Halo, pernah mendengar istilah kolektibilitas kredit? Istilah ini seringkali muncul dalam dunia perbankan dan keuangan, namun tak jarang masih membingungkan bagi sebagian orang. Nah, kali ini kita akan membahas tuntas tentang kolektibilitas kredit, mulai dari pengertiannya, penggolongan, hingga peraturan yang ada.
Kolektibilitas kredit adalah klasifikasi status keadaan pembayaran angsuran bunga atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh debitur serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran pokok dan bunga kredit oleh nasabah serta tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan dalam surat-surat berharga atau penanaman lainnya.
Baca juga: 9 Unsur Kredit yang Mendasari Pemberian Kredit, Sudah Tau?
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 40/POJK.03/2019 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, mengatur tentang status kolektibilitas kredit perbankan. Dalam peraturan ini, status kolektibilitas kredit perbankan diuraikan mulai dari Kol-1 (Lancar) hingga Kol-5 (Macet).
Bank Indonesia menetapkan bahwa kolektibilitas pinjaman dapat dikelompokkan ke dalam 5 status, yaitu:
Baca juga: Mengenal Apa itu Credit Scoring dan Cara Kerjanya!
Pada dasarnya, menghitung kolektibilitas kredit dilakukan dengan melihat track record pembayaran kredit oleh debitur. Jika debitur selalu tepat waktu dalam membayar kreditnya, maka kolektibilitas kreditnya akan baik atau lancar. Sebaliknya, jika debitur sering terlambat atau bahkan tidak membayar kreditnya, maka kolektibilitas kreditnya akan buruk atau macet.
Nah, setelah memahami kolektibilitas kredit, kamu mungkin bertanya-tanya, apa hubungannya dengan trading aset crypto? Dalam dunia trading crypto, prinsip dasar yang sama berlaku. Kamu harus memastikan bahwa investasi yang kamu lakukan memiliki tingkat ‘kolektibilitas’ atau pengembalian yang baik. Dengan demikian, kamu bisa memastikan bahwa dana yang kamu investasikan akan kembali dengan keuntungan.
Keuntungan trading aset crypto dibandingkan dengan trading aset lain adalah fleksibilitas dan likuiditasnya. Kamu bisa melakukan trading crypto kapan saja dan di mana saja, tanpa harus terikat dengan jam kerja bursa seperti pada trading saham. Selain itu, crypto juga memiliki likuiditas yang tinggi, sehingga kamu bisa menjual aset crypto kamu kapan saja tanpa harus khawatir akan kekurangan pembeli.
Namun, tentunya perlu ada dasar analisis teknikal dan fundamental dalam trading crypto. Kamu bisa belajar crypto selengkapnya lewat Pintu Academy. Pintu adalah tempat jual beli crypto di mana kamu bisa berinvestasi mulai dari Rp11.000 saja. Download Pintu sekarang!
Referensi: