Dalam investasi, dikenal istilah tingkat pengembalian (return) dan imbal hasil (yield). Imbal hasil adalah salah satu jenis return. Dalam artikel ini, akan dibahas lengkap mengenai apa itu imbal hasil (yield) dalam investasi dan jenis-jenisnya?Â
Pengertian imbal hasil adalah ukuran pengembalian investasi selama periode waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Imbal hasil dapat meliputi kenaikan harga dan dividen yang dibayarkan, serta dihitung sebagai pengembalian realisasi bersih yang dibagi dengan jumlah pokok investasi.Â
Sering dianggap identik, pengembalian (return) dan imbal hasil (yield) merupakan dua hal yang sangat berbeda. Pengembalian dapat didefinisikan sebagai keuntungan atau kerugian finansial atas suatu investasi yang biasanya dinyatakan sebagai perubahan nilai suatu aset investasi dari waktu ke waktu.
Baca juga: Perbedaan dan Karakteristik Investasi Pasar Modal, Emas, Reksa Dana, dan Crypto
Dari penjelasan mengenai definisi imbal hasil yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa imbal hasil biasanya memiliki hubungan yang erat dengan risiko investasi. Risiko merupakan komponen penting dari imbal hasil yang dibayarkan atas suatu investasi.Â
Biasanya hubungan risiko dan imbal hasil investasi adalah semakin tinggi potensi risiko suatu investasi, maka semakin tinggi pula potensi imbal hasil dari investasi tersebut. Misalnya, saham biasanya membawa risiko yang lebih tinggi dibandingkan instrumen obligasi, yang mana menyebabkan saham memiliki potensi imbal hasil yang relatif lebih tinggi daripada obligasi.Â
Besar imbal hasil dalam investasi bisa beragam, tergantung pada jenis instrumen investasi yang kamu pilih. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai apa itu imbal hasil dalam berbagai jenis instrumen investasi.Â
Imbal hasil obligasi adalah pendapatan yang diharapkan dapat terealisasi pada investasi pendapatan tetap selama periode waktu tertentu. Imbal hasil obligasi umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase atau tingkat bunga.Â
Berbeda dari obligasi, imbal hasil reksa dana adalah pendapatan yang dikembalikan kepada investor dalam bentuk bunga dan dividen yang dihasilkan oleh dana investasi tersebut. Imbal hasil reksa dana umumnya dinyatakan dalam bentuk persentase berdasarkan jumlah pendapatan per lembar saham dibagi dengan nilai aset bersih saham.Â
Manajer reksa dana dapat menggunakan berbagai metode untuk menghitung imbal hasil yang dilihat oleh investor. Oleh sebab itu, masing-masing calon investor perlu berkonsultasi pada prospektus untuk melihat dari mana angka tersebut diperoleh.Â
Semakin tinggi imbal hasil reksa dana, maka akan semakin menarik pula reksa dana tersebut di mata investor. Pasalnya, semakin tinggi imbal hasil reksa dana, maka semakin tinggi pula tingkat pengembaliannya. Kendati demikian, di sisi lain investor sebaiknya juga mengantisipasi kemungkinan risiko sebab semakin besar imbal hasil reksa dana, maka semakin berisiko pula jenis reksa dana tersebut.Â
Imbal hasil adalah ukuran arus kas yang diperoleh investor dari jumlah yang diinvestasikan dalam suatu aset.Â
Imbal hasil umumnya dihitung secara tahunan, meskipun ada pula beberapa jenis aset investasi yang menghitung imbal hasil setiap satu atau tiga bulan. Kendati demikian, imbal hasil tidak dapat disamakan dengan tingkat pengembalian investasi yang merupakan indikator komprehensif suatu aset investasi.Â
Secara umum, rumus Imbal hasil adalah sebagai berikut.
Yield = Net Realized Return / Principal Amount
Keterangan:Â
Net Realized Return = tingkat pengembalian bersih yang terealisasiÂ
Principal Amount = pokok investasiÂ
Misalkan, suatu aset investasi berupa saham memberikan capital gain berupa kenaikan harga saham dari harga beli senilai 500 rupiah per lembar saham menjadi 600 rupiah per lembar saham dalam waktu satu tahun. Selain capital gain, perusahaan yang menerbitkan saham tersebut juga membayar dividen senilai 10 rupiah per lembar saham. Dengan demikian, maka imbal hasil yang diperoleh investor dapat dihitung sebagai berikut.
Yield = (600-500)+10 / 500=22%
Baca juga: 7 Jenis Investasi Risiko Sedang Menurut Para Ahli, Tertarik?
Nilai imbal hasil dari tiap instrumen investasi bisa dikatakan cukup variatif dan bergantung pada kondisi pasar perdagangan aset bersangkutan. Oleh sebab itu, cukup sulit untuk menyatakan nilai rata-rata imbal hasil investasi obligasi, reksa dana maupun crypto.Â
Namun, apabila untuk perkiraannya. Imbal hasil investasi obligasi bisa bervariasi berdasarkan rate indikatornya. Berikut ini merupakan rata-rata tertinggi imbal hasil obligasi Indonesia 2022 (per 28 April 2022):Â Â
Sementara itu, imbal hasil investasi reksa dana juga bervariasi tergantung jenisnya. Berikut ini merupakan rata-rata tertinggi imbal hasil reksa dana per 4 April 2022.Â
Itu dia penjelasan lengkap mengenai apa itu imbal hasil investasi, cara menghitung hingga rata-rata imbal hasil dari tiap instrumen investasi. Semoga informasi tersebut bermanfaat bagi kamu, ya!
Akhir-akhir ini, investor semakin tertarik kepada aset investasi crypto, termasuk di Indonesia. Per Desember 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 11 juta orang.Â
Untuk kamu yang tertarik berinvestasi crypto namun tidak tau harus mulai dari mana, download Pintu sekarang!
Pintu adalah aplikasi jual beli crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti dengan berbagai fitur lengkap yang bisa memudahkan investor pemula, di antaranya:Â
Achmad Aris, Ini Dia Top 5 Reksa Dana Return Tertinggi YTD 4 April 2022. Diakses tanggal: 8 Mei 2022
Adam Hayes, Bond Yield. Diakses tanggal: 8 Mei 2022
Caroline Banton, Yield vs. Return: What’s the Difference? Diakses tanggal: 8 Mei 2022
James Chen, Yield. Diakses tanggal: 8 Mei 2022