Menyiapkan mining rig yang optimal merupakan faktor terpenting untuk memastikan keberhasilan mining aset crypto. Oleh sebab itu, mengetahui seluk-beluk soal mining rig menjadi wajib hukumnya. Dalam artikel kali ini, Pintu Academy telah menyajikan beragam informasi terkait apa itu rig mining yang bisa membantumu untuk memahaminya!
Sebelum membahas soal mining rig, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu konsep mining atau menambang aset crypto. Crypto mining adalah proses verifikasi transaksi dan penambahan blok baru ke dalam sebuah blockchain. Pada saat bersamaan, ia juga merupakan proses pembuatan token baru, contohnya BTC dan LTC. Dengan demikian, mining rig dapat diartikan sebagai peralatan yang digunakan untuk melakukan crypto mining.
Mining rig dapat berupa personal komputer sederhana alias CPU, seperangkat Graphic Processor Unit (GPU), ataupun Application-Specific Integrated Circuit (ASIC). Faktor pembeda dari jenis-jenis mining rig terletak pada hash rate atau hashing power-nya. Secara teori, semakin besar daya yang dimiliki mining rig, maka semakin besar kemungkinannya memecahkan algoritma hashing. Dengan demikian, semakin besar juga peluangnya untuk mendapatkan imbalan dari mining.
Dengan tingkat kompleksitas dan kompetisi yang semakin ketat, menggunakan CPU sebagai mining rig sudah tidak lagi memungkinkan. Umumnya, GPU jadi pilihan para penambang karena bisa menghasilkan hash rate mencapai 100-120 mh/s untuk produk GPU premium. Penambang juga bisa menggunakan lebih dari satu GPU untuk meningkatkan hash rate. Kelebihan GPU adalah fleksibilitas karena bisa digunakan untuk menambang beragam aset crypto.
Sementara ASIC adalah perangkat canggih yang dibuat khusus untuk kebutuhan mining crypto. Ia mempunyai tingkat hash rate yang lebih baik hingga 100-200 kali lipat dari GPU. Hanya saja, ASIC dibanderol dengan harga yang sangat mahal, punya konsumsi listrik yang besar, dan sudah diatur untuk satu spesifik aset crypto. Oleh sebab itu, ASIC mayoritas digunakan untuk melakukan penambangan BTC yang memang mempunyai tingkat kompleksitas dan kompetisi sangat ketat.
Kamu bisa mempelajari lebih lanjut soal hash rate melalui artikel berikut.
Langkah-langkah dalam membuat mining rig sebenarnya tidak jauh berbeda dengan merakit komputer. Kamu cukup menyiapkan hardware, software, dan beberapa material pendukung lainnya.
Setelah itu, kamu bisa memulai mining sesuai dengan aset crypto yang kamu pilih. Namun, jangan berharap untuk bisa langsung meraih keuntungan. Faktor seperti jenis aset crypto, tingkat kesulitan, serta kemampuan mining rig akan memanguruhi tingkat keberhasilan mining.
Biaya membuat mining rig sebenarnya tergantung pada harga dan jenis hardware yang digunakan. Semakin bagus kualitas hardware yang kamu gunakan, maka akan semakin besar juga hash rate yang dihasilkan. Namun, otomatis harganya akan menjadi ikut mahal. Mengingat GPU merupakan komponen utama dalam mining rig, maka harga GPU lah yang akan jadi penentunya.
Sebagai contoh, harga salah satu GPU yang sering digunakan untuk mining, yakni Nvidia Geforce RTX-3.060 adalah sekitar US$ 400. Artinya, jika kamu hendak membuat mining rig dengan 6 GPU, maka setidaknya biaya pembuatan mining rig sebesar US$ 2.400. Angka tersebut belum memperhitungkan harga hardware penunjang lainnya. Bukan tidak mungkin, harganya akan mencapai US$ 3.000 – US$ 3.500.
Sementara itu, jika kamu tidak ingin repot membangun mining rig sendiri, maka membeli ASIC bisa jadi pilihan. Hanya saja, kamu harus siap merogoh kocek yang lebih dalam. Namun, ASIC setidaknya memberikan kesempatan lebih besar untuk berhasil menebak hash rate. Sebagai gambaran, harga ASIC dengan tingkat profitabilitas paling tinggi menurut ASIC Miner Value saat ini adalah Antminer L7 yang dibanderol dengan harga US$ 5.000.
Kamu bisa mendapatkan harga yang lebih murah jika melakukan pembelian mining rig bekas. Namun, kamu harus sangat selektif dan teliti karena adanya risiko berupa kinerja mining rig yang sudah tidak lagi optimal karena pemakaian sebelumnya.
Perlu diingat, biaya tersebut barulah modal awal untuk membuat mining rig. Perhitungkan juga biaya operasional bulanan seperti biaya listrik yang kemungkinan tidaklah murah mengingat mining rig akan beroperasi 24 jam non-stop.
Selain melalui mining, kamu juga bisa mendapat tambahan cuan melalaui staking dan yield farming. Cari tahu perbedaan keduanya di sini.
Setelah mempunyai mining rig, kamu tentunya bisa segera mulai menjajal untuk melakukan mining. Secara umum, crypto yang menggunakan mekanisme konsensus Proof-of-Work (PoW) dapat kamu tambang. Berikut ini adalah tiga aset crypto PoW dengan kapitalisasi terbesar yang dapat ditambang:
Aset Crypto | Hash Rate | Tingkat Kesulitan | Block Reward | Valuasi |
Bitcoin | 70.00 Th/s | 51234338863442.0 | 6.25 BTC | US$ 167.306 |
Litecoin | 2.05 Gh/s | 25198699.3 | 12.5 LTC | US$ 1.097 |
Dogecoin | 2.05 Gh/s | 10703652.1 | 10.000 DOGE | US$ 678 |
Bitcoin menjadi salah satu aset crypto yang jadi incaran para penambang seiring dengan imbalannya yang menggiurkan. Bagi penambang yang berhasil menebak target hash dan menyelesaikan satu blok Bitcoin, maka akan langsung mendapatkan imbalan sebesar 6.25 BTC. Dengan harga BTC ketika artikel ini ditulis berada di US$ 26.769, maka imbalan yang diperoleh sebesar US$ 167.306 (6.25 x 26.769) atau sekitar Rp 2.49 miliar. Namun, menambang Bitcoin memiliki tingkat kesulitan paling tinggi di antara aset crypto lainnya.
Simak penjelasan terkait mining Bitcoin dan potensi keuntungannya yang lebih lengkap pada artikel berikut.
Aset crypto lainnya yang masih jadi incaran penambang adalah Litecoin. Saat ini, Litecoin membagikan imbalan sebesar 12,5 LTC. Harga LTC ketika artikel ini ditulis adalah US$ 87,76, maka imbalan yang diperoleh penambang adalah US$ 1.097 atau sekitar Rp 16,45 juta. Imbalan tersebut jauh lebih kecil dari imbalan BTC, namun tingkat kesulitan maupun hash rate yang diperlukan untuk menambang LTC juga jauh lebih rendah dibandingkan BTC. Artinya, kamu tidak perlu menggunakan mining rig yang secanggih untuk menambang Bitcoin sehingga modal yang diperlukan juga bisa lebih rendah.
Pada prinsipnya, cara kerja mining LTC tidak jauh berbeda dengan BTC. Namun, ia memerlukan mining rig yang dirancang untuk menjalankan algoritma Scrypt. Sama halnya dengan menambang BTC, bergabung dengan mining pool adalah cara terbaik untuk berhasil menambang LTC. Imbalan yang kamu peroleh dari mining pool akan disesuaikan dengan kontribusi hash power yang kamu berikan pada mining pool tersebut.
Pintu Academy telah menyiapkan artikel yang mengulas Litecoin lebih lengkap di sini.
Menambang Dogecoin juga menjadi pilihan para penambang karena token ini termasuk ke dalam aset crypto dengan kapitalisasi yang besar. Apalagi, dari sisi tingkat kesulitan, menambang DOGE jauh lebih mudah dibandingkan BTC ataupun LTC. Tak hanya lebih mudah, proses penambangan DOGE juga jauh lebih cepat, yakni satu blok per menit. Bandingkan dengan BTC yang 1 blok per 10 menit ataupun LTC yang 1 blok per 2,5 menit.
Saat ini, imbalan dari mining DOGE adalah sebesar 10.000 DOGE atau sekitar US$ 678 ketika artikel ini ditulis. Berbeda dengan BTC dan LTC, Dogecoin tidak mengalami halving, artinya jumlah imbalan yang diperoleh akan tetap 10.000 DOGE. Untuk menambang DOGE, mining rig yang digunakan harus menjalankan algoritma Scrypt. Dengan demikian, cukup dengan satu mining rig beralgoritma Scrypt, kamu bisa menambang LTC ataupun DOGE.
Cari tahu lebih lanjut soal raja memecoin DOGE pada artikel berikut.
Mengingat banyak faktor yang memengaruhi, mengukur keuntungan yang didapat secara pasti dari mining rig menjadi sulit. Sebuah mining rig yang canggih sekalipun tidak dapat memberikan kepastian berapa perolehan keuntungan yang bisa didapat per hari. Kendati begitu, situs seperti f2pool, asicminervalue, Nicehash, whattomine, dan lain-lain bisa memberikan gambaran berapa keuntungan yang bisa dihasilkan sebuah mining rig.
Oleh karena itu, hal terpenting ketika hendak membuat atau membeli mining rig adalah melakukan perhitungan berapa lama waktu yang diperlukan agar bisa balik modal. Umumnya, penjual produk mining rig memberikan statistik yang bisa membantu para penambang melakukan penghitungan. Pada akhirnya, seperti keputusan investasi lainnya, pastikan untuk selalu lakukan Do Your Own Research!
Selain lewat mining, kamu bisa memiliki aset crypto seperti BTC, DOGE, LTC, maupun aset crypto lainnya dengan cara membelinya secara langsung melalui bursa crypto seperti Pintu. Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto tersebut tanpa harus khawatir adanya penipuan. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Nathan Reiff, How to Start Mining Cryptocurrency, Investopedia, diakses pada 7 Juni 2023.
River Financial, Buying or Building a Mining Rig? What You Need to Know, diakses pada 7 Juni 2023.
Cryptopedia Team, Crypto Mining Rigs Explained: From CPUs to GPUs to ASICs, Gemini, diakses pada 7 Juni 2023.
David Floyd, How Do You Mine Litecoin (LTC)? Investopedia, diakses pada 7 Juni 2023.
Dogecoin Docs, How to Mine Dogecoin, diakses pada 7 Juni 2023.
Bagikan