Transaksi keuangan pada umumnya dikelompokkan ke dalam dua kategori, yakni tunai dan kredit. Transaksi keuangan yang menggunakan metode pembayaran kredit akan berpengaruh terhadap posisi utang (account payable) dan piutang (account receivable) perusahaan. Apa itu account receivable dalam transaksi keuangan? Simak pengertian, jenis-jenis, dan contoh account receivable dalam artikel berikut ini!
Baca juga: Apa Perbedaan Debit dan Kredit dalam Dunia Akuntansi?
Pengertian account receivable adalah piutang atau sejumlah uang yang diperoleh perusahaan sebagai pendapatan atas penjualan barang atau jasa kepada pelanggan yang dibayar secara kredit. Account receivable mencerminkan kewajiban pelanggan yang harus dibayar dalam jangka waktu tertentu pada perusahaan.
Account receivable sering disebut sebagai akun setara kas karena dicatat sebagai aktiva lancar (current asset) dalam laporan keuangan perusahaan. Account receivable atau piutang usaha termasuk dalam aset likuid karena pelanggan terikat kewajiban hukum untuk membayarnya dalam jangka waktu kurang dari satu tahun.
Jika pelunasan piutang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun, maka perusahaan wajib menerbitkan IOU ( “I Owe You” atau bon utang). Begitu pula jika piutang tidak tertagih dalam waktu satu tahun, maka perusahaan perlu mencantumkan piutang tersebut dalam cadangan piutang tidak tertagih.
Account receivable dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
Trade receivables adalah piutang yang berasal dari mitra bisnis perusahaan, seperti agen, distributor, atau pedagang besar. Jenis piutang ini dapat dijual sebagai jaminan pinjaman atau untuk memperoleh uang tunai dengan cepat.
Non-trade receivables adalah piutang lain-lain yang tidak berasal dari mitra bisnis perusahaan, misalnya piutang karyawan. Jenis piutang ini tidak dapat dijadikan jaminan pinjaman.
Sebagian besar transaksi piutang (account receivables) merupakan piutang usaha (trade receivables) yang terjadi karena adanya transaksi penjualan barang dan jasa yang menggunakan metode pembayaran secara kredit. Transaksi ini biasanya disertai dengan klausul (ketentuan perjanjian) mengenai termin atau jatuh tempo pembayaran, dan diskon pembayaran.
Misalnya, Pabrik mie XYZ membeli tepung dari PT. ABC sebanyak 5000 kg secara kredit dengan harga Rp5.000 per kg. Dalam hal ini, PT. XYZ akan mencatat utang usaha sebesar 25 juta pada PT. ABC, sedangkan PT. ABC akan mencatat transaksi sebesar 25 juta tersebut sebagai piutang usaha.
Di sisi lain, piutang non-usaha (non-trade receivables) terjadi karena adanya transaksi yang dibiayai menggunakan dana perusahaan dan nantinya akan dibayar dalam jangka waktu tertentu.
Misalnya, Bapak Adi selaku direktur PT. ABC memperbaiki mobil senilai 1 juta rupiah. PT. ABC mengeluarkan uang untuk membiayai perbaikan mobil Bapak Adi, dengan catatan Bapak Adi akan membayar kembali utang tersebut dalam jangka waktu 4 bulan melalui sistem potong gaji. Dalam kasus ini, PT. ABC akan mencatat uang tersebut sebagai piutang karyawan atau piutang non-usaha.
Piutang usaha biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Setiap piutang tentunya memiliki nilai jatuh tempo. Nilai ini adalah sebesar angka penjualan yang telah disepakati kedua belah pihak. Pada perusahaan dagang, nilai ini didasarkan atas harga jual per pcs atau kg dikali dengan jumlah barang yang terjual.
Selain nilai, piutang usaha juga memiliki tanggal jatuh tempo. Pada perusahaan dagang, biasanya tanggal jatuh tempo ini ditulis dalam format n/30, n/60, atau n/90 yang berarti 30, 60, atau 90 hari setelah barang dikirim.
Tanggal jatuh tempo ini biasanya ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan histori pembayaran klien untuk memudahkan perusahaan dalam menyusun aging schedule. Aging schedule pada piutang usaha akan membantu perusahaan mengetahui klien manakah yang terlambat melakukan pembayaran.
Sebagaimana kita ketahui, piutang terjadi karena adanya klien yang mengajukan permohonan untuk menunda jangka waktu pembayaran. Nah, atas dasar hal tersebut, biasanya perusahaan akan mengenakan bunga sebagai bentuk konsekuensi penundaan pembayaran.
Besar bunga piutang biasanya disepakati oleh kedua belah pihak agar tidak memberatkan klien. Karena jika klien keberatan, maka piutang usaha tidak akan segera dibayar oleh klien.
Itu dia penjelasan singkat mengenai apa itu account receivable. Account receivable adalah salah satu akun di laporan keuangan yang seringkali tertukar dengan account payable.
Untuk memudahkan kamu membedakan kedua istilah tersebut, ingatlah kata “receivable” yang artinya menerima atau dengan kata lain perusahaan akan menerima pendapatan, yang dalam hal ini dalam bentuk kredit.
Dari situ, kamu bisa menark kesmpulan bahwa account receivable adalah piutang.
Halo, kami adalah Pintu, aplikasi exhcange crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Per Mei 2021 lalu, terdapat 6,5 juta masyarakat Indonesia yang telah berinvestasi di crypto. Jumlah ini bahkan telah melampaui investor pasar modal.
Untuk kamu yang tertarik berinvestasi dan trading crypto secara mudah, download Pintu sekarang! Di Pintu, kamu bisa jual beli crypto mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Referensi:
Accounting Tools, Accounts receivable definition. Diakses tanggal: 07-12-2021
Adam Hayes, Accounts Receivable (AR). Diakses tanggal: 07-12-2021
Nick Zarzycki, Understanding Accounts Receivable (Definition and Examples). Diakses tanggal: 07-12-2021