Arbitrum digadang-gadang sebagai salah satu platform blockchain generasi berikutnya yang akan mengatasi tantangan skalabilitas yang dihadapi oleh teknologi blockchain Ethereum saat ini. Arbitrum menjadi layer 2 terbesar di Ethereum yang menggunakan teknologi rollup dengan TVL lebih dari 1 miliar dolar AS. Lalu, apa itu Arbitrum, cara kerja, dan apa saja keunggulannya? Yuk, simak artikel berikut!
Apa itu Arbitrum? Arbitrum adalah blockchain layer 2 yang dirancang untuk meningkatkan skalabilitas pada blockchain Ethereum. Dengan Arbitrum, kamu bisa melakukan semua hal yang kamu lakukan di Ethereum, dengan transaksi yang lebih murah dan cepat. Seperti, akses ke aplikasi Web3, menggunakan smart contract, dan lain-lain dengan sistem keamanan Ethereum.
Saat ini, Ethereum hanya dapat memproses 20-40 transaksi per detik (TPS). Ketika batas tersebut tercapai, pengguna dipaksa untuk bersaing satu sama lain agar transaksi mereka dapat diproses, sehingga menyebabkan biaya (gas fee) naik. Oleh karena itu, Arbitrum menawarkan skalabilitas tinggi yang dapat memproses hingga 40.000 TPS. Hal ini karena Arbitrum bekerja menggunakan optimistic rollup yang dapat mempercepat transaksi dengan biaya yang rendah.
Arbitrum dikembangkan oleh Offchain Labs, sebuah perusahaan berbasis di AS yang fokus membangun solusi skalabilitas pada jaringan Ethereum. Offchain Labs sendiri didirikan oleh Ed Felten, seorang profesor ilmu komputer di Princeton University dan mantan deputi CTO (Chief Technology Officer) di White House pada masa pemerintahan Presiden Obama. Bersama dua rekannya, Steven Goldfeder dan Harry Kalodner, mereka menerbitkan hasil penelitian terkait teknologi Arbitrum pada 2018.
Pada April 2021, Offchain Labs mendapatkan pendanaan Serie A sebesar 20 juta dolar AS. Tak lama setelahnya, perusahaan ini kembali mendapatkan pendanaan Serie B sebesar 100 juta dolar AS. Pendanaan tersebut diberikan oleh Lightspeed Venture Partners. Beberapa investor lainnya yang terlibat adalah Polychain Capital, Ribbit Capital, Redpoint Ventures, Pantera Capital, dan Mark Cuban.
Teknologi dibalik Arbitrum adalah optimistic rollups. Rollup adalah jenis teknik kompresi data pada transaksi blockchain. Teknik ini melibatkan ‘penggulungan’ kumpulan transaksi menjadi satu transaksi. Manfaatnya adalah blockchain hanya perlu memproses satu transaksi saja yakni transaksi yang ‘digulung’ dan tidak perlu mengonfirmasi setiap transaksi individu yang ada di dalam rollup. Hal ini dapat menghemat waktu karena blockchain hanya perlu mengonfirmasi satu transaksi saja.
Optimistic rollup adalah teknik khusus untuk menggulung transaksi secara off-chain. Untuk mempercepat proses, optimistic rollup mengasumsikan bahwa transaksi yang ada di dalam rollup adalah valid.
Optimistic rollup Arbitrum diselesaikan di atas rollup chain Arbitrum. Arbitrum mengumpulkan kumpulan transaksi, menyelesaikannya di rollup chain Arbitrum, dan kemudian memasukkan data transaksi kembali ke blockchain Ethereum.
Arbitrum mengatakan bahwa setiap transaksi yang dikonfirmasi melalui proses ini diberi stempel “AnyTrust Guarantee“, yaitu ketika semua validator setuju dengan keabsahan transaksi yang terdapat dalam sebuah blok. Validator mempertaruhkan (stake) ETH sebelum mereka dapat mengonfirmasi transaksi; dengan mempertaruhkan ETH, mereka diberi insentif untuk bertindak jujur.
Baca juga Apa itu Ethereum, blockchain utama Arbitrum.
1. Sequencer Menerima Transaksi
Siklus transaksi dimulai dengan Sequencer, sebuah node yang menerima transaksi dari pengguna baik secara langsung atau melalui Delayed Inbox dari rantai Layer 1.
2. Sequencer Meminta Transaksi (off-chain)
Setelah menerima transaksi, Sequencer akan mengeksekusi transaksi dengan bantuan Virtual Machine Nitro, dan memberikan tanda terima transaksi kepada pengguna secara “instan”. Dikatakan “instan” karena tidak memerlukan konfirmasi on-chain tambahan, dan biasanya tidak akan memakan waktu lebih dari satu atau dua detik.
3. Sequencer memposting transaksi dalam satu batch (on-chain)
Sequencer kemudian akan memposting sekumpulan transaksi Layer 2 yang mencakup beberapa transaksi pengguna ke Layer 1; dalam kondisi normal, Sequencer akan memposting sekumpulan transaksi setiap beberapa menit.
4. Validator menegaskan RBlock (rollup block)
Validator kemudian akan menjalankan Arbitrum Virtual Machine atas input di Inbox (seperti yang dilakukan Sequencer sebelumnya, namun sekarang hanya atas transaksi yang di-posting di Layer 1) dan membuat pernyataan on-chain tentang status terbaru rantai, yaitu sebuah RBlock. RBlocks biasanya dibuat setiap 30-60 menit.
5. RBlock dikonfirmasi di Layer 1
Jika tidak ada permasalahan, RBlock dapat dikonfirmasi di Layer 1 (semua akun Ethereum di Layer 1 dapat mengonfirmasinya). Setelah dikonfirmasi, root Outbox di Layer 1 akan diperbarui.
Sederhananya, smart contract meminta blockchain Arbitrum untuk melakukan sesuatu dengan menempatkan transaksi ke dalam rantai Inbox. Kemudian Arbitrum memprosesnya dan mengeluarkan tanda terima transaksi.
Pelajari lebih lanjut tentang Layer 2 dan cara kerjanya di artikel ini.
Pada jaringan utama Ethereum, ada 2 Arbitrum chains yang beroperasi: Arbitrum Rollup chain, yang disebut Arbitrum One, dan AnyTrust chain, yang disebut Arbitrum Nova. Arbitrum One telah bermigrasi ke sistem Nitro pada 31 Agustus 2022. Platform Arbitrum Nitro yang tetap berjalan di atas jaringan Arbitrum One, memberikan peningkatan dalam hal kecepatan transaksi 7-10 kali lebih cepat, teknik kompresi data yang lebih canggih sehingga dapat menurunkan biaya, dan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Arbitrum Nova menggunakan teknologi AnyTrust. Hal ini diyakini menjadi solusi yang tepat untuk proyek dengan volume transaksi tinggi seperti gaming yang sering me-minting item baru dan aplikasi sosial. Sementara Arbitrum One tetap berfokus pada proyek DeFi dan NFT.
AnyTrust adalah varian dari teknologi Arbitrum Nitro yang menurunkan biaya dengan menerima asumsi kepercayaan kebenaran data yang ringan. AnyTrust chain tidak memiliki tingkat desentralisasi dan keamanan yang sama dengan rollup chain. Oleh karena itu, AnyTrust dapat menawarkan biaya yang lebih rendah.
1. Kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM)
EVM adalah “komputer” yang menjalankan jaringan Ethereum untuk eksekusi smart contract. Arbitrum memiliki “super komputer” sendiri, yang dikenal sebagai Arbitrum Virtual Machine (AVM). Pada Arbitrum Nitro, Arbitrum menggunakan WASM (Web Assembly) alih-alih AVM untuk menjalankan instruksi yang lebih tinggi.
Arbitrum juga secara native mendukung semua alat pengembangan Ethereum tanpa adanya tambahan plugins khusus. Termasuk semua bahasa smart contract seperti Solidity, yang bekerja dengan baik di Arbitrum. Oleh karena itu, dApps yang awalnya dikembangkan di Ethereum dapat dengan mudah berpindah ke Arbitrum dengan perubahan kode yang minimal.
2. Proses Transaksi yang Cepat dan Biaya Rendah
Dengan adanya upgrade Arbitrum Nitro (Arbitrum One sebelumnya disebut Arbitrum Classic), teknologi optimistic rollups pada platform ini memiliki kelebihan dalam hal kecepatan proses transaksi, biaya yang semakin rendah, mudah dioperasikan, dan semakin kompatibel dengan EVM.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, Arbitrum Nitro dapat memproses transaksi 7-10 kali lebih cepat dibanding versi terdahulunya.
3. Memiliki Tingkat Keamanan Ethereum
Dalam menjalankan sistemnya, Arbitrum menggunakan token ETH. Oleh karena itu, Arbitrum diamankan oleh lapisan dasar Ethereum karena tidak memiliki token sendiri. Jika dibandingkan dengan blockchain Layer 2 lainnya seperti Polygon, ia memiliki token sendiri (MATIC) dan diamankan melalui mekanisme konsensus proof of stake sendiri.
4. TVL Layer 2 rollup terbesar di Ethereum
Arbitrum merupakan layer 2 terbesar di Ethereum yang menjalankan teknologi rollup dengan total dana dikunci sebesar 1.4 miliar dolar AS. Saat ini, ada 184 protokol yang berada di Arbitrum, diantaranya adalah GMX, Aave, Uniswap, dan lain-lain.
1. Challenge Period
Desain optimistic rollups melibatkan challenge period yang dapat mencapai tujuh hari. Challenge period diberlakukan ketika ditemukan transaksi yang dianggap tidak benar. Periode ini diberlakukan untuk memberikan banyak kesempatan untuk memeriksa bahwa semua blok adalah transaksi yang sudah benar. Dengan demikian, para pengguna yang ingin menarik token mereka dari Arbitrum, harus menunggu selama tujuh hari tersebut.
2. Validator Belum Terdesentralisasi
Validator Arbitrum belum sepenuhnya terdesentralisasi. Arbitrum menggunakan permissioned validators dan baru-baru ini mengumumkan perluasan set validator dengan banyaknya organisasi yang bergabung dalam jaringannya.
Validator atau organisasi yang tergabung dalam mengamankan Arbitrum chain adalah Consensys, Ethereum Foundation, L2BEAT, Mycelium, Offchain Labs, P2P, Quicknode, DLRC, dan Unit410.
3. Potensi Kehilangan Dana
Pencurian dana dapat terjadi jika tidak ada satu pun dari validator yang memeriksa status yang dipublikasikan. Fraud proofs mengasumsikan setidaknya ada satu validator yang jujur dan mampu menerima peningkatan kode berbahaya. Selain itu, dana dapat hilang jika ada kesalahan dalam implementasi one-stop Nitro dan WASM yang sangat kompleks.
Fraud proofs adalah klaim atas dugaan transaksi yang tidak valid. Pengecekan transaksi ini membutuhkan waktu tujuh hari untuk diselesaikan.
Merujuk data dari DefiLlama, Arbitrum memiliki TVL sebesar $1.4 miliar dolar AS, yang merupakan kelima terbesar dari L1 atau L2 dan juga mencatat market share sebesar 3% dari TVL di semua jaringan.
Pangsa pasar Arbitrum telah meningkat secara signifikan selama setahun terakhir, naik dari 1% di antara semua rantai setahun yang lalu. Kenaikan ini salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan aplikasi pada ekosistem Arbitrum seperti bursa perpetual GMX.
Mengutip data dari Bankless di atas, pada kuartal terakhir tahun 2022, Arbitrum mencatat rata-rata 614.279 Alamat Aktif Bulanan (MAA), tumbuh sebanyak 81,3% dibanding kuartal sebelumnya dan meningkat sebesar 728,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara keseluruhan, meskipun risiko sentralisasi jaringan masih ada, Arbitrum memiliki fondasi yang cukup kuat dan diperkirakan akan terus melanjutkan pertumbuhan di tahun ini.
Arbitrum bukanlah satu-satunya blockchain Layer 2 yang menjadi solusi skalabilitas pada jaringan Ethereum yang menggunkan teknologi optimistic rollup. Ada nama lain yang menjadi kompetitor utama Arbitrum, yaitu Optimism.
Keduanya sama-sama menggunakan optimistic rollup untuk mempercepat proses transaksi di Ethereum. Namun ada beberapa perbedaan mendasar di antara keduanya, yakni sebagai berikut.
Dalam menyelesaikan permasalahan terhadap ketidakbenaran atas suatu transaksi, Arbitrum menggunakan multi-round fraud proofs dan dieksekusi di off-chain. Sedangkan Optimism menggunakan single-round fraud proofs. Sistem multi-round fraud proofs Arbitrum ini lebih canggih, murah dan efisien dibandingkan dengan sistem single-round fraud proofs Optimism.
Kemudian, baik Arbitrum maupun Optimism keduanya kompatibel dengan EVM (Ethereum Virtual Machine). Dalam membangun dApps di ekosistemnya, Arbitrum memiliki virtual machine sendiri, yaitu Arbitrum Virtual Machine (AVM), sedangkan Optimism menggunakan EVM. Hal ini menyebabkan Arbitrum mendukung bahasa-bahasa pemrograman yang dikompilasi oleh EVM, seperti Solidity, Flint, LLLL, Vyper, Yul, dan lain-lain, sedangkan Optimism hanya mendukung Solidity.
Dari sisi komunitas, Arbitrum tidak memiliki sistem decentralized autonomous organization (DAO). Ia sepenuhnya diatur oleh Offchain Labs. Sedangkan Optimism memiliki sistem tata kelola DAO dengan nama Optimism Collective. Para pemegang token utama Optimism berhak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan perkembangan protokol.
Cari tahu lebih lanjut tentang apa itu Optimism, kompetitor utama Arbitrum di artikel ini.
Dari gambar di atas terlihat jumlah wallet address yang melakukan transaksi di Arbitrum meningkat sejak bulan Oktober 2022. Ini dikarenakan adanya upgrade Arbitrum Nitro dan rumor mengenai perilisan token Arbitrum yang akan dibagikan melalui mekanisme airdrop.
Pada Kamis lalu, 16 Maret 2023, Arbitrum Foundation mengumumkan bahwa Arbitrum akan merilis token ARB yang akan dibagikan dengan sistem airdrop pada 23 Maret 2023. Token ARB adalah token standard ERC-20 dan berfungsi sebagai token tata kelola, sekaligus membuat Arbitrum menerapkan decentralized autonomous organization (DAO).
Arbitrum DAO akan memiliki kekuatan untuk mengontrol keputusan-keputusan penting di tingkat protokol inti. Mulai dari bagaimana teknologi ditingkatkan hingga bagaimana pendapatan dapat digunakan untuk mendukung ekosistem.
Terkait airdrop token ARB, Arbitrum bekerja sama dengan Nansen, perusahaan analisis crypto, untuk menentukan siapa saja yang berhak mendapatkan airdrop ARB. Kamu bisa mengunjungi gov.arbitrum.foundation untuk mengecek apakah kamu berhak untuk klaim token ARB.
Untuk mendapatkan airdrop token Arbitrum pengguna perlu mengumpulkan minimal tiga poin. Ada banyak aktivitas yang dapat memberikan poin kepada pengguna untuk memenuhi syarat airdrop, termasuk melakukan bridge dana, melakukan transaksi dengan nilai tertentu, dan menyetor likuiditas di Arbitrum. Poin yang diperoleh sebelum peluncuran Arbitrum Nitro bernilai dua kali lipat dari yang diperoleh setelahnya.
ARB memiliki pasokan maksimal sebanyak 10 miliar ARB. 56% dari total tersebut dialokasikan untuk komunitas. Dari alokasi komunitas tersebut, 12.75% akan didistribusikan dalam airdrop ARB pada Kamis, 23 Maret 2023 mendatang. Arbitrum juga mengalokasikan token Arbitrum untuk tim, advisor, dan investor sebanyak 44.47%.
Jumlah tersebut terbilang tinggi karena dapat menimbulkan kekhawatiran tentang potensi “dumping” atau penjualan besar-besaran token. Tekanan jual ARB juga bisa tercipta dari mereka yang langsung menjual sesaat setelah mendapatkan airdrop. Selain itu, token untuk tim dan investor memiliki jadwal vesting 4 tahun dengan pembukaan token pertama terjadi setahun setelah diluncurkan (23 Maret 2024).
Setelah mengetahui apa itu Arbitrum, kamu bisa mulai berinvestasi pada token ARB dengan membelinya di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli ARB pada aplikasi Pintu:
Selain token ARB, kamu juga bisa berinvestasi pada aset crypto lainnya seperti BTC, BNB, ETH, dan yang lainnya melalui Pintu secara aman dan mudah. Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu.
Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan