E-commerce adalah fenomena yang menarik perhatian dunia karena kemampuannya dalam menghubungkan produsen dan konsumen secara global. Di sisi lain, E-commerce adalah solusi yang dipilih banyak perusahaan dunia untuk dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dengan biaya operasional yang rendah.
Tidak hanya konsumen dan produsen, pemerintah juga merasakan manfaat dari meningkatnya nilai transaksi perdagangan elektronik. E-commerce mampu menyediakan lapangan kerja baru sekaligus membantu mengenalkan produk domestik ke pelanggan di seluruh dunia.Â
Potensi e-commerce adalah hal yang sangat disayangkan untuk dilewatkan. Oleh karena itu yuk pelajari apa itu e-commerce dan perannya dalam bisnis melalui artikel Pintu di bawah ini!
E-commerce adalah perdagangan atau aktivitas bisnis yang dilakukan melalui jaringan internet. E-commerce dilakukan secara elektronik melalui komputer atau perangkat mobile melalui sebuah platform atau situs web e-commerce, yang menyediakan katalog produk, keranjang belanja, dan sistem pembayaran online.Â
Metode pembayaran yang tersedia contohnya kartu kredit, transfer bank, atau pembayaran melalui e-wallet. Platform e-commerce dapat diakses oleh konsumen dari mana saja dan kapan saja.
E-commerce adalah salah satu industri yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Banyak perusahaan besar maupun kecil beralih dari bisnis konvensional menuju bisnis online untuk memperluas pangsa pasarnya.
Baca juga: Definisi Nilai Residu dan Rumus Nilai Residu
E-commerce memiliki banyak jenis apabila dilihat dari cara untuk berbelanja dan segmen yang menjadi target. Beberapa model bisnis umum yang membentuk dunia e-commerce adalah sebagai berikut:
Memahami perbedaan antara marketplace dan e-commerce adalah hal penting bagi konsumen dan perusahaan. Sebab, memahami perbedaan ini dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat dalam memilih platform. Perbedaan antara marketplace dan E-commerce adalah sebagai berikut:
E-commerce adalah bentuk perdagangan atau jual beli yang dilakukan secara online melalui website, aplikasi, atau platform online lainnya. Contoh perusahaan yang menjual produknya dengan e-commerce adalah Nike, Berrybenka, Hijup, dan Hijabenka.
Sedangkan marketplace adalah platform online yang mempertemukan penjual dan pembeli, di mana penjual dapat menawarkan produk dan pembeli dapat membeli produk tersebut. Contoh marketplace diantaranya adalah Tokopedia, Shopee,Bukalapak, Lazada, Blibli, JD.ID.
E-commerce memiliki model bisnis sendiri, seperti menjual produk sendiri atau sebagai reseller. Sementara marketplace tidak menjual produk sendiri tetapi memberikan tempat bagi penjual untuk menjual produk mereka.
Pada e-commerce, penjual bertanggung jawab atas kualitas produk dan pengiriman. Sedangkan marketplace hanya bertanggung jawab atas kualitas platform dan menangani transaksi.
Pada e-commerce, produk yang dijual biasanya terbatas pada produk yang dimiliki oleh penjual, sedangkan pada marketplace, penjual dapat menjual produk yang lebih beragam, termasuk produk dari penjual lain yang menjadi reseller di platform tersebut.
Layanan pada e-commerce biasanya lebih fokus pada pengiriman dan penjualan produk, sedangkan pada marketplace, layanan mencakup lebih banyak fitur seperti rating dan review dari penjual dan produk.
Pada e-commerce, penjual bertanggung jawab atas pemasaran dan promosi produk mereka sendiri. Sedangkan pada marketplace, platform menyediakan fitur pemasaran dan promosi produk yang lebih luas, seperti iklan dan kampanye marketing.
Keamanan transaksi pada e-commerce ditangani sendiri oleh pemilik platform e-commerce. Sedangkan pada marketplace, penjual dan pembeli menyerahkan tanggung jawab keamanan pada pemilik platform, yang juga mengambil peran sebagai perantara antara penjual dan pembeli.
E-commerce mengalami peningkatan yang sangat signifikan bukan tanpa sebab. Setidaknya penjualan online mengalami peningkatan lebih dari 30% pada tahun 2020. Hal ini dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh e-commerce, antara lain:
Manfaat dari e-commerce sangat banyak, salah satunya adalah ketersediaannya sepanjang waktu. Situs e-commerce dapat diakses kapan saja, tanpa harus mengikuti waktu buka dan tutup seperti toko fisik.Â
Kecepatan akses juga menjadi keuntungan, karena situs e-commerce berjalan cepat dan memuat halaman produk serta keranjang belanja dalam hitungan detik saja.
Ketersediaan barang dan jasa yang luas juga menjadi daya tarik bagi konsumen, karena situs e-commerce dapat menawarkan berbagai produk yang tersedia, yang kemudian dikirim dari gudang atau berbagai gudang setelah pembelian dilakukan.
Selain itu, e-commerce juga dapat memberikan pengalaman berbelanja yang lebih personal melalui fitur personalisasi dan rekomendasi produk.
Biaya yang lebih rendah juga menjadi keuntungan lainnya dari e-commerce, karena perusahaan dapat menghindari biaya dari menjalankan toko fisik seperti sewa gedung, pemasangan reklame, kasir, dan sebagainya.
Situs e-commerce juga dapat melacak riwayat browsing, pencarian, dan pembelian pengunjung, sehingga dapat menampilkan rekomendasi produk yang cocok dengan selera konsumen. Dalam hal ini perusahaan juga dapat memprediksi tren melalui informasi yang dikumpulkan dari aktivitas pengunjung.
Selain itu, e-commerce juga memiliki jangkauan internasional yang luas, sehingga perusahaan dapat menjual produknya kepada siapa saja yang dapat mengakses web.
Baca juga: Pengertian, Jenis, dan Contoh Hedging dalam Investasi
Meskipun menawarkan banyak kelebihan, tak dapat dipungkiri bahwa e-commerce masih memiliki beberapa kekurangan. Agar dapat mengantisipasi kekurangan tersebut, kamu perlu tahu secara detail apa saja kekurangan tersebut. Beberapa kekurangan e-commerce adalah sebagai berikut:
Keterbatasan layanan pelanggan di e-commerce adalah hal yang terjadi karena interaksi dilakukan secara online melalui email atau live chat, sehingga ketersediaan dukungan pelanggan dapat berkurang dan meningkatkan kemungkinan terjadinya ketidakpuasan pelanggan. Beberapa pelanggan juga mengeluhkan layanan pelanggan yang memakan waktu dan proses yang rumit untuk mengurus pengembalian barang yang tidak sesuai atau klaim kerusakan.
Pengiriman produk yang dilakukan melalui jasa kurir pada e-commerce adalah hal yang memakan waktu lama. Apalagi jika alamat pengiriman terletak di daerah yang sulit dijangkau atau terjadi kendala seperti cuaca buruk atau pengiriman yang terlambat dari pihak jasa kurir. Berbeda dengan toko fisik dimana pelanggan dapat membawa pulang produk yang dibeli secara langsung.
Isu keamanan data pribadi dan informasi keuangan pelanggan pada e-commerce adalah hal yang menjadi perhatian utama saat melakukan transaksi online. Selain itu, risiko penipuan dan pemalsuan informasi juga dapat terjadi.
Interaksi antara pelanggan dan penjual pada e-commerce adalah keterbatasan saat membeli barang secara online. Ditambah lagi pelanggan tidak dapat memegang atau melihat produk secara langsung sebelum membeli. Hal ini dapat membuat pelanggan sulit untuk menentukan apakah produk tersebut sesuai dengan keinginan atau tidak.
E-commerce adalah platform yang membutuhkan koneksi internet yang baik dan perangkat yang sesuai seperti laptop, komputer atau smartphone. Jika terjadi kendala teknis seperti gangguan jaringan atau error pada sistem, maka proses transaksi dapat terganggu dan berdampak pada kepuasan pelanggan.
Buat kamu yang memahami potensi e-commerce mungkin berminat untuk membangun bisnis e-commerce sendiri. Namun sebelum melakukan hal tersebut, ada baiknya kamu memahami langkah-langkah memulai bisnis e-commerce di bawah ini:
Tahapan memulai bisnis E-commerce dimulai dengan mencari peluang produk dan memilih apa yang akan dijual. Pertimbangkan produk yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pasar.
Setelah menemukan produk yang tepat, teliti pesaing secara menyeluruh dan tulis rencana bisnis. Memahami pasar, tujuan bisnis, dan strategi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Selanjutnya, pilih logo dan nama untuk merek sebagai identitas bisnis. Pastikan desain toko online menarik dan mudah diingat. Pertimbangkan tampilan, navigasi, dan fitur yang akan ditawarkan. Jangan lupa untuk menyediakan informasi tentang produk, harga, dan cara pembayaran yang jelas dan mudah dipahami.
Setelah itu, pilih strategi pengiriman dan tetapkan sasaran penjualan dan pemasaran. Tentukan bagaimana metode mengirimkan produk kepada pelanggan dan bagaimana mengatur biaya pengiriman.Â
Buat rencana pemasaran yang tepat, baik itu melalui media sosial, iklan online, email, atau promosi lainnya. Tetapkan juga target penjualan dan lakukan evaluasi secara berkala untuk melihat apakah strategi berhasil.
Terakhir, luncurkan bisnis dan pastikan semua persiapan sudah layak. Jangan lupa untuk mempromosikan toko online melalui media iklan yang tepat. Gunakan platform dan layanan yang tepat untuk mempromosikan usaha dengan efektif dan efisien. Evaluasi dan perbaikan strategi bisnis secara berkala untuk terus meningkatkan kinerja bisnis
Ayo mulai gunakan aplikasi Pintu untuk berinvestasi di berbagai jenis mata uang kripto terkemuka seperti Ripple, Polkadot, Etehereum, Bitcoin, Binance Coin dengan modal awal sebesar Rp11.000.Â
Dapatkan juga informasi terbaru seputar berita crypto di Pintu News dan perdalam wawasan kamu melalui Pintu Academy untuk mendapatkan materi belajar crypto untuk level pemula hingga level mahir.
Selain itu, fitur Pintu Earn dan PTU Staking juga dapat dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan pasif. Dengan menggunakan fitur PTU Stake, kamu dapat menghasilkan uang tambahan dengan menahan atau staking sejumlah token PTU yang dimiliki. Sedangkan fitur Pintu Earn berfungsi sebagai platform P2P Lending antara pengguna aplikasi Pintu.
Segera unduh aplikasi Pintu di App Store atau Play Store!
Referensi:
Inquivix, E-Commerce, diakses tanggal 12 Maret 2023Â
Ben Lutkevich, What is E-commerce, diakses tanggal 12 Maret 2023
Andrew Bloomenthal, Ecommerce Defined, diakses tanggal 12 Maret 2023
Amazon, What is ecommerce, diakses tanggal 12 Maret 2023
Mark Macdonald, How To Start E-Commerce, Diakses tanggal 12 Maret 2023