Teori produksi adalah konsep ekonomi yang menjelaskan bagaimana perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan.
Dalam teori produksi, terdapat beberapa aspek penting yang harus dipahami oleh perusahaan dan negara, yaitu input, output, dan teknologi produksi.
Apa itu teori produksi dan bagaimana perbedaan input, output, dan teknologi produksi dalam teori produksi? Simak informasinya berikut ini.
Teori produksi adalah sebuah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara tujuan produksi yang diinginkan dengan faktor-faktor produksi yang terlibat.
Teori produksi digunakan sebagai pedoman agar produksi dapat mencapai tujuan yang diharapkan dengan mempertimbangan dan memaksimalkan berbagai faktor produksi yang dimiliki oleh produsen.
Teori produksi menurut para ahli yang pertama datang dari Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo yang berpendapat bahwa teori produksi merupakan penciptaan atau penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi.
Teori produksi menurut para ahli selanjutnya merupakan pendapat dari Drs. Mohamad Hatta yang menyatakan bahwa teori produksi merupakan segala pekerjaan yang menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada, dan membagikan guna itu di antara orang banyak.
Input dalam teori produksi adalah sumber daya yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan output. Input ini dapat berupa tenaga kerja, modal, bahan baku, dan sumber daya alam lainnya.
Di sisi lain, output adalah hasil dari produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Output ini dapat berupa barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Sedangkan teknologi produksi adalah cara perusahaan mengolah input menjadi output. Dalam teori produksi, terdapat beberapa konsep penting yang harus dipahami oleh perusahaan dan negara yaitu:
Fungsi produksi adalah hubungan antara input dan output dalam produksi. Fungsi produksi ini dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan matematis yang menunjukkan hubungan antara input dan output.
Contoh fungsi produksi yang sederhana adalah Q = f(K,L), di mana Q adalah output, K adalah modal, dan L adalah tenaga kerja.
Biaya produksi adalah jumlah uang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan output. Biaya produksi ini dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan berubah. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan oleh perusahaan.
Produktivitas adalah rasio antara output dengan input yang digunakan dalam produksi. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan efisiensi penggunaan input dalam produksi.
Baca Juga: 6 Cara dan Strategi Memasuki Pasar Internasional
Dalam teori produksi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi produksi, yaitu:
Skala produksi adalah ukuran produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. Skala produksi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan jumlah input yang digunakan dalam produksi.
Efisiensi produksi adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output dengan biaya yang minimal. Efisiensi produksi dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan produktivitas dalam produksi.
Berikut ini beberapa contoh teori produksi berdasarkan jenis produk:
Produksi ekstraksi adalah sebuah kegiatan produksi yang digunakan untuk menambah atau menciptakan nilai guna dengan cara mengambil bahan-bahan langsung dari sumber daya alam.
Beberapa contoh produksi ekstraksi meliputi kegiatan tambang emas, tembaga, batu bara, nikel, kobalt, besi, dan minyak bumi.
Produksi agraris adalah sebuah kegiatan produksi yang memberikan nilai tambah atau menciptakan nilai pada hewan dan tumbuhan.
Beberapa contoh produksi agraris meliputi produksi di bidang pertanian seperti beras, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.
Selanjutnya ada juga produksi industri yang merupakan kegiatan industri untuk menciptakan nilai tambah dengan mengubah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
Beberapa contoh produksi industri di antaranya adalah pengolahan makanan kemasan, pakaian, bahan-bahan konstruksi, kendaraan bermotor, alat-alat elektronik, dan sebagainya.
Baca Juga: Apa itu Biaya Provisi di Bank, Rumus dan Besarannya?
Perdagangan merupakan salah satu contoh teori produksi karena meliputi proses pemindahan barang dari produsen ke konsumen.
Para pedagang akan membeli barang dari produsen dengan harga yang lebih terjangkau dengan cara melakukan pembelian grosir.
Setelah itu para pedagang akan menjual produk tersebut ke pembeli yang merupakan konsumen maupun pedagang retail dengan selisih harga tertentu untuk mendapatkan keuntungan.
Produksi jasa adalah salah satu contoh teori produksi lainnya yang merupakan kegiatan produksi melalui proses pemberian pelayanan kepada konsumen.
Beberapa contoh produk di bidang jasa ini di antaranya adalah layanan telekomunikasi, kesehatan, pendidikan, hiburan, dan perbankan.
Dalam era globalisasi saat ini, teori produksi menjadi semakin penting bagi perusahaan dan negara. Teori produksi membantu perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya yang tersedia secara efisien untuk menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan.
Dengan menggunakan teori produksi, perusahaan dapat memaksimalkan output dengan biaya yang minimal. Negara juga dapat menggunakan teori produksi untuk mengembangkan sektor produksi agar dapat bersaing dalam pasar global yang semakin ketat.
Referensi: