Laporan keuangan yang baik dapat membantu perusahaan untuk mengelola arus kas dan perencanaan anggaran perusahaan. Akan tetapi, analisis keuangan yang tidak dilandasi dengan data yang akurat dapat menimbulkan pengaruh negatif pada pengelolaan anggaran perusahaan yang merupakan komponen penting dari kesuksesan bisnis. Oleh karena itu, untuk menjamin akurasi data diperlukan analisis transaksi.
Setiap manajemen dalam suatu perusahaan pasti selalu mendokumentasikan setiap transaksi dalam buku besar. Namun sebelum melakukan hal itu, manajer keuangan akan melakukan analisis transaksi untuk mengetahui pengaruh transaksi tersebut pada arus kas perusahaan.
Analisis transaksi akuntansi adalah kunci penting untuk memahami laporan keuangan dan menafsirkan keuangan perusahaan dengan benar. Penting bagi setiap manajer keuangan untuk menganalisa transaksi dengan tepat pada tiap siklus akuntansi. Dengan begitu, pengaruh transaksi pada akun-akun tertentu dapat ditelusuri dengan mudah untuk membentuk persamaan dasar akuntansi yang baik.
Pada artikel ini, Pintu akan membahas apa itu analisis transaksi dan bagaimana cara melakukan analisis transaksi dengan benar. Dengan begitu kamu dapat menyusun buku besar akuntansi dengan akurat. Simak penjelasannya di bawah ini!
Dalam dunia bisnis kita tidak dapat terlepas dari strategi keuangan. Strategi ini memiliki banyak manfaat untuk melakukan prediksi, perencanaan, dan pengambilan keputusan oleh manajemen. Untuk itu, manajemen membutuhkan data yang tepat agar dapat menganalisis kebijakan di masa mendatang. Maka dari itu dibutuhkan buku besar yang disusun dengan menggunakan analisis transaksi yang baik.
Analisis transaksi adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dari berbagai transaksi seperti pemasukan, pengeluaran, biaya operasional, pajak, hingga pembelian aset. Dari situ manajemen akan mengetahui bagaimana transaksi tersebut akan mempengaruhi akun pada buku besar.
Analisis transaksi adalah langkah pertama dalam proses akuntansi dengan melakukan analisis pada setiap transaksi yang memengaruhi bisnis. Saat menganalisis setiap peristiwa ekonomi, manajer keuangan akan mempelajari bagaimana hal itu memengaruhi persamaan akuntansi, yang harus tetap seimbang setelah melakukan pencatatan setiap transaksi.
Dengan mengidentifikasi dan menganalisis setiap transaksi, manajer keuangan dapat menentukan bagaimana pengaruhnya terhadap ekuitas pemilik serta berbagai aset dan kewajiban sehingga dapat dicatat dengan benar ke dalam pembukuan akuntansi. Meskipun terdengar seperti proses yang rumit, analisis transaksi akan nampak mudah begitu kamu merinci setiap langkah dalam prosesnya.
Baca juga: Pengertian, Cara Menghitung dan Rumus Current Ratio
Setiap kegiatan dalam manajemen memiliki tujuan spesifik, termasuk analisis transaksi. Dalam setiap kegiatan analisis transaksi melibatkan pendokumentasian setiap transaksi yang berdampak pada keuangan perusahaan. Langkah pencatatan ini sangat penting dalam proses akuntansi dan membantu menunjukkan bagaimana transaksi bisnis memengaruhi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan. Beberapa manfaat yang bisa didapat oleh perusahaan dengan melakukan analisis transaksi di antaranya adalah:
Setiap transaksi yang memiliki dampak finansial pada perusahaan menghasilkan perubahan pada persamaan akuntansi pada laporan keuangan perusahaan. Membeli aset akan mengakibatkan peningkatan ekuitas, sedangkan menjual aset akan mengakibatkan penurunan ekuitas.
Sebelum mencatat transaksi, kamu harus menentukan apakah transaksi tersebut memiliki dampak finansial pada perusahaan atau tidak. Jika transaksi melibatkan sejumlah uang dan dana telah dipertukarkan, itu adalah transaksi yang memenuhi syarat dan harus dicatat. Misalnya, membayar deposit untuk membeli peralatan untuk bisnis adalah transaksi yang dicatat, tetapi melakukan suatu kegiatan tanpa melakukan pembayaran tidak termasuk hal yang perlu dicatat. Mari kita simak panduan langkah demi langkah untuk analisis transaksi bisnis:
Langkah pertama adalah menentukan akun mana yang terpengaruh oleh transaksi tersebut. Misalnya, jika pemilik bisnis menginvestasikan Rp10.000.000 ke dalam kas perusahaan, maka akun yang terlibat adalah akun kas.
Tentukan apakah akun tersebut masuk dalam kategori aset, liabilitas, atau ekuitas. Contoh transaksi yang masuk dalam kategori aset adalah uang kas, wesel tagih, piutang, tanah, peralatan, bangunan, inventaris, dan biaya dibayar di muka. Contoh transaksi yang masuk dalam liabilitas adalah wesel bayar, hutang usaha, dan cicilan bank. Akun ekuitas mencakup dividen, laba ditahan, pendapatan, dan biaya sewa.
Debit meningkatkan akun aset dan kredit meningkatkan akun kewajiban atau ekuitas. Debit berarti mencatat transaksi di sisi kiri, sedangkan kredit berarti mencatat transaksi di sisi kanan.
Untuk menjaga agar persamaan akun tetap seimbang, setiap debit harus memiliki kredit yang sesuai. Metode ini dikenal sebagai neraca keseimbangan, berfungsi untuk menjaga agar persamaan akuntansi tetap seimbang.
Setelah itu lakukan rekapitulasi data secara holistik atau menyeluruh untuk melakukan validasi transaksi dan melakukan perhitungan.
Setelah selesai menganalisis transaksi dan telah menentukan akun yang terlibat dan di mana transaksi perlu didebit dan dikreditkan, kamu siap untuk mencatatnya dalam jurnal. Pastikan untuk mencatat transaksi tersebut sesuai tanggal kejadian untuk memastikan pembukuan tetap teratur.
Baca juga: Cara Menghitung dan Rumus Rasio Likuiditas
Dalam kehidupan pribadi atau kegiatan operasional pada perusahaan komersil, pasti kita melakukan transaksi keuangan. Ada beberapa contoh transaksi yang bisa digunakan sebagai acuan dalam melakukan input data keuangan. Beberapa jenis transaksi tersebut diantaranya adalah pembayaran utang, pelunasan piutang dagang, pembelian stok barang, pembayaran gaji karyawan, hingga pembagian dividen kepada investor. Agar lebih memahami jenis-jenis transaksi keuangan simak penjelasannya di bawah ini:
Yang pertama akan kita bahas adalah jenis-jenis transaksi akuntansi menurut hubungan kelembagaannya, yaitu transaksi eksternal dan transaksi internal.
Transaksi eksternal melibatkan perdagangan barang dan jasa, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa setiap transaksi yang dilakukan oleh dua orang atau dua organisasi dengan satu pembelian dan yang lainnya menjual dianggap sebagai transaksi eksternal. Contohnya Jika Perusahaan A membeli bahan baku untuk produksinya dari Perusahaan B, maka ini disebut transaksi eksternal.
Transaksi internal tidak melibatkan penjualan ataupun pembelian dari pihak luar melainkan proses lain didalam perusahaan. Contoh transaksi internal diantaranya adalah gaji karyawan, pembagian divide, pemberian bonus, dan biaya penyusutan aset tertentu.
Berdasarkan metode pembayaran terdapat tiga jenis transaksi yang dapat mempengaruhi arus kas pada perusahaan, ketiga jenis transaksi tersebut adalah:
Transaksi tunai adalah bentuk transaksi yang paling umum, yang mengacu pada transaksi dengan penggunaan uang tunai. Misalnya, pembelian perlengkapan kantor, pembayaran hutang, pembayaran pajak. Meskipun tidak menggunakan uang tunai secara riil, pembayaran menggunakan kartu debit, kartu debit, atau cek akan dianggap sebagai transaksi tunai.
Transaksi non tunai tidak terkait dengan transaksi yang menentukan apakah uang tunai telah dibayarkan atau akan dibayarkan di masa depan. Misalnya, jika Perusahaan A membeli mesin dari Perusahaan B dan melihat bahwa mesin itu rusak, pengembaliannya tidak memerlukan uang tunai yang dikeluarkan, sehingga termasuk dalam transaksi non-tunai. Dengan kata lain, transaksi yang tidak termasuk pembayaran tunai atau kredit adalah transaksi non tunai.
Transaksi kredit adalah transaksi yang ditangguhkan pembayarannya sesuai perjanjian dan akan diselesaikan di masa mendatang. Utang perusahaan ataupun piutang dagang dapat termasuk dalam jenis transaksi kredit. Transaksi kredit biasanya memiliki periode tertentu seperti 30 hari, 60 hari, atau 90 hari, tergantung pada produk atau layanan yang dijual.
Mengetahui tujuan transaksi dapat mempermudah manajemen untuk mengetahu pengaruh transaksi tersebut pada suatu akun. Hal ini juga akan mempengaruhi penganggaran dan posisi keuangan pada suatu perusahaan. Berikut ini penjelasannya:
Ini adalah transaksi sehari-hari yang membuat bisnis tetap berjalan, seperti penjualan dan pembelian, sewa ruang kantor, iklan, dan pengeluaran lainnya.
Ini adalah transaksi yang tidak melibatkan penjualan atau pembelian tetapi mungkin melibatkan sumbangan dan tanggung jawab sosial.
Sebagai contoh, ketika pemilik perusahaan membeli perlengkapan kantor secara kredit seharga Rp5.000.000. Transaksi ini telah memenuhi syarat karena memiliki dampak keuangan pada perusahaan dengan berkurangnya kas dan bertambahnya aset.
Langkah pertama dalam proses analisis akuntansi adalah mengidentifikasi akun yang terlibat, yakni arus kas dan aset.
Langkah kedua adalah menerapkan aturan debit dan kredit pada akun yang terpengaruh. Akun aset didebit karena merupakan aset. Sedangkan arus kas yang berkurang perlu dikreditkan. Tentukan akun mana yang meningkat dan akun mana yang menurun. Aset yang dibeli memerlukan uang kas maka uang kas menjadi turun sedangkan aset menjadi bertambah.
Langkah terakhir adalah mencatat transaksi tersebut dalam jurnal kamu. Perusahaan akan mencatat Rp5.000.000 menurun pada akun kas dan Rp5.000.000 lebih banyak pada akun aset. Hal ini sesuai dengan kaidah akuntansi entri ganda untuk menyeimbangkan persamaan akuntansi.
Kamu sudah tahu apa itu analisis transaksi, selain menerapkannya dalam bisnis kamu juga bisa menerapkannya dalam trading. Hal ini berfungsi agar kamu dapat melakukan diversifikasi pada aset yang dimiliki sehingga dapat mengoptimalkan keuntungan.
Kamu bisa mulai trading dengan Aplikasi Pintu hanya dengan bermodalkan Rp11.000 saja. Dengan begitu kamu bisa segera investasi pada beragam koin seperti Ethereum, Tether, Bitcoin dan koin lain dengan mudah dan terjangkau.
Referensi:
Upwork, accounting transaction analysis, diakses tanggal 14 Juni 2022Â
Corporate finance institute, accounting transaction, diakses tanggal 14 Juni 2022
Educba, accounting transaction, diakses tanggal 14 Juni 2022