Berinvestasi dalam produk investasi dengan tingkat volatilitas tinggi seperti cryptocurrency memang memiliki kesulitan tersendiri. Terutama berhubungan dengan mitigasi potensi kerugian. Banyak investor yang mampu mengontrol, tetapi tidak sedikit yang harus menanggung kerugian. Salah satu cara memitigasi kerugian yang bisa kamu lakukan adalah dengan menggunakan teknik stop loss.
Baca Juga: Apa Perbedaan Investasi Vs Trading? Simak Jawabannya di Sini!
Stop loss adalah perintah yang dibuat oleh broker untuk membeli atau menjual sebuah instrumen investasi (baik berupa cryptocurrency maupun saham) saat harganya sudah mencapai batas tertentu. Perintah ini dirancang untuk membatasi kerugian investor.
Arti stop loss saham adalah peletakan perintah untuk membeli atau menjual aset saham ketika harga aset saham mencapai titik tertentu. Sementara arti stop loss crypto adalah peletakan perintah untuk membeli atau menjual aset crypto seperti Bitcoin, ETH, dan aset lainnya ketika harga aset mencapai batasan tertentu.
Contohnya, seorang trader membeli Bitcoin dan menetapkan order stop-loss sebanyak 15% di bawah harga beli. Jadi ketika nilainya turun, order ini akan diaktifkan dan Bitcoin akan dijual sebagai market order.
Meski banyak trader yang menghubungkan teknik ini dengan posisi long, kamu juga bisa menggunakannya untuk melindungi posisi short. Artinya, produk trading yang kamu miliki akan dibeli jika diperdagangkan di atas harga yang sudah ditentukan.
Baca juga: Apa itu Posisi Short dan Long dalam Trading, Mana yang Profit?
Menggunakan teknik ini tentu saja bisa mendatangkan berbagai manfaat untuk para trader dan investor. Kamu bisa menggunakannya untuk:
Dengan teknik ini, kamu bisa mempertahankan nilai uang awal yang kamu gunakan untuk trading dengan cara melikuidasi atau menguangkannya secara otomatis saat harga turun kembali ke harga pembelian (atau sedikit lebih tinggi jika kamu tidak ingin kehilangan uang untuk biaya transaksi).
Teknik ini juga bisa mencegah kamu kehilangan uang lebih banyak dari yang mampu kamu tanggung. Kamu juga bisa memperoleh sedikit ruang untuk berpikir sambil menunggu seandainya situasi membaik.
Dengan cara ini, kamu juga bisa menjamin keuntungan meski sedikit, sambil menunggu candle menjadi hijau.
Baca juga: Sama Pentingnya dengan Stop Loss, Apa itu Take Profit?
Setelah memahami pengertian dan kegunaannya, hal yang harus kamu lakukan selanjutnya untuk menerapkan teknik ini adalah dengan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukannya. Perlu diingat bahwa posisi stop-loss tidak boleh berada di posisi yang terlalu sempit supaya tidak terpengaruh fluktuasi pasar normal.
Ada beberapa cara yang dapat kamu pilih untuk menentukan stop-loss yang tepat. Simak ulasannya berikut ini!
Dikenal juga dengan sebutan protect stop, trailing stop loss bergerak searah dengan tren. Saat harga berbalik dari tren, trailing tidak akan bergerak. Hasil dari teknik ini adalah keuntungan tertinggi, bukan dari entry price.
Kamu bisa menggunakan metode ini meskipun sebelumnya tidak melakukan take profit. Metode ini cukup efektif dipakai di pasar yang sedang trending karena pergerakannya akan seiring harga pasar dan secara otomatis berhenti saat tren berubah arah.
Baca juga: Cara Menggunakan Trailing Stop Secara Tepat, Jangan Sampai Salah!
Manajemen risiko adalah cara yang bisa membantu trader untuk melakukan trading dengan disiplin. Ketika kamu trading dengan tekun, kemungkinan untuk meraih keuntungan tentu akan semakin besar.
Beberapa langkah manajemen risiko yang bisa kamu lakukan antara lain adalah:
Apapun crypto yang kamu beli atau jual, pada dasarnya risiko akan tetap ada. Namun, dengan menggunakan stop loss bisa menjadi cara yang cukup ampuh untuk mencegah kerugian. Ingin mulai investasi crypto? Unduh aplikasi secara gratis lewat App Store atau Play Store kamu masing-masing!
Jangan ketinggalan berita crypto terbaru di Pintu News dan belajar crypto secara gratis juga bisa kamu lakukan di Pintu Academy, lho!
Referensi:
Investopedia, Stop Loss. Diakses tanggal 20 Oktober 2022.