Sektor Decentralized Physical Infrastructure Network atau DePIN semakin mendapat sorotan seiring dengan semakin banyaknya protokol potensial yang menjanjikan. Mayoritas proyek tersebut ternyata dibangun di atas blockchain Solana, menjadikannya sebagai rumah protokol DePIN. Apa yang membuat Solana jadi pilihan tim pengembang DePIN? Lalu apa saja protokol DePIN potensial yang ada di Solana? Simak selengkapnya di artikel berikut.
DePIN atau Decentralized Physical Infrastructure Network adalah konsep yang menggunakan imbalan token untuk mendorong pembangunan dan pengembangan infrastruktur fisik di dunia nyata. Contoh infrastruktur fisik meliputi jaringan nirkabel, layanan cloud, jaringan mobilitas, dan jaringan listrik.
Proyek DePIN hadir berusaha untuk mengatasi masalah monopoli pada infrastruktur tersebut dengan memanfaatkan teknologi blockchain, insentif token, dan kekuatan internet. DePIN melibatkan partisipasi pengguna untuk mengatasi ketergantungan terhadap entitas besar dan menerapkan model ‘sharing economy’.
Informasi lengkap terkait DePIN beserta cara kerjanya dapat kamu baca melalui artikel berikut.
DePIN diprediksi menjadi salah satu sektor yang akan punya prospek cerah secara jangka panjang. Berdasarkan riset yang dibuat Messari, DePIN berhasil mencatatkan pertumbuhan beragam metrik yang menguatkan asumsi tersebut.
Pertama, ekosistem DePIN semakin berkembang pesat dengan kehadiran lebih dari 650 proyek sepanjang 2023. Terdapat enam subsektor pada DePIN yakni komputasi (250), Artificial Intelligence (200), nirkabel (100), sensor (50), energi (50), dan services (25).
Kedua, pendapatan DePIN berasal dari nilai utilitasnya dibanding nilai spekulasi, yang membuatnya menjadi lebih tangguh dan tahan banting ketika pasar sedang bearish. Messari menyebut di saat pendapatan proyek dari sektor lain bisa turun tajam hingga 70-90%, penurunan pendapatan DePIN relatif lebih ringan, hanya 20-60% dari puncaknya.
Ketiga, kesulurahan kapitalisasi pasar sektor DePIN termasuk dengan token liquid-nya telah melewati US$ 20 miliar, dengan menghasilkan pendapatan on-chain tahunan sekitar US$ 15 juta. Solana saat ini menjadi rumah terbesar bagi beragam proyek-proyek DePIN besar dan established.
Alasan utama tim pengembang DePIN memilih Solana adalah infrastruktur yang sudah terintegrasi, skalabilitas dan performa yang baik, serta dukungan komunitas yang kuat.
Render, Helium, dan Hivemapper menjadi tiga proyek DePIN terbesar di jaringan Solana. Jika dikombinasikan, ketiganya mempunyai total Fully Diluted Valuation (FDV) lebih dari $10 miliar dengan kapitaliasi pasar mencapai US$ 4 miliar.
Berikut ini adalah empat faktor yang membuat Solana menjadi jaringan bagi beragam proyek DePIN.
Selain DePIN, Solana juga menjadi rumah bagi beragam proyek memecoin. Cari tahu cara memilih memecoin anti-rugpull di sini.
Berikut ini adalah beberapa proyek DePIN potensial yang ada di ekosistem Solana:
Hivemapper adalah protokol DePIN berbasis AI yang mengumpulkan data peta jalanan di seluruh dunia melalui dashcam kendaraan. Bagi pengguna yang tertarik, mereka bisa membeli dashcam tersebut dengan harga $469-$569. Pengguna kemudian merekam dan membagikan footage dan metadata ke Hivemapper. Sebagai imbalannya, mereka akan medapatkan token HONEY.
Selain dengan merekam jalanan, pengguna juga bisa berpartisipasi dengan melatih model AI Hivemapper melalui pelabelan dan penyuntingan data. Sama halnya dengan membagikan footage, pengguna juga bisa mendapatkan HONEY dengan melatih AI Hivemapper.
Sejauh ini, Hivemapper telah memetakan 19% dari jalanan di seluruh dunia dengan jumlah kontributor lebih dari 130.000. Peta jalanan tersebut kemudian bisa digunakan oleh perusahaan produsen mobil otonom, asuransi, logistik, real estate, dan sebagainya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Nosana adalah marketplace yang menyediakan GPU terjangkau bagi pengguna yang ingin melatih atau mengembangkan AI mereka. Di saat bersamaan, pemilik GPU bisa menyewakan GPU mereka untuk mendapatkan imbalan. Nosana juga menyediakan beragam alat tambahan bagi pengguna untuk membantu mereka memaksimalkan sumber daya GPU mereka.
Selain itu, interface Nosana juga telah terintegrasi dengan Stable Diffusion dan Llama 2 yang bisa mengemat biaya lebih signifikan. Berdasarkan data testnet mereka, tim pengembang bisa menghemat biaya hingga 85% dibanding menggunakan penyedia infstrastruktur cloud konvensional.
NOS yang merupakan native token pada ekosistem digunakan sebagai medium pembayaran bagi penyewa GPU dan pemilik GPU. Selain itu, pemilik NOS juga bisa berpartisipasi menjadi node dengan men-stake token NOS mereka untuk mendapatkan imbalan.
Saat ini, Nosana masih berada dalam fase testnet. Namun, main grid Nosana diprediksi akan dirilis pada kuartal II-2024. Selain marketplace, main grid juga akan menghadirkan beragam toolkit seperti Software Development Kit (SDK) dan Command Line Interface (CLI).
Salah satu proyek DePIN GPU terbesar saat ini adalah Render. Pelajari lebih lanjut soal teknologi dan cara kerjanya pada artikel berikut.
Dalam pelatihan model AI diperlukan pemrosesan dataset berukuran besar. Untuk mempercepat prosesnya, banyak lab pelatihan AI yang memanfaatkan scrapping melalui internet. Grass sebagai protokol data provisioning layer menghadirkan infrastruktur yang memungkinkan mereka menjadi sumber bagi pelatihan model AI tersebut.
Grass bekerja dengan cara mengumpulkan sisa bandwith internet yang tidak terpakai dari penggunanya untuk kemudian dijual kepada perusahan AI. Sisa bandwith itu yang kemudian digunakan untuk melakukan scrapping internet dan melatih model AI. Sementara pengguna Grass akan mendapatkan poin sebagai imbalan telah menyediakan sisa bandwith internet yang tidak terpakai.
Saat ini Grass belum memiliki native token dan diprediksi akan segera membagikan airdrop bagi penggunanya. Kabarnya, poin yang didapat pengguna akan menjadi salah satu kriteria untuk pembagian airdrop token Grass. Jika merujuk data dari Whales Market, satu poin Grass dihargai di kisaran $0,0015 – $0,0020. Dengan asumsi tersebut, maka 10.000 poin Grass setara dengan $15-$20.
Grass memastikan pihaknya dan pembeli sisa bandwith tidak akan melanggar privasi dan mengakses data milik penggunanya. Untuk informasi terkait privasi dan keamanan, penjelasannya bisa kamu baca di sini.
Jika kamu tertarik mencoba Grass dan memburu *airdrop-*nya, berikut ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan:
io.net adalah protokol yang membangun jaringan untuk memanfaatkan daya komputasi untuk kebutuhan aplikasi machine learning. Ia mengintegrasikan jaringan GPU dari pusat data, penambang crypto, hingga proyek-proyek yang sudah mapan seperti Render. Menjadikan io.net sebagai agregator GPU.
Hal yang membedakan io.net dari agregrator GPU konvensional adalah kemampuan mereka untuk mengelompokkan ratusan hingga ribuan GPU menjadi satu cluster. Cluster ini kemudian berfungsi sebagai satu unit terpadu yang dibuat khusus untuk menangani beban kerja machine learning.
Dengan io.net, tim pengembang bisa mendapatkan akses ke daya komputasi besar pada sebuah sistem yang aksesibel, dapat dimodifikasi, berbiaya rendah, dan mudah diimplementasikan. Sementara bagi penyedia GPU, mereka bisa mendapatkan imbalan dari menyewakan sumber daya GPU mereka.
io.net menjadi salah satu proyek yang diantisipasi oleh para pelaku crypto karena diprediksi segera melakukan Token Generation Event (TGE). Berikut ini adalah salah satu prediksi terkait kriteria pengguna yang berpotensi memenuhi syarat mendapatkan airdrop token IO:
https://x.com/jussy_world/status/1783419600744395069
Dikutip dari CoinDesk, Borderless Capital salah satu venture capitalist meyakini adopsi dan tingkat penggunaan protokol DePIN masih berada di tahap awal. Bahkan, mereka telah menyiapkan dana sebesar US$ 100 juta untuk mendukung pertumbuhan ekosistem DePIN di Solana.
“Kami melihat sektor DePIN punya potensi yang luar biasa depannya,. Mereka punya keunggulan dari sisi efisiensi sehingga membuatnya bisa mempunyai layanan yang lebih murah dan baik bagi pengguna akhir,” kata David Garcia selaku Managing Partner di Borderless.
Di satu sisi, pembaruan teknologi Solana di masa mendatang juga bisa meningkatkan kecepatan transaksi dan skalabilitas mereka. Dengan semakin efisiennya jaringan Solana, maka kualitas layanan dan jangkauan proyek-proyek DePIN juga bisa semakin luas. Pada akhirnya hal tersebut bisa mendorong tingkat adopsi dan nilai use-cases dari proyek-proyek DePIN.
Kendati begitu, terdapat juga kekhawatiran dengan model pemberian insentif yang digunakan oleh proyek DePIN. Seperti yang kita tahu, proyek DePIN menggunakan mekanisme pemberian poin ataupun native token mereka untuk menarik penggunanya.
Adanya fluktuasi harga token bisa menjadi salah satu faktor yang menurunkan minat para penggunanya. Jika imbalan yang didapat dari proyek DePIN dianggap tidak lagi menarik dan sebanding, dengan sendirinya pengguna bisa menjauhi proyek tersebut secara perlahan.
Selain DePIN, sektor RWA diyakini juga punya nilai use cases dan potensi yang besar. Apa alasannya? Cari tahu jawabannya di sini.
Tertarik berinvestasi pada aset crypto? Tenang saja, kamu bisa membeli berbagai aset crypto seperti BTC, ETH, SOL, dan yang lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Aplikasi Pintu juga kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan