Inflasi Amerika Serikat mulai mengalami penurunan sehingga banyak yang mulai meyakini kebijakan The Fed menaikkan suku bunga akan segera berakhir. Imbal hasil US Treasury yang melandai menjadi katalis positif untuk pasar crypto. Bitcoin saat ini bersiap untuk memasuki uptrend macro baru. Mau tahu penjelasannya yang lebih lengkap? Simak ulasannya di analisis pasar berikut.
Seperti biasa, tim trader Pintu telah mengumpulkan berbagai data penting yang melakukan analisis terhadap makroekonomi dan pergerakan pasar crypto selama sepekan terakhir. Akan tetapi, perlu kamu perhatikan bahwa semua informasi pada Analisis Pasar ini bertujuan sebagai edukasi, bukan saran finansial.
Berdasarkan data dari Biro Analisis Ekonomi Amerika Serikat, tingkat inflasi AS yang diukur menggunakan indeks harga Personal Consumption Expenditures (PCE) mengalami penurunan dari 5,3% pada Januari menjadi 5% pada Februari. Di bawah dari ekspektasi pasar yang sebesar 5,3%.
Sementara itu, indeks tahunan harga inti PCE yang digunakan oleh The Fed untuk mengukur inflasi juga turun dari 4,7% menjadi 4,6% pada periode yang sama. Angka tersebut juga di bawah proyeksi pasar yang sebesar 4,7%. Lebih lanjut, data yang sama memperlihatkan pendapatan perorangan naik 0,3% secara bulanan pada Februari. Lalu, pengeluaran perorangan juga naik naik 0,2% secara bulanan.
Penurunan inflasi bisa dianggap sebagai pertanda positif, menunjukkan langkah The Fed memperketat kebijakan moneter pada tahun sebelumnya mulai membuahkan hasil.
Pasar saham AS kemudian merespons positif pasca keluarnya kabar perlambatan inflasi dari bulan sebelumnya. Selain itu, tingkat pengeluaran konsumen juga mulai lebih stabil. Terlepas dari permasalahan perbankan AS dan tingginya tingkat suka bunga, optimisme investor masih terlihat dari kenaikan indeks saham global. Indeks tersebut masih berada di jalur yang tepat untuk menguat secara berturut-turut dalam dua kuartal terakhir. Hal ini mengindikasikan kebijakan The Fed untuk menaikkan suku bunga dapat berakhir dalam waktu dekat. Di satu sisi, kenaikan dolar AS juga mulai berkurang.
Laporan para ahli dari Bank of America menyebutkan bahwa jumlah kepemilikan uang tunai para investor meningkat secara drastis. Bahkan, tingkat kenaikan tersebut belum pernah terlihat sejak periode pandemi lalu. Investor saat ini mencari bunga yang lebih tinggi di reksadana pasar uang terlepas dari kondisi perbankan saat ini. Data EPFR Global yang dikutip para ahli menunjukkan investor telah memindahkan US$ 508 miliar ke dana tunai pada kuartal pertama tahun ini. Sekaligus menandai inflow terbesar secara kuartalan sejak fase awal pandemi yang lalu. Dalam dua minggu terakhir, lebih dari US$ 100 miliar telah disalurkan ke reksadana pasar uang.
Berdasarkan chart di bawah, indeks S&P 500 telah mencatatkan rata-rata kenaikan sebesar 1,4% pada bulan April dari periode 1928 sampai 2022, menjadikannya periode bulan terbaik kedua di pasar saham. Hanya bulan Juli yang memiliki rata-rata kenaikan lebih tinggi, yakni 1,7%.
Pada 12 Maret, The Fed dan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengambil langkah untuk mengontrol krisis perbankan setelah harga indeks saham finansial turun 14,1% pada periode 6-17 Maret. Selepas itu, indeks tersebut telah pulih sebesar 3,2%. Lalu, keseluruhan pasar juga telah berkinerja jauh lebih baik dari perkiraan terlepas dari krisis perbankan. Hal ini didorong oleh tumbuhnya kepercayaan bahwa yang terburuk sudah berakhir, dan adanya langkah The Fed dan FDIC yang akan menstabilkan situasi jika dirasa perlu.
Imbal hasil US Treasury juga mulai stabil setelah melalui fluktuasi sepanjang kuartal ini. Investor sebelumnya dihadapkan pada permasalahan yang diakibatkan oleh krisis perbankan dan tingkat perubahan suku bunga imbas inflasi yang tinggi. Turunnya imbal hasil US Treasury 10 tahun dari 4,06% pada 2 Maret menjadi 3,55% baru-baru ini telah menjadi faktor yang mendukung rally pasar saham dan crypto secara keseluruhan.
Berdasarkan data mingguan Departemen Tenaga Kerja AS yang diterbitkan Kamis, terdapat sebanyak 198.000 klaim pengangguran dalam sepekan yang berakhir di 25 Maret. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi pasar yang sebesar 196.000 dan sedikit naik dari data minggu sebelumnya yang sebesar 191.000.
Lebih lanjut, laporan tersebut juga memperlihatkan bahwa tingkat the advance seasonally adjusted insured unemployment berada di 1,2%. Sementara rata-rata moving average empat pekannya berada di 198.250, mencerminkan kenaikan 2.000 dari rata-rata sebelumnya. Lalu, jumlah dari seasonally adjusted insured unemployment claims juga naik menjadi 1,69 juta pada pekan yang berakhir di 18 Maret, naik 4.000 dari pekan sebelumnya.
Pada 3 Mei mendatang, The Fed akan menentukan tingkat suku bunga jangka pendek. Berdasarkan Wall Street, terdapat kemungkinan sebesar 45% di mana The Fed akan menjaga tingkat suku bunga. Sementara 55% memproyeksikan The Fed akan menaikkannya sebesar 25 bps. Walaupun The Fed tidak mungkin membantah evaluasi tersebut, para pemimpinnya menunda keputusan mereka sampai mereka dapat mengevaluasi data baru.
Faktor potensi resesi ekonomi AS masih akan menjadi faktor utama yang menentukan tingkat suku bunga sepanjang 2023. Beragam indikator memperlihatkan bahwa resesi mungkin terjadi, seperti inverted yield curve yang secara historis memprediksi resesi secara akuarta. Ditambah lagi, pelemahan harga hunian, terutama karena sektor perumahan merupakan pendorong penting bagi perekonomian, semakin mendukung hipotesis tersebut
Kendati begitu, tingkat pengangguran masih berada di tingkat yang cenderung rendah, mengindikasikan resesi ekonomi belum akan terjadi. Sebenarnya, tingkat pengangguran sempat naik pada Februari menjadi 3,6%, imbas dari PHK yang terjadi di sektor teknologi. Namun, sektor lain, khususnya rekreasi dan perhotelan masih terus menghasilkan lapangan pekerjaan.
Jika resesi memang terjadi, hal tersebut mungkin berkontribusi terhadap turunnya inflasi sehingga memungkinkan The Fed untuk menurunkan suku bunga. Meskipun begitu, the Fed menekankan bahwa tujuannya adalah untuk mengurangi inflasi dan saat ini tidak melihat adanya pelemahan ekonomi.
Jika dilihat dari candle bulanan, saat ini BTC ditutup di atas macro downtrend line. Hal tersebut akan mengonfirmasi terjadinya breakout, sekaligus menjadi awal dari uptrend macro yang baru. Secara historis, indikator tersebut merupakan pertanda positif BTC akan keluar dari tren bearish. Namun, hal ini bukan berarti BTC akan segera berada dalam tren positif, akan tetapi setidaknya BTC akan menjadikan level 20.000 sebagai titik suppot. Terlepas dari semua itu, BTC seharusnya akan menuju macro uptrend yang baru secara jangka panjang.
Sementara dari candle mingguan, sayangnya BTC memperlihatkan sudah mengalami overheated pasca tren kenaikan sejak dua minggu lalu. Hal tersebut bisa terlihat dari indikator bollinger band di bawah ini. Saat ini, investor perlu mencari titik masuk yang tepat untuk mengikuti momentum upward ke depan. Sayangnya, harga saat ini bukanlah titik ideal untuk masuk ke pasar.
Titik resistance lain yang perlu diperhatikan adalah garis retracement fibonacci di level 0,236 dari chart mingguan. Saat ini merupakan minggu ketiga di mana BTC mencoba untuk melewati titik resistance tersebut. Secara umum, ketika harga ditutup secara bulanan di bawah titik resistance bisa membuat harga mengalami koreksi. Jika koreksi ternyata cukup signifikan, BTC bisa mengalami uji-ulang macro downtrend seperti 2015. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan bagaimana BTC akan bereaksi terhadap titik resistance tersebut.
π Bursa Pertukaran: Karena cadangan devisa di bursa pertukaran berlanjut turun, ini mengindikasikan tekanan jual yang lebih rendah. Sementara net deposits jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata tujuh hari terakhir. Tingginya deposit bisa diartikan tekanan jual yang lebih tinggi.
π» Penambang: Para penambang menjual kepemilikannya dalam rentang yang moderat jika dibandingkan rata-rata setahun terakhir. Pendapatan penambang juga berada di rentang yang moderat jika dibandingkan rata-rata setahun terakhir.
π On-Chain: Lebih banyak investor yang menjual dalam posisi rugi. Di tengah kondisi pasar yang bearish, hal tersebut bisa mendikasikan market bottom. Pergerakan para holder jangka panjang dalam tujuh hari terakhir lebih rendah dari rata-rata. Mereka mempunyai motif untuk memegang koin mereka. Investor berada dalam fase anxiety di mana mereka menghadapi keuntungan yang belum terealisasikan di posisi moderat.
π¦Derivatif: Trader dengan posisi long jauh lebih dominan dan bersedia membayar para trader dengan posisi short. Sentimen beli jauh lebih dominan di pasar derivatif. Lebih banyak buy orders yang diisi oleh para taker. Seiring dengan open interest (OI) meningkat, hal tersebut menandakan lebih banyak likuiditas, volatilitas, dan perhatian yang masuk ke pasar derivatif. Tren kenaikan OI bisa mendukung tren pergerakan harga yang sedang berlangsung.
π Indikator Teknikal: Indikator RSI memperlihatkan kondisi netral. Lalu, indikator stochastic juga menunjukkan kondisi netral di mana harga saat ini berada di titik moderat di antara titik tertinggi-terendah dalam 2 pekan terakhir.
Bagikan