Fitur
Trading
Edukasi
KELAS ACADEMY
Masih Baru dalam Crypto?
Kami siap membantu! Pahami crypto secara bertahap dengan Kelas.
Lainnya
Fitur
Trading
Edukasi
KELAS ACADEMY
Masih Baru dalam Crypto?
Kami siap membantu! Pahami crypto secara bertahap dengan Kelas.
Jakarta, Pintu News – Raksasa derivatif asal AS, CME Group, resmi mengumumkan uji coba proyek tokenisasi aset dengan dukungan infrastruktur dari Google Cloud.
Kira-kira, apa yang bisa diharapkan dari kolaborasi ini?
Menurut pengumumannya, kolaborasi antara CME Group dan Google Cloud ini menggunakan platform Google Cloud Universal Ledger (GCUL), sebuah teknologi blockchain terdistribusi yang dirancang khusus untuk institusi keuangan tradisional.
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pembayaran grosir, penyelesaian transaksi, dan manajemen margin dalam ekosistem pasar modal global.
Terry Duffy, CEO CME Group, memuji kemitraan ini sebagai respons terhadap perubahan tuntutan pasar global.
“Google Cloud Universal Ledger memiliki potensi untuk memberikan efisiensi yang signifikan untuk pembayaran jaminan, margin, penyelesaian, dan biaya seiring dengan pergerakan dunia menuju perdagangan 24/7,” kata Duffy.
Untuk sekarang, uji coba ini sudah menyelesaikan fase integrasi awal, dan pengujian langsung dengan peserta pasar dijadwalkan pada tahun 2026.
Tokenisasi adalah proses mengubah aset dunia nyata—seperti saham, obligasi, dan properti—menjadi token digital yang dapat diperdagangkan di jaringan blockchain.
Menurut Forum Ekonomi Dunia, integrasi antara sistem keuangan tradisional dengan teknologi blockchain kini bukan lagi mimpi, tetapi realitas yang berkembang cepat.
Dalam konteks ini, Google Cloud melalui GCUL berupaya memberikan solusi blockchain yang private dan permissioned, memungkinkan penyelesaian instan, pengelolaan akun terpusat, serta ruang untuk intervensi manual jika diperlukan—hal yang tidak dimungkinkan di blockchain publik seperti Ethereum ETH->Harga ETH Saat IniRp 0Market Cap-Volume Trading-Suplai Beredar- atau Solana SOL->Harga SOL Saat IniRp 0Market Cap-Volume Trading-Suplai Beredar-.
Meskipun proyek ini disambut antusias oleh banyak pelaku industri, komunitas crypto justru merespons dengan skeptis. Para pengamat menyebut bahwa GCUL, sebagai jaringan tertutup, bertentangan dengan prinsip desentralisasi yang menjadi jiwa teknologi blockchain.
Baca juga: Daftar 20 Crypto Teratas untuk Pertengahan Tahun 2025 Menurut Laporan Grayscale Research
Seorang analis DeFi bahkan menyebut proyek ini sebagai “krisis sentralisasi”, menyatakan bahwa “GCUL tidak bullish sama sekali karena hanya meniru blockchain tanpa nilai terbuka.”
Analis lain menambahkan bahwa protokol seperti GCUL cenderung menutup akses partisipasi publik dan memusatkan kendali di tangan segelintir institusi besar.
Namun, pendukung inisiatif ini berargumen bahwa pasar keuangan tradisional membutuhkan kecepatan, kepatuhan hukum, dan fleksibilitas yang sulit dicapai di jaringan publik.
Dalam sistem seperti GCUL, peran seperti settlement, clearing, dan compliance bisa dibagi dalam node-node khusus—struktur yang tidak bisa dilakukan di blockchain publik secara efisien.
Jika berhasil, uji coba tokenisasi ini akan membuka jalan bagi integrasi lebih dalam antara Wall Street dan teknologi blockchain.
Dengan $25 triliun aset yang kini bisa dijadikan kolateral dari potensi total $230 triliun, tokenisasi dipandang sebagai alat untuk meningkatkan likuiditas dan efisiensi modal secara drastis.
Tokoh-tokoh besar seperti CEO BlackRock, Larry Fink, juga sudah menyerukan kepada SEC agar segera menyetujui tokenisasi saham dan obligasi.
Sementara Fidelity dan sejumlah institusi lain mulai mengembangkan stablecoin dan dana tokenisasi, CME Group kini menempatkan dirinya sebagai pelopor dalam penyediaan infrastruktur pasar keuangan berbasis blockchain.
Secara keseluruhan, kolaborasi antara CME Group dan Google Cloud dalam uji coba tokenisasi aset bukan hanya langkah teknis, melainkan bagian dari transformasi besar di pasar keuangan global.
Meski dibayangi perdebatan antara sentralisasi dan desentralisasi, proyek ini menunjukkan bahwa masa depan finansial kemungkinan besar akan menjadi perpaduan antara kecepatan, efisiensi, dan keamanan berbasis teknologi blockchain. Pertanyaannya kini bukan “apakah tokenisasi akan terjadi,” tetapi “siapa yang akan menguasainya.”
Itu dia informasi terkini seputar berita crypto hari ini. Dapatkan berbagai informasi lengkap lainnya seputar akademi crypto dari level pemula hingga ahli hanya di Pintu Academy dan perkaya pengetahuanmu mengenai dunia crypto dan blockchain.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terkini seputar dunia crypto dan teknologi blockchain. Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh Pintu Crypto melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga.
Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro. Klik Daftar Pintu jika kamu belum memiliki akun atau klik Login Pintu jika kamu telah terdaftar.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
*Featured Image: Crypto Ticker
Terdaftar dan diawasi oleh BAPPEBTI dan Kominfo
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Perdagangan aset crypto adalah aktivitas berisiko tinggi. Pintu tidak memberikan rekomendasi investasi ataupun produk. Pengguna wajib mempelajari aset crypto sebelum membuat keputusan. Semua keputusan perdagangan crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.
Lihat Aset di Artikel Ini
Harga ETH (24 Jam)
Kapitalisasi Pasar
-
Volume Global (24 Jam)
-
Suplai yang Beredar
-