Working capital adalah salah satu aspek penting dalam perusahaan dan bisa dicek nilainya dalam laporan keuangan perusahaan kamu. Apa itu working capital? Simak pengertian working capital, rumus, dan cara menghitungnya dalam artikel berikut ini!
Baca juga: Apa itu Aktiva dan Pasiva dalam Akuntansi?
Working capital adalah ukuran likuiditas perusahaan, efisiensi operasional, serta mencerminkan kesehatan keuangan perusahaan dalam jangka pendek. Working capital merupakan ukuran keuangan perusahaan untuk menghitung apakah perusahaan bisa membayar tagihannya dalam jangka 1 tahun.
Apabila sebuah perusahaan mempunyai nilai working capital positif, maka perusahaan tersebut memiliki potensi untuk tumbuh dan bisa menjadi pilihan investasi yang cukup potensial.
Jika nilai working capital negatif, maka nilai aset lancar perusahaan lebih kecil dari kewajiban lancarnya, dan bisa menjadi indikasi kesulitan perusahaan untuk membayar kreditur dan tumbuh.
Namun, perlu diingat bahwa nilai working capital tinggi tidak selalu merupakan hal yang baik. Bisa saja, hal tersebut menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki terlalu banyak aset dan tidak menginvestasikannya secara efisien untuk perkembangan perusahaan.
Biasanya, perusahaan yang bergerak di bidang toko grosir dan restoran cepat saji memiliki nilai working capital yang kecil. Hal ini disebabkan karena perusahaan-perusahaan tersebut memiliki perputaran persediaan yang sangat tinggi dengan pergerakan arus kas yang cepat. Dalam hal ini, produk yang dibeli dari pemasok langsung dijual kepada pelanggan sebelum perusahaan membayar pemasok.
Berbeda halnya dengan perusahaan yang memproduksi alat berat dan mesin. Biasanya pergerakan arus kas relatif lebih lambat karena penjualan dilakukan dengan sistem pembayaran jangka panjang.
Working capital sering juga disebut sebagai net working capital. Pada dasarnya terdapat dua komponen utama dalam working capital, yaitu:
Cara menghitung nilai working capital adalah dengan menggunakan rumus sederhana berikut.
Working Capital atau Modal Kerja = Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar.
Untuk bisa memahami tentang cara menghitung working capital, simak beberapa contoh berikut ini.
Perusahaan A yang bergerak di bidang teknologi mempunyai aset lancar sebesar Rp70.000.000 dengan kewajiban senilai Rp30.000.000. Berapa nilai working capital dari perusahaan A?
Dengan menggunakan rumus sebelumnya,
Working capital = Aktiva – Kewajiban
Working capital = Rp70.000.000 – Rp30.000.000
Working capital = Rp40.000.000
Perusahaan B mempunyai uang tunai senilai Rp10.000.000, piutang usaha sebesar Rp50.000.000, jumlah persediaan sebesar Rp100.000.000, dan utang usaha sebesar Rp20.000.000. Berdasarkan data keuangan tersebut, berapakah working capital dari perusahaan B?
Dengan menggunakan rumus sebelumnya,
Working Capital = Aktiva – Kewajiban
Working capital = (uang tunai + piutang usaha + persediaan) – utang usaha
Working capital = Rp10.000.000 + Rp50.000.000 + Rp100.000.000 – Rp20.000.000
Working capital = Rp160.000.000 – Rp20.000.000
Working capital = Rp140.000.000
Itulah penjelasan mengenai apa itu working capital dalam dunia keuangan dan akuntansi. Working capital adalah salah satu metrik penting yang harus dipertimbangkan investor ketika menanamkan modal di suatu perusahaan.
Berbicara tentang investasi, belakangan ini investasi crypto semakin banyak diminati masyarakat Indonesia. Per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 6,5 juta orang.
Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi dan trading crypto, download Pintu sekarang! Jual beli crypto di Pintu bisa kamu lakukan mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Selamat berinvestasi!
Referensi:
CFI, Working Capital Formula. Diakses tanggal: 7-12-21.
Efficy, Working Capital. Diakses tanggal: 7-12-21.
Jason Fernando, Working Capital. Diakses tanggal: 7-12-21.