Terdapat banyak perintah (order) dalam trading yang bisa memudahkan aktivitas jual beli aset para trader, salah satunya adalah trailing stop. Apa itu trailing stop dan bagaimana cara menggunakan perintah ini dalam dunia trading? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Baca juga: Apa itu Stop Loss dalam Trading?
Menurut Cory Mitchell (2021), trailing stop adalah modifikasi dari stop order yang bisa diatur nilainya berdasarkan persentase tertentu dari harga aset di pasaran saat ini.
Pada dasarnya, trailing stop digunakan dengan tujuan untuk meminimalisir kerugian trader atau investor, mengunci profit (keuntungan) dengan memastikan terpenuhinya harga beli (entry price) dan harga jual (exit price) aset yang telah ditentukan sebelumnya.
Cara menggunakan trailing stop sendiri tergantung pada platform yang kamu gunakan. Namun prinsip kerjanya kurang lebih begini.
Secara umum, terdapat dua posisi yang bisa diambil ketika menggunakan trailing stop.
Ketika Trailing Stop dipasang dengan posisi Buy, maka stop loss akan terus bergerak keatas mengikuti harga sekarang
Sementara ketika Trailing Stop dipasang pada posisi Sell, maka stop loss akan terus bergerak turun mengikuti harga sekarang.
Mitchell (2021) mengungkapkan bahwa salah satu cara sukses untuk menggunakan trailing stop yaitu dengan mengaturnya pada rentang yang tidak terlalu lebar, namun juga tidak terlalu sempit.
Trailing stop dengan rentang lebar bisa membatasi ruang gerak aset kamu ketika terjadi pergerakan pasar harian yang normal sekalipun dan justru malah menyebabkan kerugian dan meminimalisir keuntungan. Sementara itu, trailing stop dengan rentang terlalu lebar justru bisa membuat fungsi trailing stop itu tidak berguna.
Salah satu teknik yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengamati tren harga aset bersangkutan. Simak contohnya di bawah ini.
Misalkan kamu membeli aset A seharga Rp1.000.000. Dengan melihat grafik aset sebelumnya, kamu melihat bahwa harga aset cenderung mengalami pullback sekitar 5% sampai 8% sebelum harga bergerak jauh lebih tinggi lagi. Kamu bisa memanfaatkan data ini untuk menentukan nilai trailing stop
Jika kamu memilih trailing stop 1-5%, kamu bisa kehilangan potensi keuntungan karena pullback sementara semata, sementara jika kamu mengambil 20% akan terlalu jauh dari nilai pullback dan justru membuat order-mu tidak berguna. Dari sini, kamu mungkin bisa mengambil jalan aman dengan trailing stop di angka 10%.
Prinsip utama trailing stop adalah memasang stop loss yang akan mengikuti pergerakan harga aset saat ini. Untuk bisa lebih memahami mengenai trailing stop, simak contoh berikut.
Kamu membeli aset B di harga Rp100.000 dan memasang trailing stop dengan jarak Rp20.000. Apabila harga aset bergerak ke atas menjadi Rp130.000, maka trailing stop otomatis akan aktif dan menempatkan stop loss di angka Rp110.000. Jadi kalau misalnya tiba-tiba nilai aset menjadi Rp110.000, maka secara otomatis aset kamu langsung terjual di angka Rp110.000.
Namun, ketika harga aset B terus naik dan menyentuh angka Rp150.000, maka batas stop loss akan berubah dari Rp110.000 menjadi Rp130.000.
Apabila tiba-tiba harga berbalik arah dan menyentuh angka Rp130.000, maka otomatis aset kamu akan terjual sesuai perintah stop loss. Dalam hal ini, kamu bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp30.000 dan meminimalisir risiko kehilangan profit.
Setelah mengetahui tentang apa itu trailing stop, kamu juga perlu memahami kelebihan trailing stop sebelum memutuskan untuk memakai jenis perintah ini.
Namun, trailing stop juga memiliki beberapa kekurangan sebagai berikut.
Ketika kamu mencari informasi tentang apa itu trailing stop, biasanya banyak yang akan tertukar dengan stop loss. Namun, terdapat beberapa perbedaan di antara kedua jenis order ini.
Dalam stop loss, nilai yang kamu tetapkan bersifat fiks atau tetap. Semisalkan kamu menentukan stop loss di angka Rp100.000, lalu harga aset bergerak ke harga Rp200.000, Rp300.000 dan lain seterusnya, stop loss akan tetap berada di angka Rp100.000.
Sementara itu, trailing stop sifatnya lebih fleksibel dan difokuskan untuk melindungi profit yang diperoleh trader. Misalkan kamu menetapkan trailing stop sebesar 10%, maka ketika harga aset mencapai Rp200.000, trailing stop akan otomatis mengatur stop loss di angka Rp180.000. Sementara ketika harga aset berada di angka Rp300.000, trailing stop akan otomatis mengatur stop loss di angka 270.000, dan seterusnya.
Nah, dari penjelasan di atas, tentunya kamu sudah memahami bukan apa itu Trailing Stop beserta pengertian, cara menggunakan hingga contoh penggunaannya? Cukup mudah, bukan?
Pintu adalah aplikasi jual beli crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Di Pintu, kamu bisa dengan mudah melakukan investasi dan trading crypto mulai dari Rp11.000 saja. Download Pintu sekarang!
Baca juga: Apa itu Cryptocurrency?
Referensi:
Cory Mitchell, Trailing Stop Definition and Uses. Diakses tanggal: 19-10-21.
Elearnmarkets, Trailing Stop Loss – Working, Techniques, Pros & Cons. Diakses tanggal: 19-10-21.
Eric Bank, MBA, MS Finance, Difference Between a Stop Loss Order and a Trailing Stop Order. Diakses tanggal: 19-10-21.
Felix Karli, The Art of Forex. Diakses tanggal: 19-10-21.