Operating Profit Margin: Pengertian, Cara Menghitung dan Rumus

Updated
September 30, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Operating Profit Margin: Pengertian, Cara Menghitung dan Rumus
Reading Time: 4 minutes

Operating Profit Margin adalah salah satu indikator untuk menilai seberapa baik sebuah perusahaan menjalankan bisnisnya. Bagaimana cara mengetahui operating margin sebuah perusahaan? SImak pengertian, cara menghitung, dan rumus operating margin berikut ini!

Baca juga: Pengertian dan Cara Menghitung Laba Ditahan, Istilah Penting dalam Akuntansi

Apa itu Operating Profit Margin?

apa itu operating profit margin

Operating profit margin adalah rasio yang biasa digunakan untuk mengukur besar kecilnya persentase laba operasional atas penjualan bersih dari sebuah perusahaan.

Istilah ini biasa disingkat sebagai OPM. OPM adalah rasio yang menggambarkan apa yang biasa disebut sebagai pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari hasil penjualan yang telah dilakukan sebuah perusahaan.

Pure profit dalam OPM artinya adalah untuk tiap nilai yang didapatkan benar-benar murni dari hasil operasi perusahaan, tanpa mengikutsertakan kewajiban-kewajiban finansial seperti bunga pinjaman atau pajak.

Operating Profit Margin (Rasio Marjin Laba Operasional) dihitung dengan membagi antara jumlah laba operasional dengan penjualan bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba kotor dengan beban operasional. Beban operasional yang dimaksud adalah bebas penjualan atau beban umum, dan administrasi.

Semakin tinggi nilai rasio Marjin Laba Operasional, berarti semakin tinggi juga laba operasional yang dihasilkan dari penjualan bersih perusahaan tersebut.

Pengertian Operating Profit Margin Menurut Para Ahli

Berikut beberapa pengertian Operating Profit Margin menurut para ahli.

Syamsuddin (2009)

Operating margin adalah rasio yang menggambarkan pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan.

Alfianti dan Andarini (2016)

OPM merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.

Rumus Operating Profit Margin

Untuk menghitung nilai operating profit margin, maka kamu perlu tahu rumus mana yang harus kamu gunakan. Berikut rumus operating profit margin.

Operating Profit Margin = (Laba Operasional : Penjualan Bersih) x 100%

Nilai OPM menunjukkan tentang seberapa banyak proporsi penjualan perusahaan yang masih tersisa setelah dipakai untuk menutup seluruh biaya operasional perusahaan.

Semakin besar nilai OPM-nya, menunjukkan bahwa perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan penjualan.

Contoh Cara Menghitung Operating Profit Margin

rumus dan cara menghitung operating profit margin

Operating margin adalah rasio penting yang menjadi pertimbangan investor sebelum mengambil keputusan investasi. Simak contoh cara menghitung Operating Profit Margin perusahaan berikut ini.

Berikut merupakan data keuangan perusahaan PT Galaxi Solaria.

 20142013
Pendapatan penjualanRp19.800.000Rp17.000.000
Harga pokok penjualanRp14.700.000 (-)Rp12.500.000 (-)
Laba kotorRp5.100.000Rp4.500.000
Beban operasionalRp2.390.000 (-)Rp2.130.000 (-)
Laba operasionalRp2.710.000Rp2.370.000

*Asumsi tidak ada retur serta penyesuaian harga jual, maupun potongan penjualan.

Berapa Operating Profit Margin di Tahun 2014?

Data yang diketahui adalah pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, dan beban operasional.

Dari situ, perlu dihitung terlebih dahulu nilai laba kotor perusahaan, yaitu:

Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Laba Kotor = Rp19.800.000 – Rp14.700.000

Laba Kotor = Rp5.100.000

Setelahnya, kamu bisa menemukan data laba operasional perusahaan tersebut.

Laba Operasional = Laba Kotor – Beban Operasional

Laba Operasional = Rp5.100.000 – Rp2.390.000

Laba Operasional = Rp2.710.000

Dari situ, bisa diperoleh nilai Operating Profit Margin dari perusahaan tersebut.

Operating Profit Margin = (Laba Operasional : Penjualan Bersih) x 100%

Operating Profit Margin = (Rp2.710.000 : Rp19.800.000) x 100%

Operating Profit Margin= 13,7%

Artinya, untuk setiap Rp1 penjualan bersih turut berkontribusi dalam menciptakan Rp0,137 laba operasional.

Berapa Operating Profit Margin di Tahun 2013?

Sama seperti contoh perhitungan Operating Profit Margin di tahun 2014,

Pertama-tama, perlu dihitung nilai laba kotor dari perusahaan tersebut.

Laba Kotor = Pendapatan Penjualan – Harga Pokok Penjualan

Laba Kotor = Rp17.000.000 – Rp12.500.000

Laba Kotor = Rp4.500.000

Setelahnya, kamu bisa menemukan data laba operasional perusahaan tersebut.

Laba Operasional = Laba Kotor – Beban Operasional

Laba Operasional = Rp4.500.000 – Rp2.130.000

Laba Operasional = Rp2.370.000

Dari situ, bisa diperoleh nilai Operating Profit Margin dari perusahaan tersebut.

Operating Profit Margin = (Laba Operasional : Penjualan Bersih) x 100%

Operating Profit Margin = (Rp2.370.000 : Rp17.000.000) x 100%

Operating Profit Margin= 13,94%

Artinya, untuk setiap Rp1 penjualan bersih turut berkontribusi dalam menciptakan Rp0,139 laba operasional.

Contoh Analisis Operating Profit Margin Perusahaan

Dari contohnya sebelumnya, terlihat bahwa OPM di tahun 2013 sedikit lebih baik dibandingkan OPM di tahun 2014. Hal tersebut dikarenakan kontribusi penjualan bersih terhadap laba di tahun 2013 sedikit lebih besar dibandingkan dengan kontribusi penjualan bersih terhadap laba operasional di tahun 2014. Artinya, telah terjadi penurunan kinerja manajemen dalam menghasilkan laba bagi perusahaan untuk periode 2013-2014.

Sebagai pembanding lain, apabila rata-rata OPM di industri sejenis adalah 23%, maka kontribusi penjualan bersih terhadap laba operasional perusahaan PT Galaxi Solaria tidaklah terlalu baik. Dalam hal ini, penting bagi perusahaan untuk melakukan efisiensi atas beban operasional yang cenderung besar.

Itulah penjelasan mengenai pengertian, cara menghitung, dan rumus operating margin. Operating margin adalah indikator penting dalam menilai sebuah perusahaan, jadi akan sangat bermanfaat jika kamu mengetahui bagaimana rumus dan cara menghitungnya.

Selain berinvestasi di perusahaan, belakangan ini, minat masyarakat untuk berinvestasi di sektor crypto pun semakin tinggi. Sebut saja per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 6,5 juta orang.

Untuk kamu yang tertarik berinvestasi dan trading crypto secara mudah, download Pintu sekarang! Jual beli crypto di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja,lho!

Referensi:

Alfianti  dan Andarini, Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diakses tanggal: 8-12-21.

Hery, Balanced Scorecard for Business. Diakses tanggal: 8-12-21.

Lubis Irwansyah, Menggali Potensi Pajak Perusahaan dan Bisnis dengan Pelaksanaan Hukum. Diakses tanggal: 8-12-21.

Muchtar EH, Corporate Governance Konsep dan Implementasinya pada Emiten Saham Syariah. Diakses tanggal: 8-12-21.

Saragih dan Fitriani, Analisis Rasio Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Medan. Diakses tanggal: 8-12-21.

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->