ROA, ROI, dan ROE adalah istilah yang seringkali muncul dalam dunia investasi. Meskipun mirip, ketiga metrik tersebut nyatanya sangat berbeda satu sama lainnya. Agar kamu tidak salah menggunakannya, simak pengertian hingga rumus menghitung ROA, ROI, dan ROE dalam artikel berikut ini!
ROA adalah kependekan dari Return on Assets yang pada dasarnya berarti pengembalian aset, yang mana merupakan indikator tentang profit yang dihasilkan sebuah perusahaan apabila dinilai dari total asetnya.
ROA dapat memberikan gambaran kepada investor tentang seberapa efisien manajemen perusahaan dalam menggunakan aset atau investasinya guna menghasilkan pendapatan atau laba. ROA biasa disajikan dalam bentuk persentase. Jika nilai ROA semakin tinggi maka semakin baik karena perusahaan bisa menunjukkan efisiensi aset yang relatif tinggi.
Untuk mendapatkan nilai dari ROA, ROI, dan ROE, maka kamu perlu tahu bagaimana rumus menghitung ROA, ROI, dan ROE. Secara umum, rumus ROA bisa kamu dapatkan dengan membandingkan antara laba bersih perusahaan dengan nilai total aset, atau secara matematis ditulis sebagai berikut.
ROA = Net Income / Total Assets
Contohnya, A dan B memulai bisnis di bidang yang sama yaitu menjual makanan. A menghabiskan Rp1.500.000 untuk gerobak dagangannya dan membeli bahan-bahan, sedangkan B menghabiskan Rp15.000.000 untuk melakukan promosi melalui media Instagram dan Facebook serta membeli bahan-bahan berkualitas.
Apabila diasumsikan bahwa itu semua adalah aset milik perusahaan mereka. Kemudian dalam satu periode, A menghasilkan laba bersih sebesar Rp150.000 sedangkan B menghasilkan laba bersih sebesar Rp1.200.000. Di antara keduanya, manakah bisnis yang lebih efisien?
Dengan menggunakan rumus sebelumnya, berikut nilai ROA dari kedua bisnis tersebut.
ROA A = Rp150.000 / Rp1.500.000 = 10%
ROA B = Rp1.200.000 / Rp15.000.000 = 8%
Berdasarkan hasil tersebut, perusahaan atau bisnis A dianggap lebih efisien dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya karena nilai ROA-nya lebih tinggi dibandingkan bisnis B.
Baca juga: 5 Metode Penilaian Investasi oleh Ekonom Internasional, Kamu Cuan?
ROE adalah kependekan dari Return on Equity. ROE dapat membantu investor dalam menilai perusahaan mana yang sekiranya bisa memberikan lebih banyak keuntungan. Untuk menemukan perusahaan yang potensial, maka investor bisa menggunakan nilai rata-rata ROE sebuah perusahaan dalam 5 tahun terakhir.
Sederhananya, rumus ROE adalah sebagai berikut.
ROE = Net Income / Shareholders’ equity
Net Income = Laba bersih
Shareholder’s equity = Nilai ekuitas pemegang saham
Sebagai contohnya, dua perusahaan, A dan B mempunyai jumlah aset yang sama, yaitu Rp1.000.000 dan laba bersih yang sama, yaitu sebesar Rp120.000
Namun, nilai utang dari kedua perusahaan tersebut berbeda yang tentunya ikut berpengaruh pada nilai ekuitas perusahaan tersebut.
Perusahaan A mempunyai utang sebesar Rp500.000 dan perusahaan B mempunyai utang sebesar Rp200.000.
Lalu berapakah nilai ROE kedua perusahaan tersebut?
Sebelum menghitung nilai ROE kedua perusahaan, perlu dihitung terlebih dahulu nilai ekuitas perusahaan A dan perusahaan B.
Ekuitas perusahaan A = Rp1.000.000 – Rp500.000 = Rp500.000
ROE A = Rp120.000/Rp500.000 = 24%
Ekuitas perusahaan B = Rp1.000.000 – Rp200.000 = Rp800.000
ROE B = Rp120.000/Rp800.000 = 15%
Nilai ROE berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit tanpa menambahkan modal ekuitas baru ke dalam bisnis. Nilai ROE yang lebih tinggi menggambarkan bahwa manajemen bisa memaksimalkan modal yang diberikan investor untuk memperoleh profit.
ROI adalah kependekan dari Return on Investment. Return on Investment adalah ukuran kinerja yang biasa digunakan untuk mengevaluasi efisiensi suatu investasi atau bisa juga untuk membandingkan efisiensi sejumlah investasi yang berbeda.
Rumus ROI adalah sebagai berikut.
ROI = (Nilai Investasi Saat Ini – Biaya Investasi) / Biaya Investasi
Untuk bisa memperoleh nilai ROI, kamu hanya perlu mengurangi nilai investasi saat ini dengan biaya investasi, lalu membaginya lagi dengan nilai biaya investasi.
Contohnya adalah sebagai berikut, Alex menginvestasikan Rp1.000.000 di perusahaan A pada tahun 2017 dan menjual sahamnya Rp1.200.000 di tahun berikutnya. Lalu, Alex juga berinvestasi sebesar Rp2.000.000 di perusahaan B pada tahun 2014 dan menjual sahamnya di tahun 2017 dengan nilai Rp2.800.000. Maka, berapakah nilai ROI dari kedua investasi tersebut?
ROI Alex pada perusahaan A
Dengan menggunakan rumus ROI sebelumnya, dapat diperoleh ROI Alex pada perusahaan A adalah sebagai berikut.
ROI = (Rp1.200.000 – Rp1.000.000) / Rp1.000.000
= 0,2 atau 20%
ROI Alex pada perusahaan B
ROI = (Rp2.800.000 – Rp2.000.000) / Rp2.000.000
= 0,4 atau 40%
Itulah pembahasan lengkap mengenai rumus menghitung ROA, ROI, dan ROE yang bisa membantumu untuk menentukan jenis investasi yang lebih menguntungkan.
Untuk kamu yang sedang mencari instrumen lain untuk diversifikasi investasi kamu, maka kamu bisa mencoba investasi crypto. Per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia telah mencapai 6,5 juta orang, lebih tinggi dibandingkan investor pasar modal.
Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi aset crypto, download aplikasi Pintu sekarang. Jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya bisa mulai dari Rp11.000 saja. lho!
Baca juga: Apa itu Bitcoin?
Referensi:
Ben Mcclure. 2021. How Return on Equity can Help Uncover Profitable Stocks. Diakses tanggal: 27-08-2021
Jason Fernando. 2021. Return on Investment. Diakses tanggal: 27-08-2021
Marshall Hargrave. 2021. Return on Assets. Diakses tanggal: 27-08-2021.