Harami candlestick merupakan salah satu indikator penting karena kemunculannya menandakan adanya sinyal trend reversal. Dalam praktiknya, harami candlestick kerap ditemui oleh para trader baik dalam posisi bullish maupun bearish. Lantas apa itu harami candlestick? Mengapa ia memberikan sinyal trend reversal? Simak selengkapnya di artikel berikut.
Harami candlestick adalah pola candlestick yang dianggap memberikan sinyal reversal, yakni peluang perubahan tren harga di pasar. Dengan demikian, harami candlestick banyak digunakan oleh para trader ketika hendak melakukan pembelian atau penjualan aset crypto.
Pola harami candlestick akan terbentuk ketika terdapat body candlestick yang sepenuhnya tertelan oleh body candlestick sebelumnya. Inilah mengapa pola candlestick ini bernama harami yang merupakan bahasa Jepang dari hamil. Harami candlestick dapat terjadi pada uptrend maupun downtrend.
Hal terpenting untuk mengidentifikasi pola harami candlestick adalah body candlestick yang kedua harus jauh lebih kecil dan sepenuhnya tertelan oleh body candlestick sebelumnya.
Walau begitu, harami candlestick memerlukan adanya konfirmasi terlebih dahulu untuk memastikan terjadinya reversal. Cara terbaik untuk mengetahuinya adalah sampai candlestick berikutnya ditutup. Jika ternyata candlesticknya juga bullish, maka mengonfirmasi pembalikan tren menjadi uptrend. Sebaliknya, jika candlestick-nya bearish, maka mengonfirmasi pembalikan tren menjadi downtrend. Oleh karena itu, terdapat dua macam pola harami candlestick, yakni bullish harami pattern dan bearish harami pattern.
Seperti terlihat pada gambar di atas, bullish harami adalah pola candlestick yang memperlihatkan tren harga yang berbalik arah menjadi menguat. Namun, untuk dapat disebut sebagai bullish harami, harga aset harus mengalami downtrend terlebih dahulu.
Bullish harami terjadi ketika ada candlestick bullish (hijau) berukuran lebih kecil dan sepenuhnya ditelan oleh candlestick bearish yang besar (merah). Candlestick hijau kecil tersebut mengindikasikan tekanan jual mereda dan para pembeli mulai mengambil alih. Sementara keberadaan candlestick bullish kedua (hijau) barulah menjadi sinyal konfirmasi terjadinya reversal.
Sementara itu, bearish harami merupakan kebalikan dari bullish harami. Ia merupakan pola candlestick yang menunjukkan adanya perubahan harga dari menguat berganti menjadi melemah. Agar menjadi lebih reliabel, harga aset harus menagalami uptrend terlebih dahulu.
Tak jauh berbeda, terjadinya bearish harami harus dimulai dengan candlestick bullish (hijau) yang menelan sepenuhnya candlestick berikutnya, yakni bearish (merah). Candlestick hijau yang besar berarti aksi beli tengah kuat dan mendominasi. Sementara candlestick merah yang kecil memberi sinyal aksi beli mereda dan aksi jual mulai dominan. Lalu, keberadaan candlestick bearish (merah) berikutnya akan mengonfirmasi terjadinya reversal.
Sayangnya, karena karakteristik pasar crypto berbeda dengan pasar saham maupun forex, maka terdapat perbedaan pula pada pola harami candlestick-nya. Pasar forex dan saham mempunyai jadwal buka dan tutup perdagangan yang pasti sehingga membuat setiap candlestick mempunyai jarak yang sama setiap harinya.
Sementara di pasar crypto, perdagangan yang berlansung 24×7 nonstop membuat jarak setiap candlestick menjadi sangat dekat. Ini membuat bentuk candlestick kedua di harami crypto sedikit berbeda. Tak lagi berbentuk seperti ibu hamil. Namun secara konsep sejatinya masih sama, candlestick kedua harus bergerak berlawanan dan seutuhnya ditelan oleh candlestick sebelumnya.
Sebagai pemberi sinyal downtrend beralih ke uptrend, kemunculan bullish harami akan dianggap lebih dapat diandalkan ketika ditemukan di kondisi oversold. Seperti terlihat pada pergerakan ETH di atas, bullish harami menjadi titik akhir downtrend sekaligus awal mula terjadinya uptrend. Setelah rentetan lower highs dan lower lows, kemudian muncul candle bearish besar pada awal pola bullish harami. Candle tersebut menandakan fase akhir downtrend dan harga segera memasuki fase kapitulasi.
Fase kapitulasi adalah sebuah fase ketika para investor dan trader menjual aset mereka karena meyakini harga akan terus turun (bearish). Walaupun dianggap sebagai indikator negatif, beberapa investor meyakini fase ini sebagai kesempatan untuk beli karena harga sedang murah.
Setelah candlestick bearish besar, kemudian muncul candlestick bullish yang lebih kecil dan tertelan sepenuhnya. Pada titik ini, bullish harami candlestick sudah terbentuk. Namun, keberadaan candlestick berikutnya yang kembali bullish barulah mengonfirmasi terjadinya tren reversal. Selepas kemunculan bullish harami yang terkonfirmasi, harga ETH berbalik menguat. Namun, perlu diingat tidak semua trend reversal akan berakhir menjadi rally panjang. Kendati begitu, sebagian trader kerap menjadikan bullish harami sebagai titik masuk untuk akumulasi.
Berbanding terbalik, bearish harami sering menjadi penanda harga akan memulai tren bearish terbaru. Tak pelak, ia hanya dapat ditemui pada akhir uptrend. Sebagai contoh perhatikan grafik harga XRP di atas. Terlihat pada akhir uptrend muncul candlestick hijau besar yang diiringi dengan candlestick merah yang body-nya tertelan seutuhnya.
Hal tersebut memperlihatkan kondisi pasar yang melemah sehingga tidak dapat mendorong harga kembali naik. Setelah munculnya bearish harami, muncul kembali candlestick merah yang mengonfirmasi sinyal downtrend. Terlihat di grafik setelah itu XRP memulai tren harga yang menurun. Candlestick yang mengonfirmasi tersebut bisa dijadikan sebagai titik keluar ataupun titik masuk bagi trader yang ingin melakukan short.
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan ketika trading menggunakan harami candlestick.
Sebagai indikator teknikal, harami candlestick bisa membantu para trader dalam mengambil keputusan karena berkaitan dengan perubahan tren harga. Lewat harami candlestick, trader bisa menentukan titik masuk dan keluar baik untuk posisi long ataupun short. Namun, tetap harus diwaspadai bahwa harami candlestick bisa saja memberikan sinyal palsu.
Oleh karena itu, sebaiknya gunakan indikator teknikal lainnya, level support dan resistance, hingga sentimen pasar untuk memastikan sinyal yang dihasilkan lebih dapat dipercaya. Tak lupa untuk selalu menerapkan manajemen risiko agar terhindar dari kerugian-kerugian yang tidak dinginkan.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
James Chen, Bullish Harami: Definition in Trading and Other Patterns, Investopedia, diakses pada 8 Mei 2023.
James Chen, Bearish Harami: Definition and Trading Strategies, Investopedia, diakses pada 8 Mei 2023.
Warren Venketas, Harami Candlestick Patterns: A Trader’s Guide, DailyFx, diakses pada 8 Mei 2023.
Richard Snow, A Guide to Multiple Time Frame Analysis, DailyFx, diakses pada 9 Mei 2023
Bagikan