Capital Adequacy Ratio adalah salah satu rasio penting dalam dunia perbankan. Apa itu Capital Adequacy Ratio? Simak selengkapnya mengenai pengertian, rumus cara menghitung CAR (Capital Adequacy Ratio) dalam artikel berikut ini.
Baca juga: 12 Konsep Dasar Akuntansi dalam Pelaporan Keuangan
Capital Adequacy Ratio atau CAR adalah rasio untuk menggambarkan kecukupan modal yang dapat digunakan untuk menampung risiko kerugian yang dihadapi oleh bank.
Semakin tinggi nilai CAR, maka semakin baik kemampuan bank guna menanggung risiko dari setiap aktiva atau kredit produktif yang berisiko.
Ketentuan CAR menurut Bank Indonesia Nomor: 6/10/PBI/2004 adalah sebagai berikut.
Kriteria | Hasil Rasio |
Sehat | ≥8% |
Cukup Sehat | 7,999% – 8% |
Kurang Sehat | 6,5% – 7,999% |
Tidak Sehat | ≤6,5% |
Untuk bisa dikatakan sehat, nilai CAR minimum menurut Bank Indonesia adalah sebesar 7,999%.
Sementara itu, berikut merupakan pengertian Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut para ahli.
Capital Adequacy Ratio adalah rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana guna keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut, maka semakin baik.
Wardiah mengungkapkan bahwa CAR adalah rasio kecukupan modal bank atau kemampuan bank dalam permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian dalam perkreditan atau perdagangan surat-surat berharga.
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No 3/30/DPNP, rumus Capital Adequacy Ratio adalah sebagai berikut.
CAR = (Modal / Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) x 100%
Modal sendiri meliputi laba ditahan, ekuitas pemegang saham, dan lainnya. Sementara aktiva tertimbang menurut risiko adalah jumlah aset bank yang ditimbang menurut risikonya. Bank biasanya mempunyai kelas aset yang berbeda-beda, contohnya uang tunai, surat utang, serta obligasi. Nah, setiap kelas aset dikaitkan dengan tingkat risiko yang berbeda pula. Pembobotan risiko diputuskan berdasarkan kemungkinan menurunnya nilai suatu aset.
Untuk lebih memahami rumus Capital Adequacy Ratio di atas, simak contoh cara menghitung Capital Adequacy Ratio berikut ini.
Diketahui, berikut beberapa data keuangan dari bank A.
Modal: Rp4.000.000.000
Surat Utang: Rp9.000.000.000
Utang Hipotek: Rp45.000.000.000
Utang kepada Pemerintah: Rp4.000.000.000
Berapa nilai CAR-nya?
Berikut merupakan cara menghitung nilai Capital Adequacy Ratio dari Bank A.
Karena Bank A memiliki 3 jenis aset, yaitu surat utang, hipotek, dan utang kepada pemerintah, maka perlu mengalikan dulu nilai setiap jenis aset dengan bobotnya masing-masing.
 | Jumlah | Pembobotan Risiko |
Surat Utang | Rp9.000.000.000 | 90% |
Utang Hipotek | Rp45.000.000.000 | 75% |
Surat Utang = Rp9.000.000.000 x 90% = Rp8.100.000.000
Hipotek = Rp45.000.000.000 x 75% = Rp33.750.000.000
Selanjutnya, semua aset dikalkulasikan untuk mengetahui nilai aset tertimbang menurut risiko.
Aset tertimbang menurut risiko = nilai aset surat utang + nilai aset hipotek
Aset tertimbang menurut risiko = Rp8.100.000.000 + Rp33.750.000.000
Aset tertimbang menurut risiko = Rp41.850.000.000
Sekarang, kamu sudah bisa mencari nilai CAR dari BANK A
CAR = (Modal / Aktiva Tertimbang Menurut Risiko) x 100%
CAR = (Rp4.000.000.000 / Rp41.850.000.000) x 100%
CAR = 0,096 x 100%
CAR = 9,6%
Karena nilai CAR Bank A adalah 9,6%, maka bank A masuk ke dalam kriteria yang sehat.
Itu dia penjelasan mengenai apa itu Capital Adequacy Ratio atau CAR, mulai dari pengertian, rumus hingga contoh cara menghitung CAR. Cukup mudah, bukan?
Halo kami adalah Pintu, aplikasi investasi bitcoin dan crypto di Indonesia. Untuk kamu yang tertarik memulai investasi crypto tapi tidak tau harus mulai dari mana, download Pintu sekarang! Di Pintu, jual beli berbagai aset crypto bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Referensi: