Seperti yang telah dijelaskan di artikel sebelumnya, rasio keuangan terdiri dari rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio hutang, dan rasio aktivitas. Artikel ini akan membahas lengkap tentang apa itu rasio keuangan mulai dari pengertian, contoh, cara menghitung, dan rumus rasio likuiditas.
Baca juga: Apa itu Aktiva dan Pasiva dalam Dunia Keuangan?
Ikatan Bankir Indonesia (2018) mengungkapkan bahwa rasio likuiditas adalah jenis rasio keuangan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek menggunakan aset lancar yang mereka miliki pada saat tertentu.
Rasio likuiditas bisa dihitung berdasarkan informasi modal kerja yang ada pada pos-pos aktiva lancar serta utang lancar.
Rasio likuiditas bisa memberikan informasi terkait gambaran apakah sebuah perusahaan mempunyai modal kerja yang cukup atau tidak. Selain itu, rasio likuiditas juga bisa memberikan gambaran atas bargaining position perusahaan terhadap supplier atau pembelinya.
Berikut merupakan beberapa definisi likuiditas menurut para ahli.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang jangka pendek.
Rasio likuiditas artinya kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu.
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur.
Baca juga: Apa itu Bitcoin?
Cara menghitung rasio likuiditas bisa menggunakan beberapa rumus rasio likuiditas berikut ini.
Rumus Current Ratio adalah sebagai berikut.
Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Rumus Quick Ratio adalah sebagai berikut.
Rasio Cepat = (Aktiva Lancar-Persediaan) / Hutang Lancar
Rumus Cash Ratio adalah sebagai berikut.
Rasio Lambat = (Cash+Efek) / Hutang Lancar
Rumus Turn Over adalah sebagai berikut.
Cash Turn Over = Penjualan Bersih / Perputaran Modal Kerja
Umumnya, rasio likuiditas yang baik adalah yang mempunyai nilai melebihi hutang lancarnya dengan nilai > 1. Apabila rasio likuiditas dari perusahaan bersangkutan memiliki nilai > 1, maka perusahaan dianggap mempunyai kemampuan untuk membayar kewajiban keuangan jangka pendek yang mereka miliki.
Baca juga: Pengertian dan Jenis-Jenis Aset Keuangan
Setelah memahami mengenai rasio likuiditas, tentunya kamu perlu mengetahui contoh-contoh rasio likuiditas. Simak selengkapnya di bawah ini.
Current ratio adalah jumlah kewajiban lancar yang dijamin pembayarannya oleh aktiva lancar. Selain itu, current ratio juga bisa didefinisikan sebagai rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan pembayaran jangka pendek yang ditagih secara keseluruhan pada saat jatuh tempo.
Semakin tinggi hasil perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar, maka semakin tinggi pula kemampuan perusahaan untuk menutupi kewajiban atau utang jangka pendeknya.
Quick ratio atau Acid Ratio Test digunakan untuk mengukur kemampuan aset lancar sebuah perusahaan untuk menutupi kewajiban atau utang jangka pendeknya tanpa menjual persediaannya.
Semakin tinggi hasil perhitungannya, maka semakin baik pula kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Rasio ini lebih tajam dibandingkan current ratio karena hanya membandingkan antara aktiva yang sangat likuid dengan utang lancar.
Cash ratio adalah alat yang digunakan untuk mengukur likuiditas dengan membandingkan jumlah kas dan hutang lancar. Semakin tinggi hasilnya, maka semakin tinggi juga kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.
Ketersediaan uang kas bisa ditunjukkan dari ketersediaan dana kas atau yang setara dengan kas seperti giro dan tabungan di bank.
Cash turn over adalah rasio yang fungsinya untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan serta membiayai penjualan. Nilainya didapatkan dengan membandingkan penjualan bersih dengan perputaran modal kerja.
Itulah pembahasan mengenai rasio likuiditas mulai dari definisi hingga rumus rasio likuiditas yang biasanya banyak digunakan investor untuk menilai saham sebuah perusahaan.
Selain saham, investasi crypto juga baru-baru ini sedang menarik minat masyarakat Indonesia. Per Mei 2021 lalu, jumlah investor crypto di Indonesia bahkan telah mencapai 6,5 juta orang dan melampaui jumlah investor pasar modal.
Untuk kamu yang tertarik melakukan investasi dan trading crypto, download Pintu sekarang! Jual beli bitcoin dan berbagai aset crypto lainnya di Pintu bisa mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Selamat trading dan berinvestasi!
Referensi:
Diah IS, Analisa Rasio Likuiditas Laporan Keuangan Pada Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Diakses tanggal: 16-11-21.
Francis Hutabarat, Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan. Diakses tanggal: 16-11-21.
Hartono, Konsep Analisa Laporan Keuangan dengan Pendekatan Rasio & SPSS. Diakses tanggal: 16-11-21.
Ikatan Bankir Indonesia, Bisnis Kredit Perbankan. Diakses tanggal: 16-11-21.
Johar Arifin dan Busono AW, Komputer Akuntansi dengan Microsoft Excel. Diakses tanggal: 16-11-21.
Meutia D, Penggunaan Analisis Rasio Likuiditas dan Solvabilitas untuk Mengukur Kinerja Keuangan di PT. Aneka Tambang Tbk. Diakses tanggal: 16-11-21.