Bear market selalu menjadi tempat paling ideal untuk developer fokus membuat aplikasi dan inovasi baru. Ini lah mengapa setiap bull market selalu ada tren baru yang muncul. Pada bull market sebelumnya, kita melihat proyek L1 baru seperti Solana tiba-tiba meledak dan tren metaverse menjadi pembicaraan semua orang. Modular blockchain berpotensi menjadi salah satu tren populer di bull market selanjutnya. Meskipun sedang banyak dibicarakan, banyak yang belum tahu apa itu modular blockchain dan apa saja tren modular blockchain? Artkel ini akan membahasnya secara lengkap.
Blockchain modular adalah sebuah desain blockchain yang memisahkan fungsi setiap lapisan blockchain ke beberapa segmen. Setiap segmen menjalankan fungsi tertentu dan bisa dimodifikasi atau ditukar.
Baca juga: Apa itu Blockchain Modular?
Kebalikan dari desain modular dalah monolitik. Dalam desain monolitik, jaringan tidak bisa dipecah menjadi segmen-segmen dan saling terhubung. Perdebatan blockchain modular vs monolitik sampai saat ini masih sangat panas karena keduanya menawarkan kelebihan dan kekurangan yang berbeda.
Konsep desain modular dimulai oleh Ethereum yang mengenalkan konsep rollup. Vitalik sendiri memiliki visi bahwa Ethereum akan memiliki masa depan rollup-centric. Lalu, proses The Merge membuat Ethereum sepenuhnya modular.
Konsep Rollup dikenalkan oleh salah satu kontributor Ethereum bernama Barry Whitehat di tahun 2018.
Meskipun konsep modularitas bukan sesuatu yang baru, implementasi blockchain modular secara luas baru terjadi dalam dua tahun terakhir. Cosmos adalah salah satu pionir penerapan blockchain modular.
Tren blockchain modular kembali populer di tahun 2023 dan 2024 akibat inovasi baru yang memungkinkan lapisan Data Availability (DA) diabstraksi. Celestia, Near, Avail, dan Eigenlayer adalah beberapa proyek yang menyediakan layanan DA.
Namun, dunia blockchain modular jauh lebih kompleks dari sekadar layanan DA. Setiap lapisan blockchain kini bisa dialihdayakan mulai dari lapisan eksekusi, DA, konsensus, dan bahkan jasa membuat validity proof.
Blockchain modular adalah kategori yang sangat luas. Sebagai investor, sebaiknya kita mengkategorikan berbagai proyek modular sesuai dengan fungsi yang dijalankan. Kita bisa memisahkan blockchain modular berdasarkan fungsi yang dijalankan yaitu konsensus, DA, eksekusi, dan settlement atau penyelesaian.
Saat ini banyak tim pengembang menyadari bahwa hambatan paling besar dalam meningkatkan skalabilitas blockchain adalah DA, bukan eksekusi. Secanggih apa pun teknologi L2 di Ethereum, kecepatannya akan selalu terhambat oleh fungsi DA Ethereum yang terbatas.
Calldata adalah instruksi kode yang digunakan L2 untuk meminta data terbaru ke Ethereum dan mengirimkan data transaksi L2 untuk dimasukkan ke blok terbaru.
Bayangkan masa depan di mana ada 50 rollup di Ethereum yang berkompetisi untuk melakukan calldata pada waktu yang bersamaan. Dengan lapisan DA yang sangat krusial, biaya transaksi kemungkinan akan terus meningkat dengan semakin banyaknya L2. Meskipun begitu, pembaruan DA yang lebih efektif untuk Ethereum sedang dilakukan (namun akan memakan waktu lama).
Celestia, Avail, EigenDA dan Near adalah beberapa proyek dengan jasa menyediakan fungsi DA secara modular. Celestia dan EigenDA adalah dua proyek lapisan DA yang memanfaatkan dua teknologi berbeda. Selain itu, Celestia adalah proyek yang menawarkan layanan DA dan konsensus dalam waktu bersamaan sementara Eigen hanya menyediakan DA.
Baca lebih dalam tentang Celestia: Apa itu Celestia? dan Perkembangan Ekosistem Celestia.
Lapisan konsensus dan Data Availability pada umumnya tidak dipisahkan secara modular untuk menjaga keamanan, kecepatan, biaya, dan komposabilitas antara L1 dan L2.
Eigenlayer dan Near DA berfokus meningkatkan performa DA selagi menjaga kompatibilitas paling optimal dengan Ethereum. Maka dari itu, EigenDA tetap memanfaatkan lapisan konsensus Ethereum. Eigenlayer terutama ingin selaras dengan perkembangan Ethereum (Ethereum-aligned).
Sementara itu, Avail dan Celestia meningkatkan fungsi performa DA tanpa berfokus pada satu ekosistem blockchain (chain agnostic). Keduanya berusaha kompatibel dengan sebanyak mungkin ekosistem. Selain itu, dengan biaya yang begitu murah jika dibanding dengan Ethereum, banyak proyek baru melakukan outsourcing lapisan DA dan konsensus.
Avail dan Celestia sama-sama menggunakan teknologi Data Availability Sampling (DAS) untuk meningkatkan performa DA. DAS memungkinkan data diambil dan dikirimkan oleh node dengan melakukan teknik sampling. DAS memastikan data selalu tersedia dan ukuran yang perlu diunduh oleh node tetap kecil.
Pendekatan Avail dan Celestia yang bersifat chain agnostic menjadi salah satu pendorong mengapa begitu banyak sovereign rollup (rollup yang menggunakan DA dan konsensus eksternal) bermunculan.
Proyek dalam subsektor ini: Celestia, Avail, Eigenlayer, dan Near.
Dengan adanya solusi DA dan konsensus eksternal seperti Avail dan Celestia, konsep sebuah sovereign rollup muncul. Sovereign rollup adalah rollup yang mengandalkan lapisan DA dan konsensus eksternal. Maka dari itu, sovereign rollup mengandalkan pihak ketiga untuk mengurutkan transaksi dan blok secara terdesentralisasi.
Ekosistem rollup independen seperti ini menawarkan fleksibilitas dan kemudahan bagi pengembang aplikasi kripto. Kebanyakan ekosistem sovereign rollup seperti Dymension, Initia, dan Saga memanfaatkan DA milik Celestia atau Avail.
Meskipun ekosistem sovereign rollup memiliki kelebihan dalam kecepatan dan biaya transaksi, keamanannya belum teruji. Memisah-misahkan lapisan krusial seperti DA memiliki trade off keamanan dan kita belum mengetahui seberapa aman Celestia dan DA eksternal lainnya.
Meskipun begitu, ekosistem sovereign rollup dan Celestia sedang menjadi pusat perhatian investor kripto dalam beberapa bulan terakhir. TIA, yang dianggap sebagai pemimpin sektor blockchain modular, naik 700% sejak Oktober 2023. Selain itu, Dymension akan menjadi proyek sovereign rollup pertama yang meluncurkan token (DYM) pada akhir Januari 2024.
Proyek di subsektor ini: Dymension, Initia, dan Saga.
Salah satu tren yang baru muncul di tahun 2023 akibat desain blockchain modular adalah rollup-as-a-service (RAAS) atau rollup sebagai jasa. Rollup-as-a-service adalah proyek yang menyediakan infrastruktur dan berbagai software untuk memudahkan pembuatan blockchain layer-2. Arbitrum dan Optimism adalah dua proyek RAAS terbesar yang menawarkan pengembang cara mudah membuat L2.
Arbitrum menawarkan RAAS melalui Arbitrum Orbit dan Stylus sementara Optimism menawarkan OP Stack dan ekosistem Superchain. Keduanya sudah berhasil menarik banyak proyek L2 baru seperti Zora, Base, XAI Games, dan Aevo. Beberapa proyek RAAS lain di ekosistem Ethereum yang kompatibel dengan Orbit dan OP Stack adalah AltLayer dan Caldera.
Tentang layer-3: Apa itu Layer 3 Crypto?
Konsep RAAS dan L3 sebenarnya memiliki tujuan sama yaitu menciptakan puluhan aplikasi dalam bentuk blockchain atau Appchains. Visinya adalah setiap aplikasi akan menjadi blockchain sendiri agar kecepatannya optimal.
Selain itu, RAAS membuka cara baru yang lebih realistis bagi banyak proyek baru. Conduit adalah salah satu proyek pionir yang membantu peluncuran rollup tanpa membutuhkan koding ekstensif. Zora dan Aevo adalah dua proyek yang berhasil diluncurkan oleh Conduit.
Selain di Ethereum, RAAS juga berkembang pesat di ekosistem Cosmos. Dymension dan Saga adalah dua proyek RAAS besar di Cosmos yang juga membawa dua konsep baru yaitu RollApps dan Chainlet. RollApps adalah L2 yang tidak membutuhkan jaringan validator sendiri sementara Chainlet adalah rollup yang hanya memiliki satu smart contract.
Kelebihan utama Chainlet adalah kecepatan dan biaya transaksi yang sangat efisien serta kompatibel dengan lapisan eksekusi mana pun (saat ini mendukung EVM, Evmos, dan CosmWasm). Sementara itu, RollApps milik Dymension lebih mirip dengan appchains di Cosmos seperti Kujira.
Tren RAAS dan appchains kemungkinan akan berkembang pesat di tahun 2024 karena banyak proyek yang masih dalam tahap pengembangan. Namun, kita masih perlu melihat bagaimana tingkat adopsi pengguna terhadap proyek-proyek tersebut.
Proyek di subsektor ini: Saga, AltLayer, Caldera, Dymension, dan Gelato.
Komposabilitas adalah masalah di mana aplikasi tidak bisa berinteraksi dengan ekosistem eksternal seperti L2 Ethereum yang tidak bisa berinteraksi satu sama lain. Semakin beragam setiap lapisan sebuah blockchain, komposabilitas menjadi masalah yang semakin besar. Meskipun begitu, berbagai solusi interoperabilitas seperti LayerZero dan Axelar membantu menyelesaikan masalah ini. Ekosistem terpadu seperti Cosmos juga tidak mengalami masalah ini.
Celestia adalah salah satu blockchain modular yang menyediakan jasa keamana untuk proyek lain. Namun, penggunaan keamanan eksternal seperti Celestia menimbulkan pertanyaan tentang keamanan, terutama jika Celestia misalnya harus mengamankan 100 proyek lain. Dalam kasus ini, apakah Celestia bisa menyediakan keamanan yang setara dengan Ethereum?
Blockchain modular menambahkan kompleksitas tambahan terhadap teknologi yang sudah rumit. Selain kerumitan implementasi, apakah blockchain modular juga menambahkan tingkat kesulitan untuk pengguna baru? Ini menjadi pertimbangan penting terhadap adopsi arsitektur modular.
Blockchain modular menambahkan permasalahan fragmentasi likuiditas yang juga dialami Ethereum. Saat ada puluhan blockchain modular yang terpisah satu sama lain, ini bisa menimbulkan masalah terhadap kemudahan pergerakan aset dan pengalaman pengguna. Kembali lagi, solusi fragmentasi ini adalah protokol interoperabilitas yang bisa digunakan oleh banyak blockchain dan komposabilitas tinggi dari blockchain modular.
Sektor blockchain modular yang sedang memanas berhasil menarik banyak investor dan pengguna baru. Spekulasi tentang airdrop juga sangat membantu membawa banyak pengguna baru ke proyek-proyek modular yang disebutkan di atas (terutama Celestia). Namun, seperti dalam tiga tren di atas, memahami sektor modular bukanlah sesuatu yang mudah.
Jika kamu adalah seorang investor jangka panjang, memilih pemenang masing-masing sektor kemungkinan akan menjadi cara paling mudah. Kita bisa berargumen bahwa Celestia adalah pemenang sementara sektor modular.
Namun, hampir semua proyek yang disebutkan di atas seperti Saga belum meluncurkan token. Dymension, Saga, Caldera, dan AltLayer adalah beberapa proyek besar yang belum memiliki token. Kamu bisa menunggu untuk melihat mana proyek yang paling banyak diadopsi.
Blockchain modular digadang-gadang menjadi tren populer di 2024. Baca artikelnya: Tren Crypto 2024: 9 Potensi Narasi yang Perlu Diperhatikan.
Jika kamu adalah investor yang senang mencari proyek yang high risk-high return, banyak subsektor blockchain modular yang bisa kamu jelajahi. Selain tiga tren modular blockchain di atas, sequencer terdesentralisasi dan jasa prover ZKP menjadi tren kecil lain yang mulai naik.
Sequencer terdesentralisasi dan jasa proving mengatasi masalah krusial dari Optimistic Rollup dan zkRollup. Beberapa proyek yang masuk ke kategori ini adalah Espresso dan Astria yang menawarkan jasa sequencer terdesentralisasi serta Risc Zero dan =nil; sebagai penyedia jasa prover ZKP.
Pada akhirnya, sektor modular blockchain memberikan kesempatan besar bagi investor dan trader yang berani memasuki sektor baru. Meskipun kita belum bisa mengukur tingkat adopsinya, tren terdahulu menunjukkan bahwa sektor baru biasanya memiliki potensi yang besar di bull market.
Blockchain modular muncul sebagai konsep penting dalam dunia kripto, memberikan desain yang lebih fleksibel dan spesifik dibandingkan dengan pendekatan monolitik. Tren utama sektor ini meliputi pengembangan lapisan Data Availability modula, sovereign rollup, dan rollup-as-a-service. Meskipun konsep ini menawarkan banyak keuntungan, ia juga membawa tantangan seperti masalah komposabilitas, keamanan, kompleksitas teknologi, dan fragmentasi likuiditas.
Dari perspektif investasi, sektor blockchain modular menawarkan peluang menarik, tetapi juga memerlukan pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan risiko yang terlibat. Investor harus mempertimbangkan faktor-faktor ini ketika menjelajahi sektor yang sedang berkembang ini, terutama dengan adanya potensi tren populer dalam blockchain modular yang muncul pada tahun 2024.
Kamu bisa mulai berinvestasi pada berbagai macam aset kripto di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli crypto pada aplikasi Pintu:
Kamu bisa berinvestasi pada aset crypto seperti BTC, ARB, ETH, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial
Bagikan