Wedge pattern merupakan garis tren konvergen yang kerap digunakan dalam analisis teknikal sebagai indikator untuk melihat potensi pembalikan harga pada aset keuangan. Simak artikel berikut untuk mengetahui tentang apa itu rising wedge pattern dan apa itu falling wedge pattern yang banyak digunakan dalam dunia trading.
Baca juga: Sering Digunakan, Apa itu Moving Average dalam Trading Crypto?
Dilansir dari Investopedia, wedge pattern adalah garis tren konvergen yang terdiri dari dua garis tren. Wedge pattern biasanya dibentuk berdasarkan harga aset di 10-50 periode trading.
Kedua garis tren terbentuk dengan menghubungkan setiap titik tertinggi dari candlestick dan masing-masing titik terendah dari candlestick. Wedge pattern sendiri memiliki dua bentuk pola candlestick, yaitu rising wedge dan falling wedge.
Rising wedge pattern adalah indikator teknikal yang menandakan terjadinya pembalikan harga ke arah tren bearish. Potensi penurunan harga aset diprediksi lebih besar setelah menembus garis tren bawah.
Pola ini biasanya dijumpai ketika harga aset sedang bergerak naik, di mana garis support (garis tren bawah) dan resistance (garis tren atas) membentuk tren miring ke atas menuju satu titik (apex).
Larry Swing dari Investopedia mengungkapkan bahwa indikator ini banyak disukai trader profesional. Pasalnya, begitu terjadi breakdown (penurunan harga aset), maka target pembalikan harga akan tercapai dengan sangat cepat.
Berdasarkan laporan Omkar Godbole dari Coindesk, pola rising wedge sempat muncul pada grafik harian Bitcoin di bulan Maret 2021 lalu. Patrick Heusser, Kepala Perdagangan di Crypto Finance AG membenarkan pernyataan tersebut pasca melakukan analisis dan memastikan garis support cukup kuat di empat titik kontak.
Heusser menambahkan bahwa pergerakan harga Bitcoin yang menembus garis tren bawah dari pergerakan naik dianggap sebagai indikasi perubahan dari tren naik ke turun. Menurutnya, pergerakan di bawah $54.000 akan mengonfirmasi rising wedge dan membuka peluang turunnya harga Bitcoin ke angka $47.000.
Falling wedge adalah kebalikan dari pola rising wedge di mana pola ini mengindikasikan pergerakan bullish dari sebuah aset. Biasa ditemui di ujung downtrend harga aset, pola ini dibentuk dengan garis support dan resistance yang sama-sama mengarah ke bawah. Namun, pergerakan turun garis resistance relatif lebih curam dibandingkan garis support-nya.
Falling wedge pattern sendiri ditandai dengan semakin pendeknya candlestick pada grafik harga aset. Hal ini mengindikasikan bahwa tren bullish sedang pelan-pelan dibentuk oleh pembeli. Ketika harga aset menembus garis tren atas, maka pembalikan akan terjadi dan harga aset akan bergerak lebih tinggi.
Falling wedge pattern pernah terlihat pada grafik harga Bitcoin pada akhir 2018 hingga awal 2019. Omkar Godbole melaporkan bahwa pergerakan harga Bitcoin mengalami slow drip (perlahan turun) yang terlihat pada grafik harian selama enam minggu. Pergerakan ini telah membentuk pola falling wedge yang menandakan tren bullish akan segera terjadi.
Menurut Omkar, jika falling wedge pattern dikonfirmasi dengan breakout di mana harga Bitcoin menembus garis tren atas di angka $3.450, maka harga Bitcoin diperkirakan akan naik ke level resistance baru di angka $3.658.
Baca juga: Langkah Awal Trading Crypto untuk Pemula
Rising wedge pattern dan falling wedge pattern adalah pola yang dapat digunakan trader untuk menentukan strategi dalam trading crypto. Trader dapat menentukan kapan harus membuka posisi, menentukan stop loss, serta mempertimbangkan risiko dan keuntungan sebelum memutuskan aktivitas trading.
Tim CMC Markets mengutarakan bahwa trader harus mempertimbangkan risiko kerugian dan keuntungan sebelum membuka posisi di pasar aset. Kedua faktor tersebut bisa dijadikan pertimbangan tergantung pada profil risiko dan dana yang dimiliki oleh seorang trader.
Patrick Foot dari IG Markets menyarankan trader untuk mengonfirmasi pola sebelum membuka posisi trading dengan cara menunggu terjadinya breakout. Ketika harga melewati garis tren atas pada tren pergerakan turun, trader disarankan untuk membeli aset. Sebaliknya, ketika harga menembus garis tren bawah selama pergerakan naik, trader harus menutup posisi atau menjual aset.
Patrick menambahkan bahwa trader bisa menempatkan stop loss pada harga tertinggi sebelumnya dari aset bersangkutan atau sedikit di atas level support sebelumnya. Jika pergerakan harga masih turun (garis support gagal berubah menjadi level resistance baru), maka trader bisa menutup posisi dan menjual asetnya.
Dalam beberapa kasus, trader sering menemukan wedge pattern palsu. Dalam hal ini, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk memastikan keaslian pola.
Metode pertama adalah dengan memastikan nilai volume perdagangan aset. Kenaikan harga aset yang diiringi penurunan volume perdagangan semakin memperkuat prediksi bahwa pembalikan harga mungkin akan segera terjadi.
Metode kedua adalah dengan memastikan pergerakan harga aset terhadap level retracement Fibonacci. Jika pergerakan harga aset masih berada di bawah level Fibonacci 50%, maka rising wedge pattern dianggap valid dan dapat digunakan.
Demikian ulasan singkat mengenai apa itu rising wedge pattern dan apa itu falling wedge pattern. Untuk kamu yang ingin berinvestasi dan trading crypto secara mudah, download Pintu sekarang! Jual beli crypto di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
Coindesk, Bitcoin Price Charts Offer Glimmer of Hope to Struggling Bulls. Diakses tanggal: 11-11-2021.
IG Markets, Falling and Rising Wedge Chart Patterns: a Trader’s Guide. Diakses tanggal: 11-11-2021.
Investopedia, Wedge. Diakses tanggal: 11-11-2021.