Download Pintu App
Jakarta, Pintu News – Pasar crypto mengalami penurunan besar selama sebulan terakhir. Kapitalisasi pasar total turun dari $4,27 triliun pada 6 Oktober menjadi $2,98 triliun pada 19 November — penurunan sekitar 30%. Meski sempat pulih ke $3,12 triliun, perdebatan di kalangan trader masih berlangsung.
Sebagian pihak berpendapat bahwa pasar bearish yang lebih dalam sedang terbentuk. Namun, sebagian lainnya meyakini bahwa koreksi ini justru menandakan fase akhir dari pelemahan. Artikel ini berfokus pada kelompok yang kedua. Sejumlah indikator saat ini menunjukkan bahwa pasar bullish kripto bisa dimulai lebih cepat dari perkiraan.
Kelima alasan yang dijelaskan di bawah ini mencerminkan salah satu dari tiga hal: titik terlemah pasar, puncak dari kepanikan jual, atau munculnya kekuatan beli yang baru. Jika digabungkan, faktor-faktor ini bisa membentuk salah satu setup awal siklus bull market terkuat yang pernah terjadi.
Pemegang jangka pendek telah menjual aset mereka dengan kecepatan tertinggi dalam beberapa bulan terakhir — dan situasi seperti ini biasanya terjadi saat pasar mendekati titik terendah.
Baca juga: Meski Anjlok Parah, Ini 3 Alasan Mengapa Bitcoin akan Memimpin Reli Bullish di Pasar Crypto
Bitcoin Munger menyoroti lonjakan pengiriman koin ke bursa dalam kondisi rugi, sementara JA Maartunn mencatat hal serupa melalui data CryptoQuant, di mana lebih dari 60.000 Bitcoin dipindahkan dalam keadaan merugi hanya dalam hitungan jam. Aksi jual panik seperti ini sering kali menandai fase “pembersihan” terakhir sebelum tren pasar mulai berbalik dari nuansa bearish.
Data on-chain memperkuat analisis tersebut. Nilai SOPR (Spent Output Profit Ratio) untuk pemegang jangka pendek turun ke angka 0,96 pada 15 November, sama seperti level yang tercatat pada 7 April lalu. SOPR mengukur apakah koin yang dipindahkan di jaringan dijual dalam kondisi untung atau rugi.
Ketika nilai ini turun di bawah 1 dan kemudian mulai stabil, itu sering kali menjadi sinyal bahwa para pemegang lemah sudah menyerah (capitulation).
Pemegang jangka pendek memiliki peran penting karena mereka adalah kelompok yang paling cepat bereaksi saat terjadi koreksi. Mereka cenderung panik dan menjual lebih awal, terkena stop-loss lebih cepat, dan umumnya melepas aset di tengah kondisi pasar yang lemah. Inilah alasan mengapa tekanan jual dari pemegang jangka pendek hampir selalu mencapai puncaknya saat mendekati dasar pasar.

Setelah penurunan pada bulan April, harga Bitcoin melonjak dari $76.270 menjadi $123.345 hanya dalam beberapa bulan — kenaikan sekitar 62%. Dengan nilai SOPR kini kembali di level 0,97, penurunan terbaru mengindikasikan bahwa tekanan jual kemungkinan hampir habis.
Pertanyaan selanjutnya: Apakah kekuatan beli baru sedang mulai terbentuk di tempat lain? Di sinilah indikator berikutnya akan berperan.
Jika tekanan jual dari pemegang jangka pendek sudah hampir habis, maka pertanyaan berikutnya sederhana: Apakah ada cukup kekuatan beli baru untuk mendorong harga naik?
Saat ini, data stablecoin menunjukkan jawabannya: ya.
Rasio Pasokan Stablecoin (Stablecoin Supply Ratio/SSR) telah turun ke 11,59 — angka terendah dalam lebih dari setahun. SSR membandingkan kapitalisasi pasar Bitcoin dengan total pasokan stablecoin. Ketika SSR turun, artinya stablecoin memiliki daya beli lebih besar dibandingkan nilai pasar Bitcoin (BTC). Trader sering menyebut ini sebagai “dry powder” atau amunisi cadangan.

Level ini bahkan lebih rendah dari angka 12,89 yang tercatat pada 8 April, periode ketika harga Bitcoin menyentuh titik rendah di sekitar $76.276 sebelum naik selama beberapa bulan. SSR yang rendah berarti stablecoin dapat membeli lebih banyak Bitcoin per unit pasokan — kondisi yang biasanya terjadi di dekat dasar pasar.
Konfirmasi kedua datang dari RSI SSR, yang disorot oleh analis Maartunn. Nilainya berada di kisaran 26 — level yang berulang kali muncul bersamaan dengan titik terendah Bitcoin selama pasar bearish sebelumnya. RSI yang rendah di sini menunjukkan bahwa daya beli stablecoin sedang “oversold” dibandingkan ukuran pasar Bitcoin — sebuah setup langka yang sering muncul sebelum pergeseran tren.
Baca juga: Prediksi Harga XRP: Tekanan Jual Meningkat di Tengah Arus Keluar dan Penurunan Open Interest
Jika digabungkan, peningkatan cadangan stablecoin dan SSR yang sangat terkompresi menunjukkan bahwa pasar memiliki likuiditas yang cukup untuk memicu rebound dalam siklus bull market kripto berikutnya.
Kapitulasi jangka pendek dan SSR yang rendah sudah menunjukkan bahwa tekanan jual hampir mencapai titik akhir. Lapisan berikutnya datang dari altcoin, yang mengalami reset lebih dalam lagi.
Data terbaru dari Glassnode menunjukkan bahwa hanya sekitar 5% dari pasokan altcoin yang masih berada dalam kondisi untung — sebuah level yang biasanya muncul pada fase kapitulasi akhir. Ketika hampir semua holder mengalami kerugian, artinya pasar hampir kehabisan aset yang bisa dijual.
Situasi ini mirip dengan apa yang terjadi pada Bitcoin, di mana 95% dari semua koin yang dibeli dalam 155 hari terakhir kini berada di bawah harga beli (underwater) — bahkan lebih buruk dibandingkan saat crash COVID maupun runtuhnya FTX.
Kombinasi ini penting karena altcoin sering kali stabil lebih awal dari Bitcoin saat rasio profit jatuh sedalam ini. Meskipun dominasi Bitcoin masih mendekati 60%, kesenjangan antara penurunan profit Bitcoin dan level profit altcoin yang hampir nol menunjukkan bahwa altcoin mungkin lebih dekat ke fase pembentukan dasar harga.
Jika bull market kripto memang dimulai dari titik reset yang dalam, altcoin sering kali menjadi yang pertama merespons karena mereka tidak lagi memiliki tekanan jual dari investor yang masih untung. Hal ini membuka peluang bahwa fase awal bull market bisa dipimpin oleh altcoin.
Setelah membahas kerugian altcoin dan pasokan Bitcoin yang berada di bawah harga beli, elemen berikutnya yang melengkapi narasi bull market kripto adalah sentimen pasar. Indeks Bitcoin Fear & Greed turun ke angka 10 pada 15 November — level terendah sejak 27 Februari, saat Bitcoin masih diperdagangkan di sekitar $84.718.

Saat itu, indeks serupa juga turun sebelum Bitcoin menyentuh dasar pada April dan memulai reli besar dari $76.276 (8 April) ke $123.345 (13 Agustus), naik sekitar 62%.
Penurunan indeks ke level 10 ini penting karena rasa takut ekstrem (extreme fear) biasanya muncul setelah sebagian besar aksi jual telah terjadi. Bahkan selama pemulihan harga di bulan April, indeks ini hanya sempat turun ke 18 dan tidak pernah kembali ke angka 10. Turunnya indeks ke level ini lagi mengisyaratkan bahwa pasar mungkin telah melewati fase “pembersihan emosi”.
Tokoh industri seperti Thomas Chen, CEO Function, juga menggambarkan fase ini sebagai masa “jenuh dan kelelahan emosional”:
“Perilaku investor kini sangat condong ke aksi jual, dengan lebih dari $2,8 miliar dana keluar… Rasanya kembali ke pertanyaan mendasar: apakah saya masih mau pegang BTC di kondisi seperti ini? Dengan indeks Fear & Greed di level extreme fear, situasi ini mengingatkan saya pada kejatuhan Luna tahun 2022,” ujarnya.
Munculnya rasa takut ekstrem ini setelah kapitulasi altcoin dan rasio stablecoin yang sangat rendah memperkuat argumen bahwa dasar untuk bull market kripto berikutnya mungkin sedang terbentuk sekarang.
Baca juga: Vitalik Buterin Ingatkan Ancaman Kuantum: Ethereum Siap Tingkatkan Keamanan Kriptografi
Sinyal terakhir yang mendukung potensi awal bull market kripto adalah terbentuknya death cross baru pada 15 November. Death cross terjadi ketika rata-rata pergerakan 50 hari turun di bawah rata-rata 200 hari. Karena moving average mencerminkan rata-rata harga penutupan dalam periode tertentu, pola ini lebih sering mengindikasikan kelelahan tren, bukan awal dari kejatuhan besar.
Selama fase “menuju death cross” ini, Bitcoin turun sekitar 17%, angka yang hampir sama dengan penurunan 16% saat struktur death cross terbentuk pada April lalu. Kala itu, pola tersebut berhasil memainkan peran penuh: menghapus momentum lemah, dan setelahnya memicu reli dari April ke Agustus.

Kali ini, ada pola serupa yang terjadi di balik layar. Harga Bitcoin membentuk higher low, sementara indikator RSI justru mencetak lower low.
RSI (Relative Strength Index) mengukur kekuatan momentum harga, dan perbedaan arah seperti ini disebut hidden bullish divergence — sinyal bahwa tekanan jual mulai melemah. Ini sering kali menjadi “katup pelepas tekanan terakhir” sebelum tren naik berlanjut. Dan ini sejalan dengan teori puncak kapitulasi yang dibahas sebelumnya.
Fred Thiel, CEO MARA Holdings, menegaskan bahwa penurunan terbaru mencerminkan tekanan dari faktor makro, bukan sekadar pola teknikal:
“Turunnya harga Bitcoin di bawah $90.000 merupakan hasil dari badai sempurna — tekanan makro dan aksi ambil untung. Dalam sebulan terakhir, pemegang jangka panjang telah mendistribusikan lebih dari 815.000 BTC — aksi jual terbesar sejak tahun 2024,” jelasnya.
Jika Bitcoin mampu bertahan di atas titik terendah baru-baru ini, death cross kali ini mungkin hanya menjadi momen reset, bukan sinyal keruntuhan.
Itulah yang terjadi di awal tahun ini, dan menjadi salah satu alasan mengapa banyak trader percaya bahwa fondasi bull market kripto saat ini sedang terbentuk secara diam-diam. Namun, jika harga Bitcoin tidak segera bereaksi terhadap crossover ini, awal bull market bisa saja tertunda lebih lama.
SOPR adalah metrik yang menunjukkan apakah koin yang dihabiskan di blockchain dijual dengan untung atau rugi. Nilai di bawah 1 bisa menandakan kapitulasi pemegang jangka pendek.
SSR mengukur kekuatan beli stablecoin relatif terhadap kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC). SSR yang rendah menunjukkan bahwa stablecoin dapat membeli lebih banyak Bitcoin, sering kali menandakan dasar pasar.
Altcoin sering stabil lebih dulu daripada Bitcoin (BTC) dalam pasar bear, karena mereka tidak memiliki tekanan jual yang signifikan setelah kapitulasi besar-besaran. Ini bisa memicu pemulihan lebih cepat di seluruh pasar.
Itu dia informasi terkini seputar crypto. Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan berita crypto terkini seputar project crypto dan teknologi blockchain. Temukan juga panduan belajar crypto dari nol dengan pembahasan lengkap melalui Pintu Academy dan selalu up-to-date dengan pasar crypto terkini seperti harga bitcoin hari ini, harga coin xrp hari ini, dogecoin dan harga aset crypto lainnya lewat Pintu Market.
Nikmati pengalaman trading crypto yang mudah dan aman dengan mengunduh aplikasi kripto Pintu melalui Google Play Store maupun App Store sekarang juga. Dapatkan juga pengalaman web trading dengan berbagai tools trading canggih seperti pro charting, beragam jenis tipe order, hingga portfolio tracker hanya di Pintu Pro.
*Disclaimer
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Pintu mengumpulkan informasi ini dari berbagai sumber relevan dan tidak terpengaruh oleh pihak luar. Sebagai catatan, kinerja masa lalu aset tidak menentukan proyeksi kinerja yang akan datang. Aktivitas jual beli crypto memiliki risiko dan volatilitas tinggi, selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:
© 2025 PT Pintu Kemana Saja. All Rights Reserved.
Kegiatan perdagangan aset crypto dilakukan oleh PT Pintu Kemana Saja, suatu perusahaan Pedagang Aset Keuangan Digital yang berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta merupakan anggota PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kliring Komoditi Indonesia (KKI). Kegiatan perdagangan kontrak berjangka atas aset crypto dilakukan oleh PT Porto Komoditi Berjangka, suatu perusahaan Pialang Berjangka yang berizin dan diawasi oleh BAPPEBTI serta merupakan anggota CFX dan KKI. Kegiatan perdagangan aset crypto adalah kegiatan berisiko tinggi. PT Pintu Kemana Saja dan PT Porto Komoditi Berjangka tidak memberikan rekomendasi apa pun mengenai investasi dan/atau produk aset crypto. Pengguna wajib mempelajari secara hati-hati setiap hal yang berkaitan dengan perdagangan aset crypto (termasuk risiko terkait) dan penggunaan aplikasi. Semua keputusan perdagangan aset crypto dan/atau kontrak berjangka atas aset crypto merupakan keputusan mandiri pengguna.