Bagi kamu yang berkecimpung di dunia trading saham, komoditas, hingga kripto pasti tak asing lagi dengan istilah candlestick. Namun, mungkin saja masih banyak yang belum mengetahui bagaimana candlestick dibuat. Buat kamu yang ingin terjun ke dunia trading, ada baiknya untuk mengetahui candlestick lebih lanjut mulai dari pengertian hingga sejarah candlestick.
Candlestick merupakan salah satu jenis grafik yang paling umum digunakan di dalam ruang lingkup perdagangan komoditas, forex saham hingga kripto. Pemberian nama candlestick sendiri, karena tampilan grafik yang berbentuk garis – garis seperti deretan lilin yang sedang berbaris. Bentuk dari grafik candlestick jika diperhatikan dengan baik mirip seperti balok dengan ciri khas khusus.
Grafik candlestick menunjukkan beberapa poin utama yang bisa diidentifikasi dengan jelas seperti harga pembukaan, harga terendah, harga tertinggi dan harga penutupan.
Grafik candlestick mempunyai dua warna yang digunakan sebagai pembeda yakni hitam dan putih atau hijau dan merah. Setiap warna memiliki arti masing-masing. Warna hijau berarti harga penutupan memiliki nilai yang lebih tinggi dibanding dengan harga pembukaan (bernilai positif). Sebaliknya warna merah, menunjukkan bahwa harga pembukaan lebih tinggi dibanding dengan harga penutupan (bernilai negatif).
Sedangkan berdasarkan komposisinya, bentuk candlestick dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian ekor (shadow) dan bagian badan (body candle). Saat bagian ekor muncul di atas bagian badannya, itu artinya upper shadow. Kemudian saat bagian ekor muncul di bawah bagian badannya, itu artinya lower shadow.
Baca juga: 13 Pola-Pola Candlestick Paling Lengkap
Sejarah candlestick, awal mulanya diperkenalkan oleh sosok berpengaruh bernama Munehisa Honma berkebangsaan Jepang pada abad ke 18. Ia merupakan sosok pencipta candlestick populer yang berkecimpung di dunia trader komoditas beras.
Sedangkan tokoh yang berperan dalam menyebarluaskan grafik candlestick di kawasan barat ialah Steven Nison.
Pada masanya, Munehisa Honma sudah piawai dalam memanfaatkan data harga sebagai dasar dalam memprediksi adanya pergerakan harga yang mungkin terjadi di masa depan. Sepanjang abad ke 18, ia berusaha keras untuk mengumpulkan semua data dari trading di pasar beras.
Sosok yang lahir pada tahun 1724 di Sakata dengan latar belakang keluarga kaya, tidak membuatnya malas. Di usianya yang menginjak 26 tahun tepatnya pada tahun 1750, keluarganya memberikan kepercayaan penuh untuk mengontrol bisnis.
Sejak diberi kepercayaan tersebut, berbekal ilmu seadanya, Munehisa Honma langsung memulai trading pertamanya di bursa komoditas beras lokal khusus area pelabuhan Sakata. Kota ini memang dikenal sebagai pusat untuk distribusi beras.
Setelah ayahnya meninggal, ia mengambil alih posisi penuh atas pengelolaan semua aset yang dimiliki keluarganya. Untuk menjaga aset tersebut, ia mencoba melakukan berbagai cara agar bisa semakin berkembang.
Salah satu tindakannya ternyata mampu mengubah dunia, yakni dengan melakukan pencatatan setiap data yang terjadi. Mulai dari harga pembukaan, harga terendah, harga tertinggi dan harga penutupan setiap harinya.
Dari data yang berhasil terkumpul, ia melihat adanya pola yang timbul secara berulang-ulang di banyak balok harga yang ia buat. Dari situlah, ia kepikiran untuk memberi nama grafik candlestick yang masih digunakan sampai saat ini.
Secara umum, banyak trader yang sangat nyaman menggunakan grafik candlestick. Dengan melihat data dari grafik tersebut, mereka bisa dengan cepat dan mudah untuk melakukan analisis lebih lanjut.
Mudahnya pembacaan pada grafik candlestick, didukung dengan adanya pewarnaan yang berbeda pada masing-masing balok.
Keunggulan yang ditawarkan grafik candlestick terdapat pada tampilannya. Dari situ, para trader bisa mengetahui kondisi psikologi pasar dengan lebih jelas dan mudah dibanding penggunaan diagram jenis lain seperti diagram batang maupun diagram garis.
Dari sudut pandang psikologis, penggunaan grafik candlestick bisa membantu para trader untuk mengetahui seberapa serius tekanan yang telah dilakukan oleh para penjual dan para pembeli. Pada masa akhir periode tertentu, pergerakan adu kekuatan pun bisa dengan jelas terlihat dari panjang shadow dan panjang body-nya.
Baca juga: Apa Itu Pola Inverted Hammer Candlestick?
Berdasarkan dengan tampilan pergerakan shadow dan body, para trader bisa mendapatkan data spesifik terkait dengan kondisi pasar pada grafik candlestick. Inilah contoh yang bisa dilihat dari balok-balok yang ditampilkan :
Kondisi ini menunjukkan bahwa mulai dari awal periode hingga akhir periode, dominasi pergerakan dikuasai oleh para pembeli tanpa adanya perlawanan sengit yang ditunjukkan oleh para penjual.
Kondisi ini menunjukkan bahwa mulai dari awal periode hingga akhir periode, dominasi pergerakan dikuasai oleh para penjual tanpa adanya perlawanan sengit yang ditunjukkan oleh para pembeli.
Kondisi ini menunjukkan bahwa dominasi ditunjukkan oleh para penjual hanya di periode awal saja. Namun selama pergerakannya menuju ke periode akhir, pembeli mulai berusaha mendominasi keadaan hingga akhirnya harga dikuasai oleh para pembeli dari tekanan yang diberikan (harga menanjak).
Kondisi ini menunjukkan bahwa dominasi ditunjukkan oleh para pembeli hanya di periode awal saja. Namun selama pergerakannya menuju ke periode akhir, penjual mulai berusaha mendominasi pasar hingga akhirnya harga dikuasai oleh para penjual dari tekanan yang diberikan (harga menurun).
Beberapa tahun lalu mungkin masih banyak masyarakat yang merasa kesulitan saat terjun ke dunia saham. Namun berkat adanya grafik candlestick sebagai media utama, masyarakat menjadi lebih mudah dalam hal melakukan analisis secara teknikal. Dengan memahami definisi dan sejarah candlestick, kamu jadi lebih mudah membuat keputusan nantinya.
Tidak hanya saham dan forex, kamu juga membutuhkan candlestick untuk menganalisa pergerakan harga kripto. Dengan aplikasi Pintu, kamu bisa menganalisa melalui chart harga yang menunjukkan harga berbagai komoditas kripto unggulan seperti USDT, Bitcoin, Cardano, Ethereum, BNB, dan masih banyak lagi.
Kamu hanya membutuhkan modal awal sebesar Rp11.000 saja untuk bisa mulai trading di Pintu. Kamu juga bisa memanfaatkan fitur Pintu Earn dan PTU Staking untuk bisa mendapatkan pasif income. Buat kamu yang belum paham dengan kripto bisa mempelajari dari Pintu Academy dan Pintu Blog. Kamu juga bisa akses Pintu News untuk mendapatkan info terkini seputar crypto. Jangan lupa, download aplikasi Pintu disini.
Referensi:
Adam Hayes, What is A Candelstick, diakses tanggal 9 September 2022
Groww, What is A Candlestick, diakses tanggal 9 September 2022
Vskills, Candlestick Chart Patterns History, diakses tanggal 9 September 2022
StockCharts, Introduction to Candlesticks, diakses tanggal 9 September 2022
Cory Mitchell, Understanding Basic Candlestick Charts, diakses tanggal 9 September 2022
Wikipedia, Candlestick Chart, diakses tanggal 9 September 2022