Krisis Moneter: Definisi, Ciri dan Penyebabnya

Updated
August 11, 2022
• Waktu baca 5 Menit
Gambar Krisis Moneter: Definisi, Ciri dan Penyebabnya
Reading Time: 5 minutes

Hampir setiap negara di dunia memiliki krisis atau masa sulitnya masing-masing, mulai dari krisi bahan baku hingga krisis moneter. Bahkan negara paling maju dengan kekuatan ekonomi terbesar sekalipun pasti pernah mengalami krisis moneter, sebut saja Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, dan sebagainya.

Negara dengan masalah finansial biasanya memiliki cadangan devisa yang rendah diakibatkan oleh nilai impor yang lebih kecil daripada ekspor. Selain itu kebijakan fiskal seperti kenaikan suku bunga atau pelemahan mata uang juga dapat mengarahkan sebuah negara menuju krisis moneter.

Ada banyak sekali dampak yang dialami oleh negara yang mengalami krisis moneter, dapat dikatakan bahwa krisis moneter merupakan salah satu kondisi paling buruk yang dapat dialami oleh suatu negara. Negara yang mengalami krisis moneter akan sangat sulit dan membutuhkan waktu panjang untuk memperbaiki kondisi ekonominya.

Pada artikel ini Pintu akan membahas lebih jauh dan lengkap tentang apa itu krisis moneter, ciri, dan penyebabnya. Penjelasan lebih lengkap mengenai krisis moneter adalah sebagai berikut.

Pengertian Krisis Moneter

Seperti namanya, krisis moneter adalah krisis keuangan yang dialami atau menerpa suatu negara atau wilayah. Krisis ini menggambarkan bagaimana kondisi keuangan negara di mana harga aset mengalami penurunan nilai yang tajam.

Harga aset ini mencakup seperti saham, real estat ataupun minyak yang tiba-tiba kehilangan sejumlah besar nilai nominalnya. Selain itu, krisis ini juga menggambarkan bagaimana bisnis dan konsumen tidak mampu membayar hutang mereka hingga lembaga keuangan mengalami kekurangan likuiditas.

Krisis moneter juga dapat diartikan saat satu atau lebih pasar keuangan telah berhenti bekerja atau bahkan beberapa yang berfungsi secara tidak menentu dan efisien. Meskipun tidak sering terjadi, krisis moneter dapat terjadi secara tiba-tiba dengan keteraturan yang relatif.

Baca juga: Apa itu Fan Token dan Contohnya?

Penyebab Krisis Moneter

penyebab krisis moneter

Terjadinya krisis moneter di suatu negara tentu disebabkan oleh beberapa hal. Adapun beberapa penyebab terjadinya krisis moneter adalah sebagai berikut:

Masalah Fiskal Pemerintah

Kebijakan fiskal pemerintah turut menjadi penyebab terjadi krisis moneter di suatu negara. Permasalahan fiskal ini dapat diartikan pemerintah yang belanja negaranya lebih besar dari sumber pendapatannya, yaitu pajak dan pendapatan lain, sehingga harus melakukan pinjaman.

Jika pinjaman itu semakin banyak, maka akan semakin sulit pula bagi pemerintah tersebut untuk melunasinya. Hal ini meningkatkan kekhawatiran terjadinya (kegagalan untuk membayar kembali hutang) yang nantinya akan menurunkan harga pasar obligasi mereka.

Hal ini tentunya akan merugikan neraca perusahaan yang berinvestasi dalam bentuk obligasi pemerintah, sehingga menyebabkan krisis nilai tukar karena para investor menjual aset dalam bentuk mata uang lokal.

Kenaikan Suku Bunga

Suku bunga yang lebih tinggi tentu membuat kegiatan bisnis menjadi kurang menguntungkan. Selain itu, suku bunga yang tinggi akan mengurangi minat debitur untuk meminjam modal usaha karena dibebani dengan suku bunga tinggi. Sehingga hal ini secara tidak langsung akan mengurangi gairah di dunia bisnis dan industri.

Kerusakan Neraca Perusahaan

Yang dimaksud kerusakan neraca perusahaan di sini adalah kekayaan bersih perusahaan turun karena nilai asetnya menurun sementara nilai kewajibannya meningkat. Perusahaan akan mempunyai lebih sedikit yang dipertaruhkan, sehingga bisa terlibat hal yang lebih beresiko.

Kepanikan Perbankan

Seperti kita ketahui, bank menjadi sumber keuangan eksternal yang juga penting di hampir seluruh negara. Jika ada yang merugikan bank seperti tingkat default yang lebih tinggi dari yang diharapkan, maka bank akan mengurangi pinjamannya untuk menghindari kebangkrutan.

Dari sini kamu dapat lihat bahwa keputusan bank untuk membatasi pinjaman akan berdampak negatif pada perekonomian negara. Kepanikan perbankan tersebut akan memicu timbulnya krisis moneter.

Dampak Krisis Moneter

Terjadinya krisis moneter tentu akan berdampak kondisi keuangan di suatu negara. Hal ini mengakibatkan kurs nilai tukar terhadap mata uang asing yang tak seimbang, terutama mata uang dolar AS yang tinggi sehingga nilai mata uangnya jatuh.

Banyak pula perusahaan yang akhirnya mengalami kebangkrutan karena gagal dalam membayar utangnya. Sehingga para pekerja pun kehilangan pekerjaan, padahal mereka sangat membutuhkan pendapatan untuk menghadapi krisis tersebut.

Dari perusahan yang bangkrut, maka bank pun mengalami kredit macet yang besar-besar. Ketika krisis terjadi, bank bukanlah lagi sebagai tempat yang aman untuk menyimpan uang. Indonesia sendiri telah mengalami krisis moneter terburuk pada tahun 1998.

Krisis ini mengakibatkan adanya kerusuhan nasional dimana membuat gejolak politik semakin memanas. Krisis 1998 tersebut telah berakibat pengunduran Presiden Soeharto yang kemudian digantikan oleh wakilnya yaitu Wakil Presiden BJ. Habibie.

Ciri Negara yang Mengalami Krisis Moneter

Kamu dapat melihat negara yang sedang mengalami krisis moneter dengan beberapa ciri, sebagai berikut:

  • Jumlah utang luar negeri jauh lebih besar dibandingkan pendapatan.
  • Negara akan mengalami inflasi yang tidak bisa terkontrol. Hal ini seperti harga-harga bahan pokok yang melonjak tinggi, sehingga mata uang kehilangan nilainya.
  • Kurs pertukaran mata uang yang tidak seimbang. Misalnya, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
  • Tingginya suku bunga yang melebihi batas kewajaran.

Baca juga: Kliring: Definisi dan Mekanisme Kliring Terlengkap

Contoh Krisis Moneter Terparah di Dunia

contoh krisis moneter terparah

Tercatat terdapat beberapa krisis moneter paling parah dan buruk di dunia, sebagai berikut:

Krisis Kredit 1771

Krisis ini berawal di London, Inggris yang akhirnya menyebar hingga ke seluruh Eropa. Alexander Fordyce yang merupakan mitra bank besar saat itu mengalami kehilangan sebagian besar sahamnya. Diperparah lagi dengan larinya bank-bank Inggris yang menyebabkan lebih dari 20 bank besar bangkrut.

Krisis Minyak OPEC 1973

Krisis terparah selanjutnya adalah krisis minyak OPEC yang terjadi pada tahun 1973. Hal ini bermula negara-negara anggota OPEC memberhentikan perdagangan minyak ke Amerika secara mendadak. Sehingga menyebabkan negara itu kekurangan minyak dalam jumlah besar bahkan harganya pun melonjak.

Krisis Asia 1997

Krisis ini bermula karena adanya kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat yang tujuannya adalah untuk menaikkan suku bunga alam melawan inflasi. Akan tetapi, ternyata kebijakan itu membuat negara-negara di Asia merasa kewalahan dalam menyesuaikan kebijakan perdagangan internasional tersebut. sehingga banyak mata uang asia yang nilainya melemah terhadap dolar AS.

Krisis Global 2008

Krisis moneter yang tak kalah buruk adalah krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Krisis ini bermula dari pembengkakan harga properti di Amerika Serikat. Hal ini kemudian menyebabkan salah satu perusahaan investasi terbesar di dunia mengalami kebangkrutan yakni Lehman Brothers. Tidak hanya satu dua negara saja, namun ada banyak negara yang kemudian terdampak.

Agar investasi yang kamu lakukan lebih aman dan menunjukkan performa yang lebih baik, kamu harus melakukan diversifikasi. Salah satunya adalah dengan berinvestasi pada aset kripto yang terbukti menunjukkan pengembalian keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat. Kamu bisa investasi pada 60 jenis koin kripto terpopuler seperti Bitcoin, Ethereum, dan Tether, dan masih banyak lagi.

Kamu tidak harus keluarin budget terlalu besar karena di Pintu kamu bisa mulai dari Rp11.000 saja. Selain itu kamu juga bisa nikmati Pintu Earn dan PTU Token untuk bisa mendapatkan profit melalui passive income. Tunggu apalagi? Segera install aplikasinya dan trading sekarang juga!

Referensi:

Investopedia, financial crisis review, diakses tanggal 6 Juli 2022

Corporate finance institute, financial crisis, diakses tanggal 6 Juli 2022

Saylor dot org, financial crisis cause and co, diakses tanggal 6 Juli 2022

RBA, global financial crisis, diakses tanggal 6 Juli 2022

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->