Bullish divergence adalah salah satu sinyal yang dicari kemunculannya oleh para trader karena menandakan potensi pembalikan tren harga untuk menguat. Kemunculan sinyal ini sering dianggap sebagai kesempatan yang baik untuk melakukan aksi pembelian. Adapun, untuk menemukannya, investor perlu melakukan analisa pergerakan harga menggunakan indikator teknikal seperti stochastic, RSI, maupun MACD.
Namun kenyataannya, mencari sinyal yang satu ini bukanlah perkara mudah dan diperlukan analisa yang menyeluruh dan cermat. Oleh karena itu, melalui artikel ini, kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal bullish divergence serta bagaimana cara menganalisanya.
Sebelum membahas soal bullish divergence, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu soal divergence. Adapun, divergence merupakan kondisi pasar ketika harga suatu aset bergerak ke arah yang berbeda dengan indikator teknis, misalnya oscillators. Munculnya pola divergence bisa menjadi penanda apakah sebuah tren berlanjut, melambat, atau justru berbalik arah (reversal).
Divergence sendiri terbagi menjadi dua jenis, yakni divergence negatif dan divergence positif. Salah satu pola divergence yang dinantikan oleh para trader adalah divergence positif atau disebut juga bullish divergence lantaran memberi sinyal bahwa harga aset berpotensi untuk bergerak menguat. Sementara divergence negatif atau bearish divergence merupakan kebalikannya.
Secara definisi, bullish divergence adalah kondisi di pasar yang memperlihatkan harga berada di titik lower low, yang kemudian secara bersamaan diiringi oleh indikator teknis yang dipilih berada di titik higher low. Adapun, lower low merupakan kondisi terjadinya penurunan harga, yang kemudian disusul dengan penurunan harga lagi yang lebih rendah dari harga sebelumnya. Sedangkan higher low merupakan kondisi terjadinya penurunan harga, namun kemudian harga naik kembali dan lebih tinggi dari harga sebelumnya.
Untuk mempermudah, perhatikan salah satu contoh grafik berikut:
Jika berkaca dari ilustrasi grafik tersebut, terlihat bahwa harga mengalami pelemahan dan kemudian menciptakan posisi lower low. Sedangkan grafik indikator, dalam gambar di atas adalah MACD, justru bergerak naik dan berada di posisi higher low.
Ketika terjadi pola bullish divergence seperti di atas, artinya ada indikasi bahwa tren pelemahan harga akan berakhir dan berpotensi berbalik arah (reversal). Oleh karena itu, pola ini juga kerap dijadikan sinyal bahwa harga akan mulai mengalami kenaikan (bullish). Hal tersebut terlihat pada gambar di atas di mana BTC/USD yang sempat terkoreksi kemudian mengalami tren penguatan. Tak mengherankan jika sinyal ini kemudian jadi yang ditunggu-tunggu oleh para investor.
Secara umum, pola yang satu ini memiliki dua macam jenis, yakni regular bullish divergence dan hidden bullish divergence.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, regular bullish divergence terjadi ketika grafik harga berada di posisi lower low, sementara grafik indikatornya berada di posisi higher low. Regular bullish divergence memiliki peran penting dalam menunjukkan adanya sinyal pembalikan harga dari tren pelemahan menjadi penguatan.
2. Hidden Bullish Divergence
Hidden bullish divergence adalah kondisi ketika grafik harga berada di posisi higher low, sementara indikator berada di posisi lower low. Berbeda dengan pola regular, hidden bullish divergence memiliki peran untuk memberikan sinyal bahwa tren bullish masih akan berlanjut.
Hidden bullish divergence bisa terlihat ketika terjadi retracement alias pembalikan harga yang sifatnya hanya sementara di tengah tren yang lebih besar. Untuk mempermudah, coba perhatikan contoh grafiknya berikut:
Terlihat pada tren bullish di atas bahwa harga ETH/USD sempat mengalami retracement, yakni koreksi namun kemudian harga kembali menguat. Alhasil, grafik harga ETH sempat turun dan kemudian berada di higher low, sedangkan indikator stochastic-nya berada di lower low. Terjadinya koreksi tersebut pada umumnya disebabkan oleh adanya aksi profit taking sebagian investor, bukan tekanan jual yang besar-besaran. Oleh karena itu, pasca koreksi, harga bisa kembali naik dan tren bullish berlanjut.
Dalam mencari sinyal bullish divergence terdapat beberapa indikator teknis yang bisa digunakan. Berikut beberapa indikator teknis yang sering digunakan untuk mencari sinyal bullish divergence:
Grafik stochastic oscillator merupakan indikator yang bisa membantu untuk membandingkan harga penutupan sebuah aset crypto dengan spektrum harga pada periode waktu tertentu. Indikator ini digambarkan dalam bentuk grafik dua garis yang saling berinteraksi di mana bagian atas dan bawahnya memiliki dua area, yakni overbought dan oversold.
Jika ingin mencari sinyal divergence, stochastic oscillators bisa menjadi indikator yang paling tepat untuk digunakan. Untuk mengetahui sinyal divergence, kamu bisa mencari perbedaan antara arah harga dengan stochastic tops atau bottoms.
Misalnya, sinyal bullish divergence akan terlihat ketika harga berada dalam tren koreksi dan berada di lower low, sedangkan indikator stochastic oscillators justru berada di higher low. Situasi ini menggambarkan bahwa pergerakan bearish kehilangan dorongan, dan di saat bersamaan tren bullish bisa segera terjadi. Sementara jika yang terjadi sebaliknya, artinya muncul sinyal bearish divergence.
Dibandingkan dengan indikator lain, stochastic oscillatators memiliki karakter yang lebih dinamis, sehingga bisa memberikan lebih banyak peluang sinyal divergence.
Sesuai dengan namanya, MACD merupakan indikator yang berbasis moving average di mana bisa digunakan untuk membandingkan dua moving average. Lewat hubungan dua moving average tersebut, kamu bisa memahami mengapa pergerakan harga bisa menguat atau melemah.
Ketika dua moving average bergerak menjauh dari satu sama lain dengan momentum yang meningkat, pergerakan tersebut menjadi sinyal divergence. Namun, jika kedua moving average tersebut saling mendekat dan diiringi dengan momentum yang melambat, pergerakannya disebut sebagai convergence.
Selain untuk melihat sinyal divergence, MACD juga berfungsi untuk melihat tren kondisi pasar yang berlanjut ketika garis berada di dekat area oversold maupun overbought. Seiring sinyal MACD diambil ketika terjadi crossover, maka indikator ini termasuk ke indikator yang berkarakter βlaggingβ
Selain stochastic dan MACD, indikator lainnya yang bisa digunakan untuk melihat sinyal divergence adalah Relative Strength Index (RSI). Indikator RSI hanya berisikan satu garis, yang bergerak di antara zona oversold dan overbought. Berbeda dengan MACD, indikator RSI memiliki karakter βleadingβ sehingga bisa dijadikan indikator yang baik untuk melihat sinyal divergence.
Sama halnya dengan indikator lainnya, ketika chart harga dan indikator RSI bergerak secara berlawanan, maka pola tersebut memperlihatkan sinyal divergence. Sementara untuk sinyal bullish divergence, maka indikator RSI harus berada higher low, sementara grafik harga berada di lower low. Sinyal tersebut sekaligus bisa menjadi penanda bagi investor untuk melakukan trading.
Grafik pergerakan harga BTC/USD di atas adalah contoh lain pola bullish divergence. Jika dicermati, harga BTC/USD mengalami tren pelemahan di mana tercipta titik harga terendah baru (lower low). Tapi di satu sisi, indikator teknis yang digunakan, yakni RSI (garis berwarna ungu) justru bergerak naik dan menciptakan titik rendah yang lebih tinggi (higher low).
Hal tersebut bisa diartikan bahwa walaupun harga mengalami penurunan, sentimen pasar justru mulai menguat. Adapun, pasca koreksi, harga BTC/USD bergerak naik, sekaligus mengonfirmasi terjadinya bullish divergence.
Jika merasa masih bingung dan kamu belum tahu cara menemukan keberadaan pola bullish divergence pada grafik aset cyrpto, ada beberapa faktor yang sebaiknya dipahami terlebih dahulu.
Setelah memahami cara melakukan analisa serta jenis-jenis indikator yang bisa digunakan, langkah berikutnya adalah menentukan time frame untuk menganalisa bullish divergence. Dalam mencari sinyal divergence, sebenarnya semakin panjang time frame yang dipilih akan lebih baik dan optimal karena bisa menghasilkan pencarian sinyal yang lebih akurat.
Penggunaan time frame jangka pendek justru bisa misleading lantaran akan sering ditemukan sinyal-sinyal divergence yang sekadar berupa noise. Oleh karena itu, penggunaan time frame jangka panjang bisa lebih optimal karena mengurangi potensi kehadiran sinyal-sinyal palsu tersebut.
Time frame satu jam dinilai menjadi time frame yang ideal untuk mencari sinyal bullish divergence. Akan tetapi, jika time frame lebih panjang dari itu, akan jauh lebih baik.
Hanya saja, perlu diingat bahwa keberadaan sinyal bullish divergence bukan menandakan sinyal untuk masuk dan melakukan aksi beli. Munculnya sinyal tersebut hanya sebatas untuk memperlihatkan kecenderungan pasar akan menguat, yang mungkin belum tercermin pada pergerakan harga aset. Sementara untuk mencari titik masuk, diperlukan lagi analisa teknikal lain dan dengan time frame yang lebih pendek.
Jika hendak melakukan trading ketika pasar mengalami divergence, maka langkah paling penting adalah menemukan divergence itu sendiri. Oleh karena itu, pastikan untuk melakukan latihan mencari sinyal bullish divergence berdasarkan data-data historis. Dengan memperbanyak latihan, kamu akan lebih mudah menemukan sinyal divergence pada kondisi pasar secara real time.
Dalam mencari sinyal divergence, indikator teknik yang paling sering digunakan adalah indikator yang berjenis leading seperti stochastic oscillators dan RSI. Lantaran berjenis leading, kedua indikator ini dapat menunjukkan arah pergerakan harga berikutnya sebelum muncul pada grafik.
Tips lainnya adalah pastikan juga untuk mencari sinyal bullish hidden divergence. Seperti yang sudah disebutkan, sinyal ini mengonfirmasi adanya kelanjutan tren bullish. Keberadaan sinyal ini juga bisa menjadi kesempatan untuk melakukan pembelian atau menambah posisi. Jadi, jika kamu menemukan sinyal bullish divergence, yang kemudian diiringi dengan bullish hidden divergence, maka sinyal yang didapat bisa jauh lebih akurat.
Untuk memudahkan, berikut cheat sheet yang bisa kamu simpan terkait sinyal regular divergence dan hidden divergence:
Lalu, tips lainnya yang tidak kalah penting adalah melakukan trading di waktu yang tepat. Trader harus bersabar dan tidak tergesa-gesa dalam mencari konfirmasi dari price action. Sebagai informasi, konfirmasi harga telah terjadi ketika harga berhasil melewati garis tren. Selain melewati garis tren, ketika harga berhasil menembus level resistance juga bisa menjadi waktu yang tepat untuk melakukan trading.
Berikutnya, sebagai bentuk mitigasi risiko ketika pasar tengah divergence, sebaiknya kamu memasang stopβloss di bawah batas reversal. Hal ini bisa mengurangi risiko kerugian ketika ternyata harga tidak mengalami kenaikan dan justru melanjutkan pelemahan. Sementara untuk memaksimalkan potensi imbal hasil, kamu bisa memasang target harga secara tepat dan bijaksana. Salah satu cara yang umum dilakukan untuk memasang target harga adalah dengan membuat garis tren.
Dalam mencari sinyal, seoroang trader juga tidak bisa mengandalkan satu indikator untuk menentukan apakah sebuah aset mengalami bullish divergence. Jadi, lebih baik jika kamu juga menggunakan indikator lain untuk mengonfirmasi adanya sinyal tersebut.
π‘ Satu hal yang perlu diingat, sinyal bullish divergence tidak menjamin pergerakan akan 100% mengalami reversal dan menguat. Pergerakan harga bisa berubah sewaktu-waktu karena tidak ada satupun yang bisa mengetahui secara pasti arah pergekan pasar.
Nah, setelah kamu bisa melakukan analisa, jangan lupa untuk mencoba mengimplementasikannya ketika melakukan transaksi di aplikasi Pintu. Melalui Pintu, kamu bisa berinvestasi pada beragam aset kripto seperti BTC, BNB, ETH, dan yang lainnya dengan cara aman dan mudah.
Selain itu, aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. AyoΒ downloadΒ aplikasiΒ cryptocurrencyΒ Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar soal kripto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya!Β Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
John Jagerson, How to Trade Bullish and Bearish Technical Divergences, Learning Markets, diakses pada 22 September 2022.
Bybit Learn, Hidden Bullish & Bearish Divergence: How to Apply For Crypto Trading?, Bybit, diakses pada 22 September 2022.
Bybit Learn, The 15 Best Technical Indicators You Must Know, Bybit, diakses pada 22 September 2022.
Cex IO University, What is a Bullish Divergence? diakses pada 22 September 2022
Barclay Palmer, Bullish Divergences and Bearish Reversal Signals, Investopedia, diakses pada 22 September 2022.
Benjamin Pirus, What is Bullish and Bearish Divergence In Crypto? Crypto Potato, diakses pada 23 September
Cheat Sheets, Divergences in Crypto Trading, Altcoin Trading, diakses pada 23 September 2022
School of Pipsology, 9 Rules for Trading Divergences, Baby Pips, diakses pada 23 September 2022
Bagikan