Agar kamu bisa mengatur keuangan pribadi dengan baik, maka kamu perlu mengetahui tentang apa itu disposable income. Pada dasarnya, disposable income adalah selisih perhitungan personal income dikurangi pajak langsung. Hasilnya adalah uang yang bisa kamu tabung atau gunakan. Simak selengkapnya mengenai pengertian, cara menghitung, dan rumus disposable income dalam artikel berikut ini!
Baca juga: Pengaruh Pajak Terhadap Berbagai Instrumen Investasi
Secara umum, disposable income adalah pendapatan yang bisa ditabung atau dibelanjakan setelah penghasilan pribadi dipotong dengan pajak langsung. Yang termasuk pajak langsung adalah pajak kendaraan bermotor (PKB), pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak penghasilan (PPh) dan lainya.
Hasil dari disposable income itu bisa kamu gunakan untuk membayar tagihan listrik, rumah, kartu kredit, makanan, pakaian, pembayaran kendaraan pribadi, dan masih banyak lagi.
Disposable income ini juga salah satu parameter utama dalam menentukan pengeluaran konsumen, permintaan, kemampuan pembayaran, dan kemungkinan penghematan di masa mendatang. Tidak hanya untuk menentukan budget keuangan pribadi, disposable income juga mampu menentukan kesehatan ekonomi suatu negara secara keseluruhan.
Bagi pebisnis, disposable income dapat memberikan gambaran gaya hidup dan status masyarakat. Hal tersebut memungkinkan pebisnis dalam menentukan target konsumen yang tepat.
Disposable income adalah jumlah pendapatan yang bisa kamu belanjakan. Dalam hal ini, besar kecilnya disposable income dipengaruhi oleh beberapa komponen berikut:
Seperti yang sudah diketahui, jumlah disposable income berasal dari potongan pendapatan dan pajak langsung. Tentu saja hal ini menandakan jika tarif pajak langsung sangat berpengaruh pada berapa banyak disposable income yang didapat.
Saat pemerintah menurunkan tarif pajak langsung yang ditetapkan, maka disposable income akan ikut meningkat.
Pajak langsung adalah jenis pajak yang dibebankan langsung kepada wajib pajak dan tidak bisa dipindahkan kepada pihak lain. Yang termasuk pajak langsung misalnya saja:
Baca juga: Apa itu Passive Income dan Jenis-Jenisnya yang Bisa Dilakukan?
Komponen lainnya yang berpengaruh pada disposable income adalah jumlah penghasilan. Semakin besar gaji, maka biasanya semakin besar pula peluang kamu mendapat disposable income yang lebih banyak. Namun perlu diperhatikan juga bahwa peningkatan jumlah penghasilan akan sebanding dengan peningkatan jumlah pajak.
Komponen lainnya yang tidak kalah penting dan berpengaruh pada disposable income adalah kondisi politik dan ekonomi. Contohnya, resesi pemerintah biasanya akan mengurangi tarif pajak. Pada kondisi tersebut, penghasilan bersih yang didapat akan lebih besar dibandingkan dengan yang biasanya. Tujuan dari pengurangan tarif pajak ini yaitu untuk merangsang perkembangan ekonomi selama resesi.
Begitu juga pada saat kondisi ekonomi makmur, kondisi yang baik ini dapat meningkatkan pendapatan juga daya beli rumah tangga.
Pendapatan dan daya beli yang meningkat akan memberikan dampak baik seperti harga saham dan laba bisnis meningkat, kondisi perusahaan menjadi lebih baik, dan masyarakat mampu mendapatkan capital gain yang besar.
Untuk menghitung disposable income, pertama kamu harus mengetahui rumusnya terlebih dahulu.
Rumus Disposable Income: Pendapatan Tahunan – (Pajak Langsung + Pengeluaran Lain)
Pendapatan Tahunan = pendapatan atau penghasilan yang kamu hasilkan selama satu tahun.
Pajak Langsung = berbagai pajak yang harus dibayar.
Pengeluaran Lain = iuran wajib layaknya BPJS kesehatan termasuk dari pengeluaran lainnya.
Apabila kamu masih belum terlalu terbayang bagaimana cara menggunakan rumus disposable income di atas, simak contoh cara menghitung disposable income berikut ini.
Penghasilan Ana selama setahun adalah Rp84 juta atau Rp7 juta per bulannya. Di bulan ini, Ana harus membayar pajak kendaraan sebesar Rp1 juta. Ana juga harus membayar iuran BPJS kesehatan sebesar Rp100 ribu.
Dengan menggunakan rumus sebelumnya, berikut disposable income dari Ana.
Disposable Income = Penghasilan – (Pajak Langsung + Pengeluaran lainnya)
Disposable Income = Rp7 juta – (Rp1 juta + Rp100 ribu)
Disposable Income = Rp5.900.000
Itu dia pengertian, cara menghitung, dan rumus disposable income. Cukup mudah, bukan?
Halo, kami adalah Pintu, aplikasi investasi bitcoin dan crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Untuk kamu yang tertarik memulai investasi dan trading crypto secara mudah mulai dari Rp11.000 saja, download Pintu sekarang!
Referensi:
CFI. Disposable Income. Diakses tanggal: 17-01-2022
Rachel Morgan Cautero. What Is Disposable Income?. Diakses tanggal: 17-01-2022
Will Kenton. Disposable Income. Diakses tanggal: 17-01-2022