Ketika menggeluti dunia trading crypto, tren merupakan salah satu elemen terpenting dalam menentukan arah pergerakan harga sebuah aset crypto. Dengan memahami tren harga yang sedang terjadi, trader dapat mengambil keputusan beli atau jual sebuah aset secara lebih optimal. Dalam artikel berikut, kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal konsep uptrend dan downtrend di dunia crypto. Mulai dari definisi, cara kerjanya, hingga bagaimana cara memanfaatkannya sebagai strategi trading.
Istilah tren dalam dunia trading mengacu pada pergerakan harga sebuah aset secara umum. Terdapat tiga macam tren, yakni uptrend, downtrend, dan sideways.
Uptrend adalah sebuah pola yang memperlihatkan higher highs dan higher low pada rentang waktu yang berkelanjutan. Indikator ini memperlihatkan adanya tren kenaikan harga secara keseluruhan. Hal ini bisa terjadi karena adanya aksi beli yang terjadi secara terus-menerus sehingga mendorong harga terus bergerak naik.
Downtrend adalah kebalikannya dari uptrend, yakni pola yang menunjukkan lower highs dan lower lows pada rentang waktu yang berkelanjutan. Indikator ini memperlihatkan adanya tren penurunan harga aset seiring aksi jual besar-besaran dari para trader yang memicu koreksi terus berlangsung.
Sideways adalah pergerakan harga yang berada dalam rentang terbatas. Fase ini ditandai dengan pergerakan harga yang fluktuatif, memperlihatkan aset belum memiliki tren yang jelas.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan pergerakan harga dan perubahan tren. Mulai dari faktor pasokan dan permintaan, makroekonomi, sentimen pasar, hingga beragam berita dan perisitiwa yang berkaitan dengan aset itu sendiri.
Membaca tren sangat membantu dalam melakukan analisis teknikal, belajar soal analisa teknikal di sini.
Terdapat panduan dalam menggambar garis tren dan channels untuk mengidentifikasi dan mengonfirmasi arah tren. Hal yang serupa juga dapat digunakan untuk mengonfirmasi letak titik yang berpotensi sebagai trend reversal.
Aturan sederhana yang harus dilakukan para trader ketika menggambar garis tren adalah dengan menghubungkan setidaknya dua titik harga yang signifikan (highs dan lows). Kemudian, garis tersebut ditarik lebih lanjut ke bagian kanan chart. Keberadaan titik ketiga bisa semakin memvalidasi garis tren.
Sebuah channel memperlihatkan titik support dan resistance pada periode waktu tertentu. Cara membuatnya adalah dengan menggambar garis terhubung dari titik highs ke titik highs, serta titik low ke titik low. Jika harga bergerak di rentang area channel tersebut, maka dianggap sebagai trend continuation. Jika harga bergerak di atas atau di bawah channel tersebut, bisa diartikan sebagai sinyal tren reversal.
Ketika menggambar garis tren dan channels, pastikan setidaknya ada tiga poin data yang terhubung. Gunakan logarithmic scales untuk chart jangka panjang, hindari garis tren atau channels yang terlalu tajam, dan jangan tarik garis tren atau channel terlalu jauh ke chart bagian kanan.
Menggambar garis tren merupakan kemampuan analisis teknikal yang dapat membantu kamu mengidentifikasi arah tren dan titik reversal. Dalam membuat garis tren, trader harus jeli dalam menentukan puncak-puncak dan lembah-lembah. Berikut ini adalah cara menggambar garis tren menggunakan analisis teknikal.
Pada chart yang memperlihatkan fase uptrend, tarik garis berdasarkan price action yang menghubungkan titik higher low dengan titik higher low. Dalam menarik garis tersebut, pastikan untuk menggambar di lembah-lembahnya, bukan sebaliknya. Garis uptrend tersebut kemudian bisa berfungsi sebagai garis support. Namun, ketika harga turun melewati garis tersebut, bisa memberikan sinyal potensi terjadinya tren reversal.
Tak jauh berbeda, dalam membuat garis tren di chart downtrend, juga harus didasari oleh pergerakan price action. Trader harus menghubungkan titik lower high dengan titik lower high. Dalam menggambar garis tersebut, diharuskan pada puncak-punyak yang meredah. Dengan demikian, garis tren tersebut juga dapat digunakan sebagai garis resistance. Jadi, ketika harga menembus garis tersebut, dapat dipahami sebagai adanya peluang terjadi tren reversal.
Dalam membuat garis tren, semakin banyak titik harga yang dilewati, maka akan semakin kuat garis tren yang dihasilkan. Lalu, semakin sering harga memantul dan menguji garis tren yang membentuk support dan resistance, maka garis tren tersebut semakin kuat.
Pelajari lebih lanjut soal peran support dan resistance dalam trading lewat artikel berikut.
Ketika memutuskan untuk melakukan trading berdasarkan downtrend maupun uptrend, terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh trader. Secara umum, langkah-langkahnya adalah mengidentifikasi tren, menentukan titik masuk, memitigasi risiko, dan menentukan target harga. Berikut ini adalah perbedaan strategi trading menggunakan downtrend dan uptrend:
Downtrend | Uptrend | |
Cara Trading | Memasang short | Memasang long |
Identifikasi Tren | Rentetan lower highs dan lower lows | Rentetan higher highs dan higher lows |
Titik Masuk | Munculnya sinyal divergence atau bearish reversal pattern (bearish engulfing, head & shoulder) | Fase awal uptrend ketika harga mengalami pullback |
Mitigasi Risiko | Pasang stop-loss di atas garis downtrend (garis resistance) | Pasang stop-loss di bawah garis uptrend (garis support) |
Trading downtrend dan uptrend sama-sama mempunyai risiko bahwa prediksi yang dibuat ternyata salah dan harga berbalik mengalami tren reversal.
Jika sebuah aset tengah berada di fase sideways, trader bisa bersikap wait and see terlebih dahulu, sembari menunggu pergerakan tren harga yang lebih jelas ke depannya.
Akan tetapi, dalam menemukan titik masuk dan keluar baik untuk uptrend maupun downtrend memerlukan kombinasi pengetahuan analisis teknikal, fundamental, dan sentimen pasar. Berikut ini beberapa analisis tambahan yang bisa digunakan dalam mengidentifikasi titik masuk dan keluar tersebut:
Cari tahu beragam strategi investasi aset crypto lainnya melalui artikel berikut.
Memahami tren harga sebuah aset crypto dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Baik uptrend maupun downtrend sama-sama bisa dimanfaatkan para trader untuk mendulang keuntungan. Dengan demikian, trader tetap bisa memperoleh keuntungan meskipun pasar tengah bullish maupun bearish.
Walau begitu, mengidentifikasi uptrend dan downtrend tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan kemampuan melakukan analisis teknikal serta pengetahuan mengenai kondisi fundamental dan sentimen pasar untuk menarik garis tren. Di satu sisi, risiko berupa prediksi yang salah dan pergerakan pasar yang tidak bisa ditebak tetap membayangi.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Chip Stapleton, Trend: Definition, Types, Examples, and Uses in Trading, Investopedia, diakses pada 3 Mei 2023.
Cory Mitchell, How to Spot and Trade Downtrends in Any Market, The Balance, diakses pada 3 Mei 2023.
Coin Telegraph, Crypto charts 101: How to read cryptocurrency charts, diakses pada 3 Mei 2023.
Babypips, What is an Uptrend? diakses pada 3 Mei 2023.
Babypips, What is a Downtrend? diakses pada 3 Mei 2023
Bagikan