Sebelumnya, telah dibahas mengenai perbedaan Capital Market Line (CML) dan Security Market Line (SML). Selain keduanya, dikenal pula istilah Capital Allocation Line (CAL). Pada dasarnya, Capital Allocation Line adalah Capital Market Line, namun dengan ruang lingkup yang lebih luas dan tidak hanya terbatas pada pasar (market). Apa itu Capital Allocation Line? Simak pengertian, fungsi, dan rumus Capital Allocation Line secara lengkap dalam artikel berikut!
Capital Allocation Line adalah garis pada grafik yang dibuat dari semua kemungkinan kombinasi antara aset berisiko dan aset yang bebas risiko (risk-free asset)
Garis pada grafik tersebut akan menunjukkan pengembalian yang mungkin didapat investor dengan mengasumsikan tingkat risiko pada investasi mereka.
Pada dasarnya, salah satu cara untuk mengelola risiko portofolio adalah dengan menyesuaikan jumlah dana yang kamu investasikan dalam aset bebas risiko. Cara kerja Capital Allocation Line adalah dengan menyusun berbagai kombinasi dari aset berisiko dan aset bebas risiko.
Selanjutnya, kombinasi ini diplot di dalam sebuah grafik dengan sumbu x menunjukkan risiko aset yang diukur berdasarkan standar deviasi, sedangkan sumbu y menunjukan pengembalian investasi yang diharapkan.
CAL dapat memberikan berbagai manfaat bagi investor. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
CAL terdiri dari beberapa komponen penting, yaitu:
Risiko investasi aset yang terkait dengan bobotnya pada sebuah portofolio. Pada aset bebas risiko, elemen risikonya ditulis nol karena tidak terdapat risiko pada aset tersebut.
Kombinasi persentase yang berbeda di mana portofolio bisa dibangun dengan mencampur aset berisiko serta aset bebas risiko.
Dihitung dengan mempertimbangkan pengembalian yang diharapkan dari aset berisiko dan bebas berisiko dengan tetap mempertimbangkan volatilitas portofolio.
Baca juga: Apa itu Profil Risiko dan Jenis-Jenisnya?
Nilai CAL bisa kamu dapatkan dengan menggunakan rumus Capital Allocation Line berikut.
Ep = [E[rs] x w] + [E[rf] x w]
Keterangan:
Ep = Pengembalian yang diharapkan dari portofolio
E[rs] = Pengembalian yang diharapkan dari aset berisiko
W = Bobot aset berisiko dalam portofolio
E[rf] = Pengembalian yang diharapkan dari aset bebas risiko
Untuk bisa memahami lebih dalam mengenai rumus Capital Allocation Line, simak cara menghitung Capital Allocation Line berikut ini.
Pak Abdi menginvestasikan 100% dananya pada aset bebas risiko, pengembalian yang diharapkan adalah sebesar 3% dengan risiko portofolionya 0%.
Apabila Pak Abdi mengalokasikan 100% dananya pada aset berisiko, pengembalian yang diharapkan adalah 10% dengan risiko portofolio sebesar 20%.
Apabila Pak Abdi menggunakan 25% dananya untuk aset bebas risiko dan 75% pada aset berisiko, maka berapakah portofolio pengembalian yang diharapkan?
Dengan menggunakan rumus sebelumnya,
Ep = [E[rs] x w] + [E[rf] x w]
Diketahui bahwa nilai E[rs], pengembalian yang diharapkan apabila 100% dana dimasukan ke aset berisiko adalah 10%.
Sementara itu, nilai E[rf], pengembalian yang diharapkan apabila 100% dana dimasukan ke aset bebas risiko adalah 3%.
Dari situ, bisa dihitung nilai Ep.
Ep = [10% x 75%] + [3% x 25%]
Ep = 7,5% + 0,75%
Ep = 8,25%
Dapat disimpulkan bahwa pengembalian yang diharapkan dari portofolio 25% aset bebas risiko dan 75% aset berisiko adalah sebesar 8,25%.
Itulah pembahasan terkait apa itu Capital Allocation Line mulai dari pengertian, fungsi hingga rumus Capital Allocation Line (CAL).
Diversifikasi investasi sendiri sangat beragam jenisnya, mulai dari saham, forex, hingga crypto. Belakangan ini, investasi crypto pun sedang menarik minat masyarakat Indonesia dengan jumlah investor crypto telah mencapai 6,5 juta per Mei 2021 dan melampaui investor pasar modal.
Untuk kamu yang tertarik berinvestasi dan trading crypto, download Pintu sekarang. Jual beli crypto di Pintu bisa kamu lakukan secara mudah mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Referensi:
James Chen, CAL Diakses tanggal: 23-12-21.
Madhuri Thakur, Capital Allocation Line. Diakses tanggal: 23-12-21.F