Fibonacci retracement merupakan salah satu indikator analisis teknikal yang populer di kalangan trader. Bagi kamu yang masih merasa asing dengan indikator ini, simak artikel berikut untuk memahami pengertian dan cara menggunakan Fibonacci retracement untuk trading!
Baca juga: Apa itu Leading dan Lagging Indicator di Dunia Crypto?
Fibonacci retracement adalah indikator yang kerap digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi rentang pergerakan dan arah pembalikan harga terhadap tren pergerakan sebelumnya.
Selain itu, Sam Ouimet dari Coindesk berpendapat bahwa fungsi indikator Fibonacci retracement lainnya adalah untuk memprediksi level support dan resistance potensial dari harga suatu aset.
Casey Murphy dari Investopedia mengemukakan bahwa Fibonacci retracement didasarkan pada bilangan Fibonacci yang dikembangkan pada abad ke-13 oleh Leonardo of Pisa atau yang lebih dikenal luas sebagai Leonardo Fibonacci.
Dalam Fibonacci retracement, dikenal istilah Fibonacci ratio. Fibonacci ratio dibuat dengan mempertimbangkan dua titik ekstrim pada grafik harga aset (titik puncak dan titik dasar).
Dilansir dari Coinmarketcap, Fibonacci ratio yang banyak diaplikasikan trader adalah 23,6%, 38,2%, 50%, 61,8%, dan 78,6%.
Prinsip Fibonacci ratio sendiri didasarkan pada bilangan Fibonacci, yaitu barisan bilangan, di mana setiap angkanya merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya. Pola bilangan Fibonacci adalah sebagai berikut.
0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, dst.
Dari pola diatas bisa terlihat bahwa tiap angka merupakan hasil penjumlahan dari dua angka sebelumnya dan bernilai 1,618 kali lebih besar dibandingkan angka sebelumnya.
Fibonacci ratio diperoleh dengan membagi angka bilangan Fibonacci dengan angka yang berada di urutan selanjutnya. Sebagai contohnya, rasio 61,8% diperoleh dari pembagian antara bilangan 21 dan 34.
Dilansir dari Investopedia dan Coindesk, Fibonacci retracement memiliki banyak fungsi, diantaranya adalah:
Sebelum bisa menentukan level support dalam Fibonacci, trader perlu memahami tentang apa itu swing high dan swing low.
Sam Ouimet dari Coindesk mendefinisikan swing high sebagai candlestick yang berada di puncak tren harga dalam rentang waktu tertentu, yang diapit oleh dua puncak lain yang lebih rendah.
Sementara itu, swing low merupakan candlestick yang berada di dasar tren harga dalam rentang waktu tertentu, yang diapit oleh dua dasar tren harga yang lebih tinggi.
Untuk menentukan level support, trader dapat menghubungkan swing low dan swing high dengan menggunakan Fibonacci retracement tool. Secara otomatis, level support akan terbentuk dengan membagi jarak antara kedua titik tersebut dengan Fibonacci ratio.
Untuk bisa memahami lebih lanjut mengenai cara menggunakan Fibonacci Retracement untuk menentukan level support, simak contoh di bawah ini!
Disini, telah ditemukan titik support dengan menggunakan rasio 0,236; 0,382; 0,5; 0,618; 0,786. Dengan memanfaatkan level support tersebut, trader bisa memperkirakan pergerakan harga aset berikutnya serta kapan ia harus membuka maupun menutup posisi.
Cara menggunakan Fibonacci Retracement untuk menentukan level resistance pun tidak terlalu berbeda dengan cara menentukan level support. Bedanya adalah penentuan level resistance dilakukan dengan menghubungkan titik swing high ke swing low.
Selanjutnya, level resistance akan otomatis muncul sesuai dengan prinsip Fibonacci ratio. Untuk contohnya, simak grafik di bawah ini!
Dari grafik diatas, bisa terlihat adanya level resistance dengan menggunakan rasio 0,786; 0,618; 0,5; dan 0,382. Dengan mengetahui level resistance, maka trader bisa menentukan target yang optimal untuk mengambil keuntungan dari aktivitas tradingnya.
Tim Coinmarketcap mengungkapkan bahwa Fibonacci retracement merupakan indikator yang bisa digunakan untuk beberapa aset keuangan tertentu, seperti crypto, saham, komoditas, dan pertukaran mata uang asing.
Dan Blystone, founder dari TradersLog.com dan Chicago Traders Meetup Group, memberikan contoh cara menggunakan Fibonacci retracement pada grafik harian EUR/USD sepanjang tahun 2014. Grafik menampilkan titik tertinggi harga (swing high) pada awal Mei dan mencapai titik terendah (swing low) pada bulan Juni.
Pada bulan Juli, harga kembali naik dan mencapai level retracement Fibonacci pada rasio 38,2%. Setelah menghubungkan level harga tertinggi dan terendah, Blystone mengidentifikasi level support dan resistance-nya.
Ia mengungkapkan bahwa rasio 0,382 (38,2%) dinilai menjadi titik terbaik untuk memasuki short position karena harga aset diprediksi akan terus menurun.
Fibonacci retracement memang sangat bermanfaat untuk trading, namun Casey dari Investopedia berpendapat bahwa cara trading dengan Fibonacci retracement hanya menunjukkan kemungkinan koreksi dan pembalikan harga.
Oleh karena itu, trader harus mengonfirmasi hasil Fibonacci retracement dengan indikator teknis lainnya seperti Indeks Kekuatan Relatif (RSI), indikator MACD, atau Oscillator Stochastic.
Itu tadi pembahasan mengenai definisi dan cara menggunakan Fibonacci retracement dalam trading. Untuk kamu yang ingin berinvestasi dan trading crypto secara mudah, download Pintu, aplikasi crypto Indonesia yang telah terdaftar di BAPPEBTI. Di Pintu, kamu bisa memiliki aset crypto pertamamu hanya dengan modal Rp11.000 saja, lho!
Referensi:
Coindesk, Fibonacci Retracement Levels in Day Trading. Diakses tanggal: 29-11-2021.
Coinmarketcap, Fibonacci Retracement. Diakses tanggal: 29-11-2021.
Investopedia, Fibonacci Retracement Levels. Diakses tanggal: 29-11-2021.
The Balance, Fibonacci Retracement Levels in Day Trading. Diakses tanggal: 29-11-2021.