Dalam dunia akuntansi, utang dan piutang adalah dua istilah yang tidak asing lagi. Meski terdengar mirip, tetapi keduanya memiliki arti yang sangat berbeda. Dalam artikel ini, akan dibahas 7 perbedaan utang dan piutang secara lengkap agar kamu bisa lebih memahami kedua konsep ini.
Baca juga: Apa itu Siklus Akuntansi dan Tahapan-Tahapannya?
Pengertian utang dan piutang dalam akuntansi ternyata berbeda jauh. Menurut Charles Horngren, utang atau hutang adalah kewajiban keuangan yang wajib dibayarkan kembali pada saat sudah jatuh tempo kepada pihak yang memberi pinjaman. Utang bisa berupa uang, barang, atau jasa.
Sementara piutang adalah kebalikan dari utang, yang mana piutang adalah tagihan yang akan diterima dalam bentuk kas baik kepada individu maupun kepada perusahaan. Dalam akuntansi, utang dilakukan oleh pihak peminjam modal atau debitur.
Utang dalam penggunaanya tergolong sebagai beban. Sebab utang yang dibebankan kepada debitur pada jangka waktu yang disepakati harus dikembalikan. Hanya perlu dipahami bahwa dalam dunia akuntansi, utang tidak selalu negatif. Misalnya saja utang dagang yang digunakan perusahaan untuk memperlancar proses produksi.
Jika utang tercatat sebagai beban, maka piutang penggunaanya tercatat sebagai aktiva lancar. Sebab piutang pada dasarnya adalah aset yang dimiliki perusahaan yang bisa dicairkan dalam bentuk uang tunai. Piutang adalah hak milik yang masih berada di pihak lain. Bisa berupa uang maupun penjualan yang belum dilunasi.
Utang adalah hak milik orang atau perusahaan lain yang bisa berupa uang, barang atau jasa. Oleh karena itu, utang harus dilunasi dalam jangka waktu yang telah disepakati. Utang, jenisnya beragam sesuai dengan penggunaanya. Ada utang jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
Sama seperti utang, piutang juga memiliki ciri dan beberapa jenis. Ciri piutang adalah memiliki nilai jatuh tempo, ada tanggal jatuh tempo dan juga bunga yang berlaku. Oleh karena itu, setiap kali memberikan piutang kepada pihak lain, ketiga ciri tersebut harus tertera dengan jelas agar memudahkan penagihan.
Dari segi bentuk atau jenisnya, piutang juga ada beragam. Misalnya saja piutang usaha (account receivable), wesel tagih (notes receivable) dan juga piutang lain-lain (Other Receivable) seperti piutang bunga, uang muka karyawan, gaji, atau restitusi pajak.
Selain itu, ada pula yang menggolongkan piutang berdasarkan piutang lancar, piutang tidak lancar, piutang yang dihapuskan dan piutang dicadangkan.
Perbedaan utang dan piutang juga terlihat pada aturan yang berlaku. Biasanya piutang memiliki aturan yang lebih ketat jika dibanding dengan utang. Hal ini terlihat pada prakteknya. Piutang biasanya lebih banyak dimainkan oleh para pebisnis kalangan besar. Catatan soal piutang juga lebih banyak ditemukan pada perusahaan besar. Oleh karena itu, tidak sembarang orang bisa mendapatkan piutang.
Ini berbeda dengan utang yang cenderung memiliki persyaratan lebih ringan. Biasanya hanya diperlukan data diri dan jaminan tertentu untuk bisa berhutang.
Perbedaan utang dan piutang selanjutnya terletak pada hak kepemilikan. Jika kamu melihat laporan keuangan sebuah perusahaan, maka akan terlihat bahwa piutang adalah hak milik sebuah perusahaan yang masih dibawa atau belum dibayarkan oleh pihak lain. Pihak lain ini bisa berupa individu ataupun perusahaan.
Sementara, utang adalah hak milik orang atau perusahaan lain yang masih dibawa. Yang membawa bisa merupakan individu atau perusahaan. Jika kamu melihat laporan keuangan dimana tertulis utang dengan jumlah tertentu, berarti itu adalah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan.
Bedanya utang dan piutang juga terlihat dari pembukuan akuntansi. Utang masuk dalam golongan pasiva di pembukuan akuntansi, yang mana utang akan mengurangi aktiva dalam laporan keuangan dan berada di sisi kanan. Pasiva adalah kewajiban atau liabilitas perusahaan untuk dibayarkan kepada pihak ketiga baik berupa uang, barang atau jasa.
Dalam laporan keuangan, utang bisa masuk dalam pasiva tetap maupun pasiva lancar dan akan tergantung pada jenis utang yang menjadi beban perusahaan, misalnya utang bank atau obligasi akan masuk pasiva tetap, sementara uang gaji, utang dagang atau utang PPN akan masuk pasiva lancar.
Sementara piutang berada dalam posisi debit yang tergolong aset lancar, serta berada di sisi aktiva. Aktiva adalah aset atau harta yang dimiliki perusahaan. Sama seperti kas atau persediaan barang, piutang juga termasuk aktiva lancar.
Contoh utang dan piutang dilihat dari hak milik misalnya, perusahaan HHH memiliki utang lancar sebanyak Rp12.000.000. Maka, uang sebesar Rp12.000.000 adalah hak milik orang/perusahaan lain yang dibawa oleh perusahaan HHH. Karena termasuk utang lancar, maka perusahaan HHH seharusnya melunasinya utang tersebut kurang dari satu tahun.
Begitu juga bila perusahaan HHH memiliki piutang jangka pendek sebesar Rp15.000.000 di perusahaan TTT. Maka, uang sebesar Rp15.000.000 adalah aset milik perusahaan HHH yang dibawa oleh perusahaan TTT. Karena termasuk piutang jangka pendek, maka piutang tersebut seharusnya dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.
Nah, itu dia 7 perbedaan utang dan piutang dalam akuntansi. Bagaimana? Sekarang kamu sudah bisa memahami kedua konsep tersebut, bukan? Semoga informasi ini bermanfaat!
Membutuhkan informasi lain seputar keuangan hingga investasi, download Pintu sekarang! Pintu adalah aplikasi jual beli crypto yang telah terdaftar resmi di Bappebti dan menyediakan berbagai informasi seputar crypto, investasi dan keuangan. Di Pintu, kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp11.000 saja.
Referensi:
Alicia Tuovila. Receivables. Diakses tanggal: 25 februari 2022
Charles Horngren. 2012. Akuntansi Biaya: Jilid 1. Edisi ke 12. Jakarta: Erlangga.
James Chen. Debt. Diakses tanggal: 25 februari 2022
Slamet Sugiri. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar 2. Edisi Kelima. Yogjakarta: UPP STIM YKPN.