Bagi seorang wirausahawan ataupun akuntan, istilah seperti harga jual dan harga pokok adalah hal yang tidak asing. Namun tahukah kamu perbedaan harga jual dan harga pokok penjualan? Meskipun terdengar serupa, namun kedua istilah ini tidaklah sama.
Sayangnya, masih banyak wirausahawan baru yang memahami perbedaan harga jual dan harga pokok penjualan. Padahal hal semacam ini akan sangat berpengaruh pada bisnis yang dijalankan. Kegagalan dalam menerapkan harga yang tepat dan mengenali komponen harga dapat menyebabkan bisnis yang kamu jalankan bangkrut. Agar hal ini tidak terjadi, pahami perbedaan harga jual dan harga pokok penjualan melalui artikel di bawah ini.
Sebelum kita membahas lebih jauh perbedaan harga jual dan harga pokok penjualan, kamu harus mengerti apa itu harga jual. Harga jual adalah harga yang dibayarkan oleh konsumen kepada penjual untuk mendapatkan produk atau jasa. Rumus sederhana dari harga jual adalah seluruh biaya pembuatan dan biaya penjualan ditambah margin atau keuntungan yang diinginkan.
Beberapa faktor yang menentukan terbentuknya harga jual adalah kesediaan konsumen untuk membayar produk yang ditawarkan, kesediaan penjual untuk menerima harga yang ditawarkan konsumen atas produknya, serta harga yang ditawarkan oleh kompetitor.
Misalkan kamu ingin memulai usaha kedai kopi. Untuk mengetahui harga jual satu cangkir kopi hitam, kamu harus mengetahui semua komponen harga yang ada pada kopi tersebut. Mulai dari harga bahan baku, biaya pembuatan, biaya penyimpanan, biaya karyawan dan sebagainya. Misalkan total biaya seluruh komponen kopi tersebut adalah Rp10.000
Setelah kamu mengetahui seluruh komponen harga yang ada pada satu cangkir kopi yang kamu buat, kamu harus menentukan berapa keuntungan yang ingin kamu dapatkan dari penjualan satu cangkir kopi tersebut. Misalkan saja kamu ingin mendapatkan tiga puluh persen dari total biaya pembuatan kopi, yakni Rp3.000.
Maka harga jual kopi tersebut adalah total biaya pembuatan kopi ditambah tiga puluh persen biaya komponen sama dengan Rp13.000, dari penjualan ini kamu mendapatkan keuntungan kotor Rp3.000 belum dipotong biaya pajak dan biaya lain jika ada.
Baca juga: Apa itu Open Finance?
Setiap perusahaan yang menjual produk fisik maupun jasa harus mengetahui berapa harga pokok penjualan dari setiap produk yang dijual. Sebelum membahas lebih jauh, tahukah kamu definisi dari harga pokok penjualan? Secara sederhana, harga pokok penjualan adalah total seluruh biaya yang diperlukan untuk memproduksi suatu produk. Pada contoh studi kasus produk fisik, komponen harga pokok penjualan termasuk gaji karyawan, biaya pengemasan, hingga biaya pengiriman.
Mengetahui harga pokok penjualan sangat penting bagi setiap pemangku kepentingan perusahaan termasuk investor. Informasi mengenai harga pokok penjualan kerap menjadi faktor penting saat investor menganalisis nilai perusahaan pada laporan keuangan. Melalui harga pokok penjualan, investor dapat mengetahui berapa tingkat keuntungan perusahaan dan tingkat efisiensi yang dimiliki perusahaan.
Istilah harga pokok penjualan merupakan istilah yang umumnya digunakan pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang fisik. Pada industri jasa, istilah yang lebih sering digunakan adalah cost of revenue atau biaya pendapatan.
Meskipun memiliki pengertian yang hampir serupa, namun sebenarnya terdapat perbedaan harga jual dan harga pokok penjualan. Pada harga pokok penjualan, nilai tersebut belum termasuk persentase margin atau keuntungan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Sedangkan pada harga jual, seluruh komponen biaya sudah termasuk persentase yang ingin dicapai oleh perusahaan. Rumus harga jual adalah, harga pokok penjualan ditambah margin. Itu sebabnya harga jual selalu lebih tinggi daripada harga pokok penjualan.
Sebelum menghitung harga pokok penjualan, kamu harus mengetahui komponen apa saja yang masuk dalam biaya pokok penjualan. Komponen tersebut di antaranya adalah:
Setelah mengetahui semua komponen harga pokok penjualan, kamu dapat menghitung harga pokok penjualan dengan formula berikut:
HPP= (Total Biaya Pembelian bersih + Persediaan awal)- Sisa Persedian Akhir
Kamu sudah tahu perbedaan harga jual dan harga pokok penjualan, kini kamu juga harus tahu cara menghitung harga jual. Beberapa pendekatan yang bisa kamu gunakan untuk menentukan harga jual di antaranya adalah:
Harga mark up adalah pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga jual produk dengan menambahkan persentase tambahan sebagai keuntungan perusahaan. Caranya dengan menemukan total seluruh biaya pokok penjualan kemudian menambahkannya dengan persentase mark up.
Harga Jual = Harga Perolehan + (Harga Perolehan x % Mark up)
Contoh, jika kamu memiliki perusahaan yang memproduksi suatu item dengan biaya Rp15.000 dengan menghitung semua biaya bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain. Kemudian kamu ingin mendapatkan untung 25% dari total biaya diatas, maka harga jual pada setiap item adalah Rp18.750.
Baca juga: Pengertian, Fungsi dan Contoh Bisnis Ritel
Metode ini mirip dengan metode mark up. Namun, bedanya kamu sudah tahu berapa harga jual yang diinginkan. Rumus margin adalah sebagai berikut:
Margin = (Harga Jual – Harga Perolehan) / Harga Jual
Margin = (Rp18.750 – Rp15.000) / Rp18.750
Margin = 20%
Harga keystone biasanya digunakan pada bisnis retail yang menjual kembali harga barang dengan kelipatan tertentu. Misalkan sebuah department store membeli sebuah barang dengan harga Rp1.000, kemudian dijual kembali dengan harga Rp1.300. Harga keystone digunakan pada barang dengan risiko tinggi misalkan buah atau makanan yang mudah rusak.
Ayo investasi kripto melalui Pintu hanya dengan modal awal Rp11.000 saja. Kamu bisa memperdagangkan berbagai token unggulan seperti USDT, Ethereum, Bitcoin, dan sebagainya. Kamu juga bisa memanfaatkan fitur Pintu Earn dan PTU Staking untuk mendapatkan pasif Income. Install Aplikasi Pintu sekarang juga!
Referensi:
Hubspot, How to Calculate Your Product’s Actual (and Average) Selling Price, diakses tanggal 2 September 2022Â
SquareUp, What Is Cost of Goods Sold and How Do You Calculate It, diakses tanggal 2 September 2022
GoCardLess, How to calculate the Cost Of Goods Sold, diakses tanggal 2 September 2022