Dalam ilmu akuntansi, terdapat berbagai jenis catatan yang masing-masing punya fungsi penting. Jurnal pembelian adalah salah satunya. Kali ini, tim Pintu Blog akan membahas lengkap tentang apa itu jurnal pembelian, contoh dan cara membuatnya.
Jurnal pembelian adalah jurnal akuntansi khusus yang berguna untuk mencatat semua transaksi pembelian secara kredit. Entri di jurnal pembelian dibuat berdasarkan invoice yang didapat dari pemasok di tanggal pembelian. Tiap kali mendapat tagihan, datanya akan dimasukkan ke jurnal pembelian untuk menghindari kekeliruan di akhir bulan atau masa perhitungan di akhir periode akuntansi.
Secara berkala, semua informasi di jurnal pembelian akan disusun dan dicatat kembali di buku besar umum. Ini berarti pembelian yang nantinya dicatat di buku besar merupakan info yang sudah teragregasi. Jika ingin mengecek info pembelian secara detail, maka harus dicek lagi ke jurnal pembelian satu-persatu. Dengan begitu, referensinya lebih jelas dan detail.
Kenapa harus mencatat informasi di jurnal pembelian dan tidak langsung di buku besar? Padahal toh nantinya akan dipindahkan ke buku besar juga. Jawabannya bisa kamu temui setelah mengecek beberapa fungsi jurnal pembelian berikut ini.
Format jurnal pembelian biasanya terdiri dari 5 kolom, tapi bisa juga dibuat dengan format lainnya. Format 5 kolom ini merupakan yang paling simpel dan mudah dibuat untuk pemula. Bentuk jurnal pembelian dapat kamu lihat di bawah ini.
Tanggal | Akun Dikreditkan | No. Invoice | Referensi Post | Jumlah (Rp) |
---|---|---|---|---|
Maksud kelima kolom di atas adalah:
Baca juga: 5 Jenis-Jenis Akun dalam Akuntansi, Sudah Tau?
Jurnal pembelian mencatat semua transaksi yang pembayarannya dilakukan secara kredit. Sedangkan transaksi perusahaan yang pembayarannya dilakukan secara tunai akan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
Ada beberapa jenis jurnal pembelian. Di antaranya adalah jurnal pembelian kredit, jurnal pembelian barang dagang dan jurnal pembelian obligasi. Semuanya dilakukan secara kredit dan dicatat dari invoice atau faktur yang dikirimkan oleh penjual. Bisa berupa perorangan, pemasok toko maupun perusahaan.
Berikut merupakan 3 jenis jurnal pembelian yang paling umum beserta format dan contohnya.
Merupakan jurnal pembelian yang mencatat pembelian yang dibuat perusahaan dengan pembayaran yang dilakukan secara kredit. Jadi perusahaan memiliki utang atau kewajiban yang harus dibayar kepada supplier tertentu.
Berikut ini contoh jurnal pembelian kredit:
Jurnal pembelian barang dagang adalah catatan khusus untuk pembelian barang dagang dari pihak lain. Bisa membeli dari perorangan, toko, maupun perusahaan. Pembelian barang dagang bisa dilakukan secara tunai maupun kredit. Yang dicatat dalam jurnal pembelian barang dagang adalah yang kredit. Sehingga jika jurnal pembelian digunakan untuk mencatat transaksi secara tunai adalah sebuah kesalahan.
Berikut ini adalah contoh jurnal pembelian barang dagang.
Jurnal pembelian obligasi merupakan jurnal yang dibuat khusus untuk mencatat pembelian obligasi. Pengertian obligasi adalah surat utang jangka menengah maupun jangka panjang yang bisa diperjualbelikan. Pembelian obligasi juga harus dicatat begitu transaksi dibuat, agar laporannya bisa dipertanggungjawabkan.
Contoh jurnal pembelian obligasi adalah:
Baca juga: Apa itu Obligasi Sebenarnya? Ternyata Jenisnya Banyak!
Untuk memasukkan entri di jurnal pembelian tentu ada tata caranya. Prosedur membuat jurnal pembelian adalah sebagai berikut.
Nah, itu dia penjelasan lengkap tentang cara membuat jurnal pembelian secara mudah beserta contoh formatnya. Semoga infomasi ini bermanfaat!
Termukan informasi lain seputar keuangan dan akuntansi di Pintu Blog. Kamu juga bisa belajar crypto, salah satu aset yang tengah diminati investor ternama dunia seperti miliarder Mark Cuban dan Tim Draper di Pintu Academy. Pintu adalah aplikasi crypto Indonesia yang telah terdaftar resmi di Bappebti, di mana kamu bisa berinvestasi secara mudah mulai dari Rp11.000 saja. Download Pintu di sini!
Referensi: