Apa itu DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Network)?

Update 20 Dec 2023 • Waktu Baca 7 Menit
Gambar Apa itu DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Network)?
Reading Time: 7 minutes

Dunia crypto telah diramaikan oleh berbagai narasi seperti Real-world Asset (RWA), decentralized cloud, liquid staking, layer 2, dan berbagai narasi lainnya. Menjelang akhir tahun 2023, muncul narasi baru yang menjadi sorotan, yakni DePIN atau Decentralized Physical Infrastructure Network. Dengan Total Value Locked (TVL) mencapai sekitar 19,5 miliar dolar AS, narasi ini telah mendorong adopsi crypto dalam skala besar. DePIN membuka peluang untuk menggunakan layanan seperti wifi, transportasi, penyimpanan data, peta, dan sebagainya, sambil memperoleh imbalan. Artikel ini akan membahas lebih lanjut apa itu DePIN yang kini menjadi topik hangat di dunia crypto.

Ringkasan Artikel

  • 🌐 DePIN adalah konsep yang menggunakan imbalan token dan teknologi blockchain untuk mendorong pengembangan infrastruktur fisik di dunia nyata.
  • 💰 DePIN bertujuan untuk menggeser model tradisional yang terpusat menjadi model yang terdesentralisasi. DePIN melibatkan partisipasi pengguna global untuk mengatasi ketergantungan terhadap entitas besar dan menerapkan model ‘sharing economy’.
  • 🔄 Konsep Flywheel DePIN membantu memahami bagaimana pertumbuhan satu aspek di dalamnya mendorong pertumbuhan aspek lainnya. Pembentukan siklus pertumbuhan positif meliputi penyedia infrastruktur mendapatkan token sebagai insentif untuk menciptakan pertumbuhan jaringan organik dan memenuhi permintaan dari pengguna.
  • 👀 Beberapa proyek crypto yang menerapkan model DePIN di antaranya adalah Helium (HNT), Filecoin (FIL), Render (RNDR), IoTeX (IOTX), dan Livepeer (LPT).

Apa itu DePIN (Decentralized Physical Infrastructure Network)?

DePIN adalah konsep yang menggunakan imbalan token untuk mendorong pembangunan dan pengembangan infrastruktur fisik di dunia nyata. Contoh infrastruktur fisik adalah jaringan nirkabel, layanan cloud, jaringan mobilitas, dan jaringan listrik. Sebagian besar dari mereka telah didominasi oleh perusahaan besar karena kebutuhan modal yang tinggi.

Entitas terpusat hampir memonopoli harga dan layanan yang ditawarkan kepada pengguna akhir, sehingga menyebabkan kurangnya persaingan dan inovasi. Proyek DePIN berusaha untuk menyelesaikan beberapa masalah tersebut dengan memanfaatkan teknologi blockchain, insentif token, dan kekuatan internet.

Fitur utama DePIN adalah pergeseran dari model tradisional yang terpusat menjadi model yang terdesentralisasi. DePIN melibatkan partisipasi pengguna global untuk mengatasi ketergantungan terhadap entitas besar dan menerapkan model ‘sharing economy’.

Contohnya, Hivemapper yang menggunakan konsep drive-to-earn. Ia memberikan kesempatan kepada pengguna untuk berpartisipasi dalam pengumpulan gambar jalan dan membuat Google Map versi terdesentral melalui kamera dashboard mobil. Pengguna akan mendapatkan token HONEY untuk setiap data yang diberikan.

DePIN menciptakan ruang desain yang sepenuhnya baru untuk infrastruktur fisik. Setiap jaringan DePIN akan melibatkan perangkat dunia nyata yang menghasilkan dan berbagi data mereka.

Dikutip dari Messari, peta sektor DePIN awalnya dibagi menjadi empat kategori utama: server, nirkabel, sensor, dan jaringan energi. Namun, karena banyaknya variasi dari kategori tersebut, maka ditambahkan subkategori yaitu Physical Resource Networks (PRN) dan Digital Resource Networks (DRN).

  • PRN: Memberikan insentif kepada pengguna untuk menggunakan perangkat keras yang bergantung pada lokasi dan tidak dapat dipertukarkan. Contohnya energi, data geospasial, dan konektivitas.
  • DRN: Memberikan insentif kepada peserta untuk menggunakan perangkat keras yang menawarkan sumber daya digital yang dapat dipertukarkan. Ini melibatkan aspek seperti komputasi, penyimpanan, dan bandwidth.
Sumber: Messari

Istilah Konsep DePIN

Istilah DePIN pertama kali muncul di industri blockchain dan crypto pada November 2022. Messari menginisiasi penggunaan DePIN melalui voting di Twitter untuk memberikan nama terhadap infrastruktur fisik Web3.

Selain DePIN, beberapa nama yang termasuk dalam voting adalah Proof of Physical Work (PoPw), Token Incentivized Physical Networks (TIPIN), dan EdgeFi. ‘DePIN’ mendapatkan voting terbanyak dengan 31,6%.

Sumber: Twitter

Cara Kerja DePIN

Seperti telah disinggung sebelumnya, jaringan DePIN melibatkan perangkat fisik di dunia nyata yang menghasilkan dan membagikan data mereka. Semakin besar data yang tersedia, semakin besar pula potensi inovasi dan pemanfaatan data dalam pengembangan dApps untuk mendukung pertumbuhan jaringan DePIN.

DePIN melibatkan empat komponen utama, yaitu:

  1. Jaringan Infrastruktur Fisik: DePIN membutuhkan infrastruktur fisik seperti kendaraan untuk jaringan mobilitas, panel surya untuk jaringan energi, hotspot untuk jaringan nirkabel, dan server untuk jaringan cloud.
  2. Infrastruktur Komputasi Off-chain: DePIN bergantung pada perantara yang menghubungkan data dunia fisik dan blockchain, seperti oracle.
  3. Arsitektur Blockchain: Setiap jaringan DePIN berinteraksi dengan arsitektur blockchain yang berisi logika smart contract. Blockchain ini bertindak sebagai perangkat pencatatan transaksi dan pusat ekonomi token.
  4. Insentif Token: DePIN memanfaatkan konsep ekonomi token. Para penyedia layanan akan mendapatkan imbalan berupa token di suatu jaringan.

DePIN Flywheel

Sumber: IoTeX

DePIN Flywheel adalah suatu konsep yang menggambarkan bagaimana pertumbuhan satu aspek di dalamnya dapat mendorong pertumbuhan aspek lainnya. Hal ini kemudian diharapkan menciptakan putaran pertumbuhan yang berkelanjutan. Proses ini melibatkan beberapa langkah kunci yang saling terkait:

Langkah pertama melibatkan pengembangan infrastruktur, di mana peserta sisi-penyedia menyediakan infrastruktur fisik mereka dan menghubungkannya ke jaringan DePIN. Hal tersebut menciptakan dasar untuk pertumbuhan lebih lanjut.

Kemudian, para peserta sisi-penyedia mendapatkan token crypto sebagai insentif atas penyediaan infrastruktur. Token ini bukan hanya sebagai bentuk imbalan, tetapi juga dapat digunakan dalam ekosistem DePIN untuk mendapatkan keuntungan tambahan.

Dengan semakin banyaknya peserta dan infrastruktur yang terlibat, jaringan DePIN mengalami pertumbuhan organik. Hal ini menciptakan dasar yang kuat untuk ekosistem yang memungkinkan berbagai layanan dan fungsi untuk berkembang.

Selanjutnya, dengan adanya infrastruktur yang kokoh, semakin banyak pengguna membayar untuk menggunakan layanan atau mengakses data. Ini menciptakan aliran pendapatan yang memberi insentif kepada peserta untuk terus berkontribusi.

Keberhasilan jaringan menarik lebih banyak investor dan pengguna baru. Kehadiran investor mendukung pertumbuhan finansial, sementara pengguna baru memberikan kontribusi tambahan pada jaringan untuk memperkuat daya tariknya.

Helium menggunakan konsep Flywheel ini dengan efek besar. Ia memotivasi orang di seluruh dunia untuk membangun jaringan IoT terbesar di dunia dalam waktu hanya tiga tahun (400k+ hotspot online secara global).

Apa Saja Keunggulan DePIN?

Masa depan DePIN menjanjikan perkembangan yang signifikan dalam dunia infrastruktur fisik dan teknologi blockchain. Dengan pertumbuhan yang pesat dalam jumlah perangkat pintar dan dApps yang terhubung, DePIN memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama di masa depan.

Berikut beberapa keunggulan DePIN dibandingkan dengan infrastruktur fisik tradisional:

  • Terdesentralisasi: Salah satu keunggulan utama DePIN adalah pergeseran dari model terpusat menjadi terdesentralisasi. DePIN menghilangkan ketergantungan pada entitas tunggal atau perusahaan besar untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur fisik.
  • Model ‘Sharing Economy’: DePIN menerapkan prinsip ekonomi berbagi. Biaya dan tanggung jawab pembangunan serta pemeliharaan infrastruktur didistribusikan di antara peserta sisi penawaran (penyedia layanan), menciptakan model lebih hemat biaya dan adil.
  • Harga yang Lebih Murah: Pengguna DePIN dapat menikmati biaya yang lebih murah dibandingkan dengan model tradisional. Contohnya, dalam penyimpanan data, pengguna dapat memilih Filecoin atau Storj yang tidak hanya lebih terjangkau tetapi juga memberikan kesempatan untuk memperoleh token sebagai imbalan.
Sumber: Messari
  • Memperluas Inovasi: Dengan menghapus kendala-kendala masuk yang terkait dengan infrastruktur tradisional, DePIN memotivasi pelaku baru untuk bersaing di pasar yang sebelumnya dikuasai oleh sejumlah pemain yang sudah mapan.

Contoh Proyek Crypto DePIN

1. Helium (HNT)

Helium adalah proyek DePIN yang membangun jaringan nirkabel terdesentralisasi yang memungkinkan pengguna untuk mendapatkan token (HNT) sebagai imbalan atas menyediakan konektivitas nirkabel. Pengguna dapat men-deploy hotspot Helium untuk memberikan konektivitas nirkabel di suatu area, dan sebagai imbalan, mereka diberikan token HNT.

Helium memperluas jaringannya dengan adanya Helium Mobile. Layanan Helium Mobile menggabungkan jaringan Helium dengan jaringan seluler 5G. Dengan demikian, pengguna di AS dapat menikmati layanan seluler yang lebih murah yakni 20 dolar AS/bulan dibandingkan rata-rata pengeluaran warga AS yang menghabiskan 157 dolar AS/bulan.

2. Filecoin (FIL)

Filecoin merupakan proyek yang beroperasi dengan fokus pada penyimpanan data terdesentralisasi. Platform ini memungkinkan individu atau perusahaan untuk menyewakan ruang penyimpanan yang tidak terpakai pada perangkat keras mereka.

Platform ini juga merupakan sebuah marketplace untuk layanan penyimpanan data. Filecoin memberikan insentif kepada penyedia penyimpanan dengan memberikan token FIL sebagai kompensasi, dan pengguna membayar untuk penggunaan penyimpanan ini.

3. Render (RNDR)

Render adalah proyek yang berfokus pada penyedia layanan rendering terdesentralisasi. Platform Render bekerja sebagai penyedia Graphics Processing Unit (GPU) peer-to-peer yang menghubungkan pihak yang ingin melakukan pekerjaan render dengan pihak yang memiliki GPU ‘menganggur’.

Dengan model ini, Render menciptakan ekosistem di mana penyedia dapat mendapatkan imbalan menggunakan token Render (RNDR), sementara pengguna mendapatkan layanan rendering terdesentralisasi.

Baca lebih lengkap tentang Render di sini.

4. IoTeX (IOTX)

IoTeX adalah proyek yang fokus pada Internet of Things (IoT) dan menciptakan solusi keamanan dan privasi melalui perangkat keras terdesentralisasi. Ia mem-branding dirinya sebagai platform bagi para developer DePIN.

IoTeX bertujuan untuk memberdayakan miliaran perangkat dan dApps di dunia fisik dan digital. Pengguna dapat menggunakan perangkat terdesentralisasi IoTeX untuk meningkatkan keamanan dan privasi, dan sebagai imbalan, mereka dapat memperoleh token IOTX.

5. Livepeer (LPT)

Livepeer adalah platform video streaming terdesentralisasi yang memudahkan developer untuk mengintegrasikan live video dalam aplikasinya. Platform ini menyediakan layanan transcoding video, yaitu proses mengubah format video agar sesuai dengan bandwidth dan perangkat pengguna. Token LPT digunakan sebagai token utilitas dalam ekosistem Livepeer.

Baca selengkapnya di Apa itu Livepeer (LPT)? Platform Streaming Video Terdesentralisasi.

Kesimpulan

DePIN mewakili pergeseran paradigma dalam penyebaran dan pemeliharaan infrastruktur fisik dengan memanfaatkan teknologi blockchain dan insentif token. Dengan keunggulan terdesentralisasi, model ‘sharing economy‘, dan harga yang lebih murah, DePIN memiliki potensi untuk menjadi pemain utama dalam dunia infrastruktur fisik.

Proyek-proyek DePIN yang terus berkembang diharapkan akan membawa inovasi dan disrupsi yang signifikan dalam membangun dan memelihara jaringan infrastruktur fisik di masa depan.

Beli Token Kategori DePIN di Pintu

Kamu bisa berinvestasi aset crypto DePIN seperti HNT, FIL, RNDR, LPT, dan lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

Referensi

  1. Sami Kassab, Navigating the DePIN Domain, Messari, diakses 15 Desember 2023.
  2. Connor Lovely, What are Decentralized Physical Infrastructure Networks (DePIN)? IoTeX, diakses 15 Desember 2023.
  3. Raullen Chai & Andrew Law, DePIN will become one of this decade’s most important crypto investments, Cointelegraph, diakses 15 Desembe 2023.
  4. Richard Larsson, DePIN: Just A New Buzzword or Web3’s Breakthrough Into the Real-World, Medium, diakses 15 Desember 2023.
Penulis:Ginisita Dofany

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan