Saat kamu memilih instrumen dan produk investasi, kamu mungkin akan bingung karena banyaknya jenis produk yang akan ditawarkan. Beberapa produk investasi juga terlihat mirip, tujuannya sama-sama untuk mendapatkan keuntungan. Saham dan obligasi adalah contohnya. Meskipun terlihat mirip, obligasi dan saham memiliki risiko, keuntungan dan karakter yang berbeda. Apa saja perbedaan investasi saham dan obligasi? Mari kita simak penjelasan berikut.
Saham adalah bentuk resmi atas kepemilikan sebagian ekuitas modal dalam suatu perusahaan. Ketika kamu membeli saham, artinya kamu membeli sebagian kecil dari perusahaan. Semakin banyak saham yang kamu beli, maka semakin banyak perusahaan yang kamu miliki.
Ketika nilai bisnis yang diperdagangkan oleh perusahaan itu meningkat, maka saham yang kamu miliki juga otomatis naik. Sebaliknya, jika nilainya menurun, maka nilai saham yang kamu miliki juga akan turun.Â
Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan suatu entitas penerbit yang tidak memberikan hak kepemilikan kepada pemegang surat utang tersebut. Sederhananya, suatu entitas baik perusahaan atau pemerintah berhutang kepada kamu ketika kamu membeli obligasi, keuntungan diperoleh dari bunga pinjaman untuk jangka waktu tertentu.Â
Entitas yang dapat menerbitkan obligasi adalah pemerintah, perusahaan swasta, atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Perbedaan yang paling terlihat dari saham dan obligasi adalah dari status kepemilikan. Saham memberimu sebagian kepemilikan di sebuah perusahaan, sedangkan obligasi adalah pinjaman yang kamu berikan kepada perusahaan atau pemerintah. Adapun 5 perbedaan saham vs obligasi adalah:
Dalam hal likuidasi bisnis, pemegang saham memiliki klaim terakhir atas sisa uang tunai, sedangkan pemegang obligasi memiliki prioritas yang jauh lebih tinggi, tergantung pada persyaratan obligasi. Ini juga menunjukkan bahwa saham adalah investasi yang lebih berisiko daripada obligasi.
Jika perusahaan bangkrut, pemilik obligasi memiliki prioritas utama untuk mendapatkan uangnya kembali. Sedangkan pemilik saham tidak mempunyai prioritas dalam hal ini, bahkan bisa saja investor kehilangan uangnya.
Keuntungan saham dan obligasi juga berbeda. Saham memberikan keuntungan melalui penjualan di pasar saham, keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual yang lebih tinggi dari harga beli. Investor juga mendapatkan dividen atau pembagian hasil keuntungan perusahaan. Investor saham dapat memperoleh keuntungan yang signifikan apabila perusahaan bekerja baik.
Sementara itu, sebagian besar obligasi memperoleh keuntungan dari pembayaran bunga tetap dengan waktu tertentu. Investor obligasi juga mendapat keuntungan dari kupon. Biasanya kupon obligasi lebih tinggi dibandingkan bunga dari deposito perbankan. Meskipun keuntungan obligasi tidak sesignifikan saham, namun nilainya cenderung stabil.
Baca juga: Apa Perbedaan Bunga Majemuk dan Bunga Tunggal?
Dalam berinvestasi, terdapat aturan umum dalam hal risiko. Semakin berisiko suatu investasi, semakin tinggi potensi keuntungannya. Berbanding lurus dengan hal itu, peluang ruginya juga semakin tinggi. Nah, risiko saham dan obligasi berbeda. Saham dianggap lebih berisiko karena perubahan harga yang sangat fluktuatif. Tingkat fluktuasi saham didasarkan pada sentimen pasar mengikuti situasi yang terjadi di bursa.Â
Harga saham bisa turun secara signifikan. Saat ini terjadi, investor memiliki dua pilihan yaitu menjual rugi atau menunggu dengan harapan nilai saham pulih kembali. Risiko terburuk yang bisa saja terjadi adalah investor dapat kehilangan seluruh investasinya.
Tidak setinggi risiko saham, obligasi cenderung lebih kecil resikonya. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan, investor akan dibayar sebelum pemegang saham. Hal ini karena pemilik obligasi termasuk dalam kategori kreditur. Risiko lainnya dari obligasi adalah terkait likuiditas. Karena dana investasi ditahan dalam rentang waktu tertentu, menyebabkan obligasi tidak cukup likuid (cair) untuk diuangkan.Â
Baca juga: Ini 9 Unsur-Unsur Kredit yang Mendasari Pemberian Kredit
Perbedaan berikutnya adalah jangka waktu investasi. Saham tidak memiliki jangka waktu tertentu hingga proses pencairan. Investasi saham dapat dilakukan dalam jangka waktu pendek maupun panjang.Â
Jangka waktu pendek berkisar antara 12 bulan hingga 1 tahun atau dapat kurang dan lebih dari jangka waktu itu. Bahkan orang yang bermain saham atau trader dapat mendapatkan keuntungan dalam hitungan hari atau menit.
Sedangkan obligasi mempunyai jangka waktu jatuh tempo atau maturity. Jangka waktu obligasi berkisar kurang lebih 5 tahun. Umumnya, semakin pendek jangka waktu jatuh tempo semakin kecil resikonya. Oleh karena itu investor biasanya lebih memilih obligasi dengan jangka waktu pendek dibanding lainnya.
Perbedaan saham dan obligasi yang tak kalah penting adalah antara kedua instrumen investasi cenderung memiliki hubungan terbalik dalam hal harga. Maksudnya adalah ketika harga saham naik, biasanya harga obligasi menurun dan sebaliknya.
Ketika harga saham naik dan banyak orang membeli saham karena melihat peluang itu, harga obligasi akan turun karena permintaan yang lebih rendah. Begitu pula, ketika harga saham jatuh, biasanya investor akan mencari instrumen yang relatif lebih rendah risiko seperti obligasi.
Penyebab dari turunnya harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya profitabilitas perusahaan dan faktor ekonomi makro dan mikro. Selain itu, keadaan geopolitik dan sentimen pasar juga dapat mempengaruhi harga saham.
Secara umum, mekanisme perdagangan saham dan obligasi di pasar modal sama saja. Tetapi saham dan obligasi berbeda. Dari contoh saham dan obligasi juga berbeda. Beberapa contoh saham adalah Microsoft Corporation (MSFT), saham McDonald’s Corporation (MCD), saham Exxon Mobil Corporation (XOM) dan lain-lain. Sementara itu, beberapa contoh obligasi adalah Surat Utang Negara, Sukuk Korporasi dan lain sebagainya.Â
Itu dia penjelasan lengkap tentang 5 perbedaan saham dan obligasi. Semoga informasi ini bermanfaat! Kamu bisa menemukan informasi lain seputar investasi dan keuangan di Pintu Blog. Ingin belajar crypto? Salah satu aset yang tengah menarik perhatian masyarakat dunia saat ini? Kunjungi Pintu Academy!
Referensi: