan bahwa ketika pemerintah boleh menghabiskan sejumlah dana untuk meningkatkan jumlah permintaan yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi. Apabila teori ini diterapkan secara berkelanjutan, maka dampaknya bisa menyebabkan defisit pemerintah.
Defisit yang berkelanjutan akan menyebabkan utang yang menumpuk. Karena hutang biasanya disertai dengan bunga, maka akan semakin sulit bagi negara untuk membayar utang mereka dan berakhir pada meningkatnya jumlah defisit.
Sebagai contohnya, pemerintah US harus membayar bunga utang hingga US$389 juta pada 2019, yang mana bernilai hingga 33% dari total defisit yang mereka miliki.
Sementara itu, beberapa dampak dari defisit adalah potensi peningkatan utang, peningkatan suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi jangka pendek.
Ketika pemerintah atau individu membelanjakan lebih dari apa yang mereka punya, maka mereka akan meminjam dana dari pihak lain dalam bentuk utang.
Ketika pemerintah tidak memiliki dana dan harus berhutang, maka ada kalanya mereka meminjam dana pada pihak swasta, sebut saja melalui obligasi seperti ORI20 yang baru-baru ini dikeluarkan.
Pada suku bunga 1%, mungkin hanya puluhan orang yang bersedia meminjamkan uang kepada pemerintah. Karena total dana yang dikumpulkan belum cukup, maka mereka menaikan suku bunga menjadi 2% dan orang yang bersedia meminjamkan uang kepada pemerintah meningkat menjadi ratusan orang.
Konsekuensinya, meskipun semakin banyak dana yang dikumpulkan, akan semakin tinggi pula bunga yang harus ia bayar dan berujung ke tingkat utang yang lebih besar.
Hal ini biasanya terjadi ketika kondisi ekonomi sebuah negara tidak terlalu baik. Sebagai contohnya, ketika resesi melanda, jumlah permintaan akan menurun karena penghasilan masyarakat juga menurun, sehingga hanya memiliki sedikit uang untuk dibelanjakan. Maka, pemerintah mau tidak mau menciptakan kebijakan baru agar penurunan ekonomi tidak semakin tajam.
Salah satu contohnya, pemerintah mungkin akan mengeluarkan lebih banyak dana dan meminjam dari pihak swasta untuk menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Dengan meningkatnya penghasilan, maka roda perekonomian akan bisa berputar kembali.
Namun seperti yang disebutkan sebelumnya, kebijakan tersebut kemungkinan hanya akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi jangka pendek saja.
Apabila dilihat dari segi defisit pemerintah, salah satu cara mengatasi defisit anggaran adalah dengan meningkatkan pajak. Jika pengeluaran tetap sama, maka pemerintah bisa meningkatkan pajak untuk meningkatkan pendapatan negara.
Kedua, dengan menurunkan belanja pemerintah. Hal tersebut perlu dilakukan jika kondisi sudah kritis, seperti pendapatan pajak turun hingga utang menumpuk. Sehingga, pemerintah perlu mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Strategi ini juga bisa diterapkan pada perusahaan maupun individual.
Nah itu dia arti defisit, penyebab hingga dampaknya bagi perekonomian. Dalam kehidupan, defisit adalah hal yang tidak bisa dihindari, terutama bagi pemerintah dan perusahaan yang perlu menjaga kelangsungan operasional dan roda perekonomian. Namun sebagai individu, sebaiknya kamu bisa menghindari atau meminimalisasi jumlah defisit. Salah satu cara mencegah defisit tentunya dengan meningkatkan jumlah penghasilan, sabut saja melalui investasi.
Belakangan ini, instrumen investasi crypto semakin menarik minat masyarakat di Indonesia. Per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 6,5 juta orang dan melampaui investor pasar modal.
Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi dan trading crypto, download Pintu sekarang! Jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Referensi:
Carla Tardi, Deficit. Diakses tanggal: 30-9-21
Paul Boyce, Budget Deficit Definition. Diakses tanggal: 30-9-21