Protokol Layer 2 selalu identik dengan blockchain Ethereum. Namun, bagaimana jika sebuah protokol L2 dibangun di atas jaringan Bitcoin? Inilah yang dilakukan oleh Merlin Chain. Ia berupaya untuk membuat Bitcoin menjadi lebih cepat, murah, dan lebih mudah digunakan. Sebenarnya, apa itu Merlin Chain? Bagaimana ia bisa meningkatkan skalabilitas Bitcoin? Lalu, sejauh mana perkembangan ekosistemnya? Cari tahu jawabannya melalui artikel berikut.
Merlin Chain adalah protokol Layer-2 (L2) Bitcoin yang mengintegrasikan jaringan Zero Knowledge Rollup. Ia bertujuan mendorong penggunaan native aset dan produk Bitcoin yang ada di Layer-1 (L1) melalui L2 milik mereka. Singkatnya, Merlin Chain ingin membuat Bitcoin Fun Again.
Mereka memercayai bahwa L2 Bitcoin tidak hanya digunakan untuk mengirim transaksi berbiaya rendah, atau digunakan untuk pembuatan DApss. Menurutnya, L2 Bitcoin justru harus bisa terus berinovasi untuk membuka potensi Bitcoin melalui aset, pengguna, dan protokol native-nya. Hanya inovasi berbasis native Bitcoin yang bisa memberdayakan ekosistem Bitcoin, bukan meniru bagaimana cara kerja Ethereum.
Jika diperinci, berikut ini adalah tujuan Merlin Chain dalam meningkatkan ekosistem Bitcoin:
Berdasarkan data DeFi Llama, saat ini total value locked (TVL) Merlin Chain telah mencapai $1,18 miliar. Angka tersebut merupakan yang terbesar di antara protokol sidechain Bitcoin lainnya seperti Frax Finance, bahkan juga mengungguli protokol L1 lainnya seperti Avalanche dan Polygon.
Aristektur Merlin Chain dibangun menggunakan teknologi ZK-Rollup, algoritma kriptografi yang memungkinkan blockchain untuk memverifikasi transaksi tanpa harus mengungkapkan konten informasinya. Teknologi ini memangkas jumlah data yang harus dikirimkan antar rantai sehingga bisa mempercepat proses transaksi sembari tetap menjaga integritas dan keamanannya.
Pelari penjelasan dan cara kerja teknologi zero-knowledge secara lebih lengkap melalui artikel berikut.
Melalui penggunaan ZK-Rollup, sequencer nodes yang ada di Merlin Chain bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menggabungkan transaksi, menghasilkan data transaksi terkompresi, serta ZK Proof melalui zkEVM. Setelahnya, data terkompresi dan ZK Proof akan diunggah melalui jaringan Oracle terdesentralisasi.
Nodes Oracle mempunyai peran penting pada Merlin Chain. Selain memverifikasi ZK Proofs di Merlin Chain, mereka juga harus mengunggah data L2 ke taproot yang ada di mainnet Bitcoin. Setelah diunggah ke taproot, data barulah dapat diakses oleh seluruh jaringan. Proses tersebut sekaligus mewariskan keamanan mekanisme konsensus Bitcoin ke jaringan Merlin Chain.
Sementara untuk lapisan penyedia data, Merlin Chain menggunakan data availability milik Celestia. Penggunaan data availability memastikan setiap block data yang telah diterbitkan dapat diakses oleh siapapun. Melalui integrasi teknologi ZK-Rollup, data availability, dan jaringan Oracle, Merlin Chain dapat menciptakan jaringan L2 Bitcoin native yang efisien, scalable, dan aman.
Salah satu fitur yang ada di Merlin Chain adalah jaringannya telah mendukung dompet Bitcoin-native seperti Unisat Wallet. Dengan menggunakan teknologi account abstraction milik Particle Network, pengguna bisa menggunakan dompet Bitcoin mereka untuk bertukar antara L1 dan L2 secara seamless.
Pengguna juga bisa melakukan swap BTC maupun token native Bitcoin lainnya dengan token lain kapan saja tanpa harus berganti ke dompet yang kompatibel dengan EVM. Proses swap bisa dilakukan melalui MerlinSwap, sebuah native decentralized excange (DEX) yang dibangun untuk mendukung ekosistem Merlin Chain.
MerlinSwap menggunakan mekanisme Discretized Liquidity-Automated Market Maker (DL-AMM) untuk menyediakan likuiditas dan layanan swap di Merlin Chain yang efisien dan berbiaya rendah. Merlin Chain sendiri telah mendukung seluruh native token pada jaringan Bitcoin. Mulai dari BTC, BRC-20 seperti ORDI, SATS, RATS, Ordinals NFT, BRC-420, Atomicals, hingga Stamp.
Sementara itu, Merlin Chain juga memiiki fitur bridge, namun fitur ini masih berada di tahap Beta. Ia memungkinkan pengguna untuk memindahkan aset Bitcoin native mereka dari Merlin Chain ke Bitcoin ataupun sebaliknya.
Fitur lain yang baru saja ditambahkan adalah Cross-Chain Withdrawal. Melalui fitur ini pengguna bisa mengirim aset dari Merlin (L2) ke Bitcoin (L1). Fitur ini telah mendukung seluruh native token Bitcoin, kecuali Runes. Adapun, gas fee untuk transaksi cross-chain withdrawal berada di kisaran 0,00005 BTC.
Pelajari lebih lanjut soal native asset di jaringan Bitcoin lainnya seperti BRC-20, Stamps, dan Ordinals di sini.
Merlin Chain mempunyai ekosistem yang inklusif dibanding jaringan lain seiring mereka mendukung beragam protokol native Bitcoin. Tak mengherankan, ekosistem Merlin Chain kemudian dihuni oleh beragam dApps. Selain MerlinSwap, berikut ini adalah tiga protokol dengan TVL terbesar di Merlin Chain:
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari Merlin Chain:
MERL adalah native token pada ekosistem Merlin Chain. Token ini baru saja diluncurkan melalui Token Generation Event (TGE) pada 19 April 2024. Saat ini baru ada 226,5 juta token MERL atau sekitar 11% yang beredar di pasar dari total pasokannya yang mencapai 2,1 miliar MERL.
Sebagai token utilitas MERL mempunyai beberapa kegunaan bagi ekosistem Merlin Chain. Selain sebagai token tata kelola, MERL juga bisa di-stake untuk meningkatkan keamanan jaringan Merlin Chain dan memberikan imbalan sebagai gantinya. Lebih lanjut, MERL juga digunakan untuk membayar biaya transaksi dan menyediakan likuiditas di ekosistem Merlin Chain.
Sayangnya, semenjak peluncurannya token MERL mencatatkan kinerja yang buruk. Pada saat peluncuran, MERL berada di level $1,31 dan kemudian terus mengalami penurunan secara berkelanjutan. Pada saat artikel ini ditulis, MERL sudah berada di level $0,44 atau telah turun 66,4% dari harga peluncurannya.
Sejauh ini, tim pengembang Merlin Chain telah mengumumkan beberapa rencana pembaruan untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Tiga pembaruan yang sedang disiapkan adalah pembaruan mainnet dengan Lumoz, pembaruan account abstraction dengan Particle, serta fitur withdrawal cross-chain untuk Runes. Ketiganya ditargetkan akan rampung pada akhir Mei 2024.
Pelajari soal Runes, Inovasi Token Terbaru di Jaringan Bitcoin melalui artikel berikut.
Merlin Chain adalah protokol L2 pada jaringan Bitcoin yang menggunakan teknologi ZK-Rollup. Sebagai L2, ia dapat memproses lebih banyak transaksi secara cepat dengan biaya yang lebih rendah dan mewarisi aspek keamanan dari Bitcoin. Tujuan utama dari Merlin Chain adalah untuk membuat Bitcoin Fun Again.
Saat ini Merlin Chain telah mendukung seluruh native token yang ada di jaringan Bitcoin. Mulai dari BTC, BRC-20 seperti ORDI, SATS, RATS, Ordinals NFT, BRC-420, Atomicals, hingga Stamp. Ekosistem Merlin Chain juga terus tumbuh dengan hadirnya beragam protokol inovatif seperti MerlinSwap, Solv Protocol, Avalon Finance, hingga Surf Protocol.
Setelah mengetahui apa Merlin Chain, kamu bisa mulai berinvestasi pada token MERL dan berbagai macam altcoin di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli MERL pada aplikasi Pintu:
Selain MERL, kamu juga bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan