Keputusan The Fed yang belum akan melonggarkan kebijakan moneter pada tahun depan berpotensi menghambat pertumbuhan laju ekonomi. Sementara itu, pasar crypto diselimuti sentimen negatif akibat adanya beberapa berita FUD dalam sepekan terakhir.
Tim trader Pintu telah mengumpulkan berbagai data penting dari pasar crypto selama sepekan terakhir yang terangkum dalam Analisis Pasar ini. Akan tetapi, perlu kamu perhatikan bahwa semua informasi pada Analisis Pasar bertujuan sebagai edukasi, bukan saran finansial.
Pada FOMC meeting terakhir di tahun ini yang berlangsung Rabu (14/12), The Fed memutuskan menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 bps. Keputusan tersebut sudah diantisipasi oleh seluruh pelaku pasar. Dengan demikian, suku bunga acuan The Fed kini menjadi 4.25-4.50%. Sementara itu, pada jumpa pers, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan, kebijakan suku bunga akan ketat, tapi tidak akan terlalu ketat.
Pada “dot plot” terbaru diketahui bahwa sebanyak 17 dari 19 anggota FOMC memproyeksikan suku bunga The Fed pada tahun depan akan melebihi 5%. Kini, median proyeksi dari para anggota FOMC berubah menjadi 5.1%, naik dari 4.6% pada dot plot September. Ketika mencapai level 5.1%, besar kemungkinan The Fed akan akan berhenti menaikkan suku bunga acuan. Hal ini dilakukan agar implementasi pengetatan kebijakan moneter tersebut bisa terasa efeknya ke perekonomian.
Dengan hanya 2 dari 19 anggota FOMC yang memproyeksikan suku bunga di bahwa 5%, hal ini menjadi sikap hawkish yang mengejutkan. Berdasarkan proyeksi dari The Fed teranyar, the Fed kemungkinan besar akan menjaga suku bunga tinggi pada periode yang lama. Alih-alih menentukan kapan kenaikan akan berakhir. Untungnya, median proyeksi suku bunga untuk 2024 dan 2025 masing-masing turun menjadi 4.1% dan 3.1%.
Imbas dari kebijakan The Fed yang ketat, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya akan tumbuh 0.5% dan 1.6% pada 2023 dan 2024. Sementara tingkat pengangguran diekspektasikan akan naik menjadi 3.7-4.6% pada akhir tahun 2023 mendatang.
Sejauh ini, The Fed ingin melihat lebih banyak bukti nyata bahwa inflasi mereda dan berada dalam tren penurunan sebelum melonggarkan kenaikan suku bunga. Seiring dengan kenaikan The Fed yang lebih agresif, maka akan memperkecil kemungkinan skenario soft landing untuk perekonomian. Terlebih lagi, The Fed menegaskan bahwa keputusan kenaikan suku bunga pada Februari akan bergantung pada data-data yang akan datang.
Yield US Treasury 2 tahun jatuh ke level 4.24%, merefleksikan ekspektasi pasar yang memperkirakan suku bunga akan mulai turun pada tahun depan. Sedangkan spread antara yield US Treasury 10 tahun dan 2 tahun masih berada di -73bps.
Di saat bersamaan, indeks dolar AS mengalami kenaikan hingga 1.4% dari titik terendahnya sebelum pengumuman sikap The Fed yang hawkish tersebut.
Dalam sepekan terakhir, pasar crypto dihantui oleh FUD terkait Binance yang tidak mempunyai cadangan aset terhadap 100% reserve-nya. Lebih lanjut, juga terdapat kabar adanya kemungkinan penyeledikan terkait pencucian uang. Imbasnya, Binance mengalami penarikan dana harian terbesar, yakni hampir mencapai 4.5 miliar dolar AS dalam kurun waktu 24 jam.
Sementara pada akhir pekan, Mazars, lembaga yang melakukan audit terhadap Binance dan beberapa bursa kripto lainnya, mengumumkan tengah menghentikan layanan kepada klien crypto-nya. Hal ini membuat pasar crypto mengalami penurunan hampir 4% dalam sehari. BTC yang sempat menembus level 18,500, harus kembali turun ke area 16,800 pada hari Jumat (16/12). Pada grafik harian, terlihat bahwa BTC menyentuh EMA 55 hari sebagai titik resistance dan kemudian kembali turun.
ETH gagal untuk bisa melewati level resistance 1,355. Kemudian, ETH justru mengalami momentum bearish sehingga harganya kembali turun ke kisaran area 1,200. Level support ETH berikutnya ada di 1,150 dan 1,070.
Tingkat pendanaan yang negatif di pasar futures menandakan adanya sentimen negatif di kalangan para trader. Sejatinya, pasar nampak tidak berada dalam posisi ketakutan layaknya pertengahan November kemarin. Jika kita lihat dalam 1-2 pekan ke balakang, terlihat pasar sempat bergerak menjadi positif walau akhirnya kembali jadi negatif. Ini menandakan bahwa sentimen di pasar masih bearish.
Analisis On-Chain:
📊 Bursa Pertukaran: Seiring dengan cadangan devisa yang terus turun, ini menandakan tekanan jual lebih rendah. Sementara net deposit jauh lebih tinggi dari rata-rata tujuh hari terakhir. Tingginya deposit bisa diartikan sebagai tekanan jual yang lebih tinggi.
💻 Penambang: Para penambang menjual kepemilikannya dalam rentang moderat dibandingkan rata-rata setahun terakhir. Pendapatan penambang berada dalam rentang moderat jika dibandingkan dengan rata-rata setahun terakhir,
🔗 On-Chain: Lebih banyak investor yang menjual dalam posisi rugi. Di tengah kondisi pasar yang sedang bearish, hal tersebut bisa menandakan market bottom. Para pemegang jangka panjang dalam tujuh hari terakhir jauh lebih rendah dari rata-rata. Mereka punya motif untuk memegang koin mereka. Investor berada dalam fase kapitulasi di mana mereka menghadapi kerugian yang belum terealisasikan. Ini mengindikasikan berkurangnya motif untuk menjual dalam posisi rugi yang berujung pada penurunan tekanan jual.
🏦 Derivatif: Trader dengan posisi short jauh lebih dominan dan bersedia membayar para trader dengan posisi long. Sentimen jual masih dominan di pasar derivatif. Lebih banyak sell orders yang diisi oleh para taker. Seiring dengan open interest (OI) turun, hal tersebut menandakan investor menutup posisi futures mereka dan berpeluang terjadi pembalikan tren. Sebagai gantinya, ini bisa memicu kemungkinan terjadinya long/short-squeeze yang disebabkan pergerakan harga secara tiba-tiba atau sebaliknya.
Bagikan
Disertai Video
8 Jan 2023
Disertai Video
30 Nov 2022
Disertai Video
8 Jan 2023
Disertai Video
30 Nov 2022