Instrumen investasi sangat banyak macamnya. Bagi investor pemula atau mereka yang tidak ingin mengambil banyak risiko dalam berinvestasi, deposito banyak dijadikan pilihan karena risiko yang rendah dan profit yang relatif stabil. Artikel kali ini akan membahas lengkap tentang apa itu investasi deposito
Secara umum, deposito merujuk pada sejumlah uang yang ada di dalam rekening bank. Uang tersebut masih menjadi pemilik rekening dan dapat diambil setiap saat. Biasanya untuk bisa membuka deposito, pemilik rekening harus menyetor jumlah minimum kepada bank.
Investasi deposito adalah aktivitas menyimpan sejumlah uang pada rekening deposito guna menghasilkan bunga. Dalam jangka waktu penyimpanan, saldo uang tidak bisa ditarik hingga waktu jatuh tempo. Tergantung pada kebijakan bank, jangka waktu deposito berada di rentang 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan seterusnya.
Baca juga: Berikut 5 Prinsip Dasar Investasi yang Wajib Kamu Ketahui!
Dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya, risiko deposito memang relatif lebih kecil. Namun bukan berarti tidak ada risiko sama sekali. Berikut ini adalah risiko dari investasi deposito yang harus kamu pahami.
Adanya denda pencairan sebelum deposito jatuh tempo adalah risiko utama yang selalu ditemukan di setiap deposito terlepas dari siapa lembaga yang menyediakannya. Denda ini merupakan siasat penyedia dana agar nasabah tidak mencairkan depositonya lebih awal. Besaran denda yang harus dibayarkan cukup besar, mencapai 3% yang mencakup biaya administrasi yang ditetapkan oleh lembaga.
Bunga deposito juga dapat dihapuskan apabila nasabah ingin mencairkan dana depositonya sebelum jatuh tempo. Dengan demikian, penyedia dana akan menghapuskan bunga pada waktu jatuh tempo setelah dana tersebut dicairkan.
Masih mengenai bunga deposito, nasabah bisa menerima jumlah bunga lebih rendah dari yang tertera pada perjanjian di awal deposito. Salah satu penyebabnya adalah pemotongan pajak pada bunga deposito yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah 131 Tahun 2000.
Sebelum mulai melakukan investasi deposito, berikut kelebihan dan kekurangan deposito sebagai instrumen investasi yang wajib kamu ketahui.
Jika nasabah mendepositokan uangnya, maka jumlah bunga yang diterimanya lebih tinggi dari tabungan biasa. Biasanya besar bunga deposito yang ditawarkan oleh pihak bank mencapai 3 kali lipat dari bunga tabungan biasa. Dengan demikian, jumlah bunga akan semakin besar jika dana yang disetorkan untuk deposito juga semakin banyak.
Bagi seseorang yang belum pernah melakukan investasi sama sekali, deposito adalah instrumen yang aman, berisiko rendah, dan mudah untuk diakses. Yang perlu dilakukan hanyalah membuka akun rekening di bank yang diinginkan dan menyiapkan dana deposito untuk disetorkan. Jumlah minimum deposito adalah Rp 1 juta, namun tentunya hal ini bergantung pada kebijakan bank bersangkutan.
Setelah itu, staf bank akan membantumu untuk membuka deposito sambil memberikan informasi terkait bunga, interval atau tenor waktu, dan ketentuan lainnya dari bank. Kini, beberapa bank bahkan telah menyediakan deposito yang dapat dibuka secara online dengan menggunakan handphone kamu saja.
Deposito termasuk jenis investasi yang sudah terdaftar di Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Hal ini tentu menambah kenyamanan nasabah dan semakin meyakinkan mereka untuk membuka deposito.
Keuntungan lain dari investasi deposito adalah bebas biaya. Nasabah hanya perlu menyiapkan rekening dan dana untuk deposito tanpa dikenai biaya administrasi atau biaya apapun yang berkaitan dengan investasi tersebut. Satu-satunya biaya yang melekat adalah pajak.
Secara tidak langsung, berinvestasi lewat deposito dapat membantu mengubah kebiasaan finansial yang buruk, seperti menghabiskan uang secara impulsif.
Uang yang ada dalam deposito memang menjadi milik nasabah atau investor. Namun uang tersebut terkunci dan tidak bisa diakses sebelum jatuh tempo. Nasabah bisa mengambil uang tersebut setiap saat, tetapi akan dikenai denda yang ditetapkan oleh pihak bank sehingga akan mengurangi jumlah dana yang kamu simpan.
Deposito memang lebih aman dan risikonya kecil dibandingkan instrumen investasi lain seperti crypto, saham, atau reksa dana. Tidak hanya itu, keuntungannya juga relatif lebih kecil dibandingkan semua aset investasi tersebut. Misalnya saja, bunga deposito berkisar antara 3,5% – 7%/ tahun, jika dibandingkan dengan aset crypto Ocean yang mengalami peningkatan nilai hingga 136% hanya dalam waktu 1 bulan saja.
(Sumber: Market Pintu)
Namun tentunya ada risiko yang perlu ditanggung juga, sehingga kamu harus belajar crypto terlebih dahulu sebelum mulai berinvestasi crypto.
Kekurangan lainnya adalah deposito dikenai biaya pajak dan akan terkena dampak inflasi. Apabila dalam setahun ada inflasi, maka deposito juga akan terdampak. Deposito juga masuk ke dalam Pajak Penghasilan, dimana pemiliknya akan dikenai 20% pajak dari bunga yang didapatkan.
Baca juga: 7 Perbedaan Investasi Crypto dan Reksadana, Wajib Tau!
Ini dia cara berinvestasi deposito yang mudah bagi para pemula:
Lembaga penyedia deposito yang terpercaya di Indonesia adalah bank. Oleh karena itu, hal pertama yang harus kamu llakukan adalah memilih bank untuk melakukan investasi deposito. Sebagai catatan, tiap bank memiliki bunga deposito yang berbeda-beda, sehingga pilihlah bank yang bisa memberikan bunga maksimal.
Berapapun jumlah uang di dalam deposito tidak dapat ditarik (tanpa dikenakan biaya) sebelum tiba saat jatuh tempo. Pilih tenor yang paling tepat dengan kebutuhan untuk menghindari kesulitan di masa depan. Tenor yang disediakan oleh bank untuk deposito biasanya adalah 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan maksimal 24 bulan.
Jika uang yang akan disetorkan nasabah untuk deposito cukup besar, sebaiknya pecah ke dalam beberapa macam deposito dengan tenor berbeda-beda. Sehingga jika nasabah membutuhkan uang dalam waktu dekat sebelum tiba jatuh tempo deposito, denda yang harus dibayar tidak banyak.
Setoran awal minimal untuk deposito pada setiap bank berbeda-beda. Ada yang membuka setoran awal di angka Rp1 juta sampai Rp10 juta. Pilih jumlah setoran awal yang paling sesuai dengan kemampuan dan rencana finansial kamu kedepannya.
Deposito adalah jenis investasi yang mudah dipahami oleh nasabah yang masih belum berpengalaman sebagai investor. Namun buat kamu yang masih merasa asing dengan instrumen ini, simak contoh investasi deposito berikut.
Pak Budi ingin membuka deposito di Bank A. Setelah mencari informasi, Pak Budi menemukan bunga deposito bank A adalah sebagai berikut.
Jangka waktu deposito | Suku bunga per tahun |
1 bulan | 4% |
3 bulan | 4.25% |
6 bulan | 4.30% |
12 bulan | 4.75% |
24 bulan | 7% |
Dari tabel di atas, semakin lama jangka waktu yang dipilih, maka semakin besar juga bunga yang akan didapatkan.
Dalam hal ini, Pak Budi memiliki target untuk membeli HP seharga Rp 5,7 juta sementara sekarang ia memiliki modal Rp5 juta. Jika uang tersebut adalah “uang dingin”, di mana tidak perlu ia gunakan sama sekali untuk keperluan harian. Deposito mana yang sebaiknya ia pilih?
Dalam hal ini untuk bisa memperoleh keuntungan maksimal, Pak Budi bisa memiliki deposito 24 bulan dengan bunga 7%, di mana total keuntungan yang ia dapatkan adalah:
Setelah jatuh tempo, Pak Budi akan memiliki Rp5,7 juta untuk membeli HP yang ia idam-idamkan.
Perbedaaan Investasi Emas vs Deposito
Emas dan deposito adalah dua instrumen investasi yang berisiko rendah dan memberikan keuntungan yang relatif terjamin.
Perbedaan investasi emas vs deposito adalah emas dapat dijual kapan saja untuk mengubahnya menjadi uang tunai, berbeda dengan deposito yang hanya bisa dijual setelah jatuh tempo. Selain itu, keuntungan investasi emas adalah dalam bentuk profit penjualan sementara keuntungan investasi deposito dalam bentuk bunga. Dalam hal ini, untuk emas, ada risiko di mana kamu mengalami kerugian apabila kamu menjual emas dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga beli awal.
Perbedaan Investasi ORI vs Deposito
ORI atau Obligasi Negara Ritel adalah instrumen investasi yang rendah risiko dan dijamin pemerintah dalam Undang-Undang. ORI juga memiliki nilai kupon tetap atau fixed rate. Bunga ORI memang relatif lebih besar dari deposito-deposito yang ada di berbagai bank. Namun, jangka waktu penyimpanan relatif lebih lama dengan tenor mencapai 3 tahun.
Perbandingan Investasi Saham dan Deposito
Saham adalah instrumen investasi dengan istilah “high risk, high return” yang melekat erat. Risikonya memang tinggi, namun demikian juga keuntungannya. Sayangnya, saham tidak memiliki jaminan bahwa nilainya akan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jika terjadi masalah ekonomi dan nilai saham jatuh, investor bisa mengalami kerugian atau bahkan kehilangan uangnya. Hal ini tidak akan terjadi pada deposito.
Perbedaan Tabungan dan Deposito
Perbedaan antara tabungan dan deposito tentu sangat jelas. Keduanya memang uang pribadi yang disimpan di dalam bank, namun tabungan tidak bersifat terikat pada bank. Artinya nasabah bisa menarik uangnya kapan saja dalam jumlah berapa saja. Nasabah akan mendapatkan keuntungan berupa bunga, namun jumlahnya sangat sedikit.
Sementara deposito memberikan keuntungan yang lebih besar, hanya saja uang deposito tidak dapat diambil sebelum tiba jatuh tempo. Jika ingin ditarik lebih awal, maka akan dikenai denda.
Deposito adalah investasi yang direkomendasikan untuk investor pemula. Buat kamu yang masih ragu-ragu untuk investasi, deposito bisa menjadi pembuka perjalananmu. Sementara untuk kamu yang ingin mengambil langkah lebih jauh, crypto bisa jadi salah satu instrumen investasi yang kamu coba.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, crypto bisa memberikan potensi pengembalian yang sangat tinggi asalkan kamu memilih aset yang tepat dan berinvestasi di saat yang tepat.
Untuk kamu yang masih pemula, kunjungi Pintu Academy untuk belajar berbagai dasar tentang crypto. Sementara buat kamu yang ingin memperoleh berita crypto terbaru, kunjungi Pintu News.
Sudah siap memulai investasi crypto? Download Pintu sekarang dan kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp11.000 saja.
Referensi: