Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan penguatan menjelang akhir Oktober 2025, menandai potensi penutupan bulanan tertinggi sepanjang sejarah. Setelah sempat turun ke level Rp1,69 miliar (setara $102.000), BTC kini kembali ke kisaran Rp1,89 miliar ($114.500) dan membuka peluang reli lanjutan.
Sentimen pasar crypto pun mulai membaik setelah pekan penuh gejolak akibat isu tarif AS–China dan spekulasi pemotongan suku bunga The Fed. Di tengah kondisi ini, banyak analis percaya bahwa momentum bullish bisa berlanjut hingga akhir tahun, dengan potensi target menembus Rp2,07 miliar ($125.000).
Bitcoin berhasil memantul dari titik terendahnya dan kembali menembus rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 21 minggu, yang dianggap sebagai level penting oleh para analis teknikal.
Trader Rekt Capital menilai bahwa BTC saat ini tengah berada dalam fase konsolidasi besar, dengan peluang untuk menjadikan puncak harga September sebagai area support baru. Ia menegaskan, tren makro Bitcoin masih positif selama harga bertahan di atas kisaran Rp1,81 miliar.
Namun, tidak semua pelaku pasar crypto yakin dengan kebangkitan ini. Beberapa analis seperti Roman memperingatkan potensi pola Head & Shoulders bearish jika BTC gagal mempertahankan level Rp1,81 miliar.
Volume perdagangan yang relatif menurun dan indikator RSI yang menunjukkan divergensi negatif memperkuat pandangan bahwa reli ini bisa menjadi “jebakan bull” jangka pendek.

Fokus utama pasar minggu ini tertuju pada keputusan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) yang akan diumumkan Rabu malam waktu AS. Berdasarkan data CME Group FedWatch Tool, peluang pemotongan suku bunga sebesar 0,25% mencapai lebih dari 95%. Langkah ini dianggap sebagai katalis positif bagi pasar cryptocurrency karena menurunkan tekanan pada dolar AS dan meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin dan Ethereum (ETH).
Baca juga: Strategy Tambah 390 BTC, Total Kepemilikan Jadi 640.808 BTC!
Selain itu, kabar negosiasi dagang antara AS dan Tiongkok yang disebut-sebut akan mencapai kesepakatan juga memberikan napas segar bagi pasar global. Indeks S&P 500 melonjak tajam setelah pengumuman ini, menambah optimisme bahwa kondisi makro dapat mendukung pergerakan positif crypto dalam jangka pendek. Situasi ini memperkuat narasi bahwa Bitcoin bisa menjadi lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi.
Analis jaringan Timothy Peterson memaparkan hasil simulasi AI yang menunjukkan bahwa Bitcoin berpotensi mencapai Rp2,07 miliar ($125.000) sebelum akhir Oktober. Menurutnya, setiap kali bank sentral melakukan pelonggaran moneter (quantitative easing), harga Bitcoin cenderung melonjak karena meningkatnya likuiditas di pasar. Peterson menegaskan bahwa tidak ada gelembung harga yang berlebihan, dan bahwa setiap koreksi hanyalah bagian dari siklus pertumbuhan alami Bitcoin.
Ia juga menyoroti konsep Metcalfe’s Law, di mana nilai jaringan Bitcoin meningkat seiring bertambahnya jumlah pengguna aktif. Dengan peningkatan jumlah alamat aktif di jaringan, indikator fundamental ini menjadi alasan kuat mengapa pasar masih berada di fase bullish jangka panjang. Jika proyeksi ini tepat, maka Oktober 2025 akan menjadi “Uptober” terbaik dalam sejarah crypto.
Meski volatilitas tinggi masih terjadi, data dari CoinGlass menunjukkan bahwa Bitcoin telah naik sekitar 1% dibanding pembukaan bulan Oktober. Hal ini cukup untuk menghindarkan Oktober 2025 dari predikat “bulan terburuk dalam sejarah Bitcoin”. Trader Daan Crypto Trades menilai bahwa rentang pergerakan harga Bitcoin selama empat bulan terakhir yang hanya 8% menunjukkan fase akumulasi menjelang pergerakan besar berikutnya.
Baca juga: Harga 1 Pi Network (PI) di Indonesia Hari Ini (28/10/25)
Sementara itu, Crypto Fear & Greed Index menunjukkan bahwa sentimen pasar berada di level netral, menandakan keseimbangan antara ketakutan dan optimisme investor. Jika BTC berhasil menembus Rp1,92 miliar ($115.750), maka bulan ini akan mencatat penutupan bulanan tertinggi sepanjang masa, memperkuat kepercayaan bahwa siklus bullish baru telah dimulai.

Data dari CryptoQuant memperlihatkan bahwa investor jangka pendek atau short-term holders (STH) kini kembali berada di zona profit dengan harga rata-rata beli di Rp1,88 miliar ($113.000). Tingkat keuntungan ini merupakan yang tertinggi sejak awal Oktober. Menurut analisis historis, setiap kali lebih dari 80% pasokan Bitcoin berada dalam kondisi untung, biasanya akan terjadi fase konsolidasi sehat sebelum kenaikan berikutnya.
Situasi ini menandakan bahwa banyak pelaku pasar lebih memilih menahan aset mereka alih-alih menjualnya. Tren ini memperkuat ekspektasi bahwa pasar crypto masih memiliki ruang untuk tumbuh, terutama jika volume pembelian institusional terus meningkat dalam beberapa pekan ke depan.
Dengan kombinasi antara optimisme makroekonomi, prediksi AI yang positif, dan sinyal on-chain yang menguat, Bitcoin tampak siap menutup Oktober 2025 dengan rekor baru. Jika reli ini berlanjut, bukan tidak mungkin BTC akan menembus Rp2 miliar dalam waktu dekat dan membawa pasar cryptocurrency menuju fase bullish berikutnya. Namun, investor tetap disarankan untuk berhati-hati terhadap potensi volatilitas jangka pendek menjelang keputusan The Fed.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.