Sebelumnya, telah dibahas mengenai apa itu resesi ekonomi dan ciri-cirinya. Namun mungkin kamu bertanya-tanya, apa penyebab resesi ekonomi, dampak, dan bagaimana cara mengatasi kondisi tersebut? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut ini!
Tanda awal negara mengalami resesi adalah terjadinya penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut. Lantas, faktor apa sajakah yang bisa menjadi penyebab resesi ekonomi?
Deflasi merupakan kondisi ketika harga-harga barang menurun dan upah pekerja juga ikut merosot. Ketika upah pekerja menurun, otomatis daya beli masyarakat juga akan menurun dan membuat terjadinya penumpukan barang. Apabila siklus ini terus berlanjut, maka resesi ekonomi pun akan menjadi hal yang tidak terhindarkan.
Baca juga: Apa itu Inflasi dan Deflasi? Selengkapnya Di Sini!
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata bisa berdampak buruk apabila tidak ditanggapi secara tepat.
Sebagai contohnya, pada akhir abad ke-18, terjadi revolusi industri, di mana perkembangan teknologi dan mesin menyebabkan beberapa profesi tidak lagi dibutuhkan dan meningkatnya jumlah pengangguran yang dapat ikut memicu terjadinya resesi apabila tidak dibarengi dengan pengembangan sumber daya manusia.
Agar siklus ekonomi berjalan baik, harus ada keseimbangan antara tingkat produksi dan konsumsi. Tingginya produksi dengan tingkat konsumsi yang rendah akan membuat jumlah persediaan menumpuk. Produsen pun akan mengalami penurunan pendapatan yang berefek juga pada pendapatan tenaga kerja.
Di sisi lain, tingginya tingkat konsumsi tanpa dibarengi dengan produksi justru mengakibatkan terjadinya aktivitas impor. Apabila hal ini terjadi dalam jangka waktu panjang, pendapatan produsen lokal juga akan ikut menurun dan bisa berdampak pada resesi.
Sesuai dengan yang telah disebutkan sebelumnya, jumlah impor yang lebih besar daripada ekspor juga bisa menyebabkan terjadinya resesi.
Nilai impor yang terlalu besar sehingga mengalahkan nilai ekspor akan menyebabkan nilai anggaran negara menjadi negatif atau yang disebut dengan defisit anggaran. Defisit anggaran ini jika terus terjadi akan berdampak serius pada perkembangan ekonomi hingga menyebabkan resesi ekonomi.
Pandemi seperti COVID-19 bisa menghantam ekonomi global, baik negara maju maupun negara berkembang. Jika daya beli masyarakat terus menurun akibat pandemi, resesi pun dikhawatirkan akan terjadi.
Â
Resesi sering digambarkan sebagai peristiwa jangka pendek. Aktivitas ekonomi yang berkurang, pengangguran tinggi, dan pendapatan yang menurun bisa memberikan dampak-dampak buruk lainnya kepada aspek-aspek lain di suatu negara. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
Timbulnya pengangguran serta kehilangan pendapatan bisa menyebabkan orang tua tidak bisa memenuhi kebutuhan sandang dan pangan anak-anaknya, yang bisa berpengaruh pula pada menurunnya prestasi sang anak.
Kehilangan pekerjaan dan pendapatan secara jangka panjang membuat daya beli masyarakat menurun drastis, yang tentunya akan berdampak pula pada timbulnya kemiskinan.
Aktivitas ekonomi yang lesu bisa menyebabkan pendapatan perusahaan ikut menurun. Tentunya, tingkat pengembalian dan return investasi juga bisa ikut menurun. Salah satu contohnya adalah dividen saham yang nilainya berdasarkan pada jumlah laba perusahaan.
Baca juga: 5 Investasi Paling Aman Menurut Ahli Finansial
Apabila resesi ekonomi terjadi, tentu saja pemerintah tidak boleh tinggal diam dan biasanya akan menerapkan berbagai kebijakan berikut.
Bantuan sosial diberikan secara tepat sasaran untuk mendongkrak daya beli masyarakat yang kurang mampu.
Dengan kebijakan ekspor yang lebih longgar, diharapkan produsen lokal bisa terdorong untuk mengekspor produk-produknya yang akan berdampak pula pada meningkatnya jumlah pendapatan mereka.
Apabila masyarakat mengalami penurunan jumlah pendapatan, pemerintah bisa meringankan pungutan pajak dengan tujuan meningkatkan aktivitas belanja masyarakat yang tentunya akan ikut mendorong aktivitas ekonomi.
Demikian dampak resesi ekonomi, penyebab, serta beberapa cara mengatasinya yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Cukup mudah dipahami, bukan?
Pintu adalah aplikasi jual beli crypto yang bisa digunakan secara mudah oleh investor dan trader pemula maupun berpengalaman. Di Pintu, kamu bisa mengecek grafik harga crypto dalam rentang waktu 24 jam, 1 minggu, 1 bulan, 1 tahun hingga all-time.
Jual beli crypto di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho! Download Pintu sekarang!
Referensi:
Economic Policy Institute. Economic scarring: The long-term impacts of the recession. Diakses tanggal 5-11-2021.
Paul Boyce. Recession Definition. Diakses tanggal 5-11-2021.