Apa Itu Materialitas dalam Audit?

Updated
August 2, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Apa Itu Materialitas dalam Audit?
Reading Time: 4 minutes

Materialitas adalah salah satu istilah yang seringkali muncul dalam proses audit laporan keuangan. Apa itu materialitas dalam audit, tujuan dan contohnya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Apa Itu Materialitas dalam Audit?

materialitas dalam audit adalah

Materialitas audit adalah sebuah konsep yang berhubungan dengan seberapa penting dan signifikannya sebuah jumlah, transaksi dan selisih yang mungkin terdapat di laporan keuangan.

Baca juga: 12 Konsep Dasar Akuntansi dalam Pelaporan Keuangan

Mengapa Konsep Materialitas Penting Bagi Auditor?

Materialitas merupakan salah satu poin penting dalam proses audit. Dalam hal ini, sudah menjadi tugas auditor untuk membuat opini berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang telah disiapkan.

Opini auditor pasti akan melihat aspek material, termasuk berbagai sisi yang terdampak dan berhubungan dengan material. Bagi auditor, kegunaan konsep materialitas adalah untuk perencanaan dalam melakukan audit. Selain itu juga digunakan untuk mengevaluasi adanya kekeliruan di dalam laporan keuangan.

Prinsip-Prinsip Materialitas

Materialitas adalah pilar dari laporan keuangan. Berikut merupakan beberapa ciri materialitas yang utama dalam laporan keuangan.

  • Kekeliruan dalam laporan keuangan dianggap sebagai material apabila berpotensi mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.
  • Penilaian terhadap materialitas kemudian berdasarkan keadaan eksternal yang utamanya termasuk ukuran dan sifat kekeliruan tersebut.
  • Penilaian terhadap materialitas juga berdasarkan kebutuhan umum pengguna yang merupakan sebuah kelompok.

Proses Audit Keuangan

Untuk memahami lebih dalam tentang apa itu materialitas bisa dilihat dari langkah proses audit keuangan yang biasa dilakukan auditor.

  • Dalam proses perencanaan audit, para auditor akan memutuskan tingkat materialitas yang akan digunakan, dengan cara mempertimbangkan keseluruhan laporan keuangan yang akan diaudit.
  • Materialitas berkaitan dengan isi laporan keuangan perusahaan dan tingkat serta tipe pengujian yang akan dilakukan.
  • Keputusan didasarkan pada pertimbangan akan ukuran kekeliruan dalam laporan keuangan, sifat dan keadaan tertentu yang bisa mempengaruhi pengguna laporan keuangan tersebut.
  • Keputusan juga dipengaruhi oleh syarat-syarat legislatif, peraturan dan ekspektasi publik.
  • Jika selama proses audit para auditor mendapat informasi yang bisa mengakibatkan tingkat materialitas yang berbeda, maka opini auditor akan diubah sesuai informasi baru tersebut. Asalkan informasi tersebut akurat dan bisa dipertanggungjawabkan.

Tujuan Penggunaan Materialitas dalam Audit

Lalu apa tujuan digunakannya materialitas dalam audit? Secara umum, tujuan materialitas dalam proses audit adalah untuk membantu pengguna laporan keuangan di tahap akhir untuk bisa membuat keputusan akhir. Pihak yang berkepentingan bisa memiliki informasi yang cukup sesuai dengan yang mereka butuhkan.

Informasi yang didapatkan mencakup transaksi antar pihak yang terkait dan setiap perubahan kebijakan akuntansi yang perlu diperhatikan kedepannya. Semuanya adalah informasi penting yang akan menjadi dasar pengguna laporan keuangan dalam membuat penilaian akan kondisi keuangan perusahaan. Untuk investor, informasi ini bisa membantu mereka memutuskan apakah mereka akan terus berinvestasi atau tidak. Butuh kebijakan baru atau tidak.

Materialitas dalam audit akan menjadi dasar bagi auditor untuk bisa merumuskan opini mereka mengenai keseluruhan tingkat jaminan yang kemudian dilaporkan ke pengguna akhir. Auditor memiliki kewajiban untuk melaporkan apakah ada kekeliruan dalam laporan keuangan atau tidak. Ini merupakan tugas utama dalam audit, karena itulah materialitas sangat penting dalam proses audit.

Contoh Materialitas dalam Audit

contoh materialitas dalam audit

Agar lebih mudah memahami tentang apa itu materialitas dalam audit, contoh materialitas adalah sebagai berikut.

Contoh Materialitas dalam Laporan Keuangan Perusahaan XYZ

Perusahaan XYZ meminjam modal ke bank sejumlah Rp 100 juta. Bank menyetujui pinjaman tersebut, dengan syarat bahwa PT XYZ mampu mempertahankan current ratio perusahaan tetap di atas level 1,0. PT XYZ setuju dan menandatangani persetujuan dengan bank.

Saat menjalankan audit terhadap PT XYZ, auditor menemukan fakta perjanjian dengan bank ini. Dalam hal ini, ternyata PT XYZ memiliki current ratio yang sedikit lebih tinggi dibandingkan batas yang sebelumnya ditentukan, yang mana 1,0. Oleh karena itu, adanya kekeliruan penghitungan dalam laporan keuangan sedikit saja bisa menjadi material.

Misalnya, jika terdapat nominal salah hitung sebesar Rp 3 juta saja, ini bisa mengarah ke pelanggaran terhadap perjanjian yang sudah dilakukan PT XYZ dengan bank. Karena jumlah Rp 3 juta ini bisa mengakibatkan current ratio PT XYZ berada di bawah angka 1,0.

Jadi, nilai sekecil ini juga bisa dianggap sebagai bagian dari materialitas audit. Alasannya karena berpotensi menyalahi aturan yang telah disetujui dengan pihak bank. Meski jumlahnya kecil, tapi tetap bisa sangat berpengaruh pada keputusan akhir yang dibuat oleh pengguna akhir laporan keuangan.

Contoh Materialitas dalam Audit Berdasarkan Potensinya

Adanya kekeliruan dalam laporan keuangan sendiri bisa bersifat material, bisa juga tidak.

Misalnyal, PT A memiliki keuntungan mencapai Rp100 juta, maka kekeliruan dalam pencatatan laporan keuangan sebesar Rp10 juta akan berdampak sangat besar. Sementara itu, PT B memiliki keuntungan mencapai Rp 10 miliar, dengan selisih laporan keuangan sebesar Rp10 juta bisa jadi tidak akan terlalu berpengaruh kepada perusahaan tersebut.

Namun, lain ceritanya jika selisih Rp10 juta itu berpotensi disebabkan karena terjadinya penggelapan oleh karyawan, maka bisa menjadi material juga karena potensi adanya tindakan kriminal di dalam perusahaan. Info ini, meski dianggap nilai kecil di PT B, namun tetap penting untuk diketahui pengguna laporan keuangan.

Contoh di atas menunjukkan bahwa tingkat materialitas tidak hanya dinilai dari nominalnya saja. Tapi perhatikan juga apa dampak kekeliruan tersebut bagi perusahaan. Dari sana, pengguna laporan keuangan bisa melakukan penilaian dan rencana mereka kedepannya.

Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu materialitas dalam audit, tujuan, dan contohnya. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!

Ingin mengetahui informasi lainnya seputar keuangan, ekonomi, dan investasi? Kunjungi Pintu Blog! Pintu adalah aplikasi crypto Indonesia yang telah terdaftar resmi di Bappebti di mana kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp11.000 saja, lho.

Pintu juga menyediakan fitur Pintu Earn, di mana kamu bisa menyimpan aset crypto kamu dan mendapatkan bonus APY hingga belasan persen per tahun. Download Pintu sekarang di App Store dan Play Store kamu masing-masing!

Referensi:

Madhuri Thakur. Audit Materiality Definition. Diakses 12 Juli 2022

PWC. Materiality in audits. Diakses 12 Juli 2022

Wikiaccounting. What is Audit Materiality? Definition, Characteristics, Types And More. Diakses 12 Juli 2022

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->