Pola candlestick memegang peranan penting dalam melakukan analisis teknikal. Proses analisis terhadap pola candlestick biasanya meliputi tahap observasi, analisis, dan pembuatan kesimpulan yang berguna dalam pengambilan keputusan serta penyusunan strategi investasi.Â
Di antara sekian banyak pola candlestick yang menarik untuk dibahas, artikel kali ini akan mengupas tentang apa itu pola belt hold serta bagaimana cara menggunakannya dalam aktivitas trading kamu. Simak selengkapnya berikut ini.Â
Belt hold pattern atau pola belt hold adalah suatu pola candlestick yang dibentuk oleh Marubozu, yaitu candle tanpa bayangan atas atau bawah, yang mana bisa menandakan bullish atau bearish tergantung dari dimanakah pola ini terbentuk.
Apabila pola belt hold terbentuk pada saat tren turun, biasanya pola tersebut menjadi sinyal kemungkinan terjadinya trend reversal atau pembalikan tren ke arah atas. Namun jika pola belt hold terbentuk pada saat tren naik (uptrend), maka terdapat kemungkinan adanya pembalikan tren ke arah bawah.Â
Buat kamu yang masih belum paham soal perbedaan bullish dan bearish dalam trading, simak video berikut ini.
Seperti pola candlestick pada umumnya, belt hold berfungsi untuk memprediksi kemungkinan terjadinya trend reversal berdasarkan kondisi dan tren harga menurut grafik perdagangan. Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, terbentuknya pola belt hold di tengah tren penurunan harga (bearish) merupakan indikasi kemungkinan terjadinya pembalikan tren ke arah atas (bullish reversal). Sebaliknya, terbentuknya pola belt hold diantara tren kenaikan harga (bullish) merupakan indikasi kemungkinan terjadinya pembalikan tren ke arah bawah (bearish reversal).Â
Kendati demikian, penggunaan pola belt hold sebagai dasar pengambilan langkah strategis terkait keputusan investasi atau jual-beli aset juga perlu disertai oleh adanya indikator tambahan sebagai faktor pendukung untuk meningkatkan confidence level. Salah satu indikator yang kerap dipasangkan dengan pola belt hold adalah double moving average.Â
Baca juga: Apa Saja 5 Prinsip Investasi yang Wajib Kamu Ketahui?
Pola belt hold memiliki karakteristik unik, sehingga akan mudah bagi kamu untuk membedakan pola candlestick tersebut dengan pola yang lain, serta membedakan antara bullish belt hold dan bearish belt hold. Berikut ini penjelasan lengkapnya. Â
Bullish belt hold adalah pola candlestick yang diakhiri oleh candle Marubozu putih yang terjadi di akhir tren turun dan menjadi indikasi terjadinya pembalikan tren ke arah atas. Berikut contoh bullish belt hold.
(Sumber: Investopedia)
Berdasarkan gambar bullish belt hold di atas, harga pada saat pembukaan akan menjadi harga terendah, si mana posisinya lebih rendah dibanding harga pada saat penutupan di hari sebelumnya. Harga aset kemudian akan mengalami kenaikan sepanjang hari dan menghasilkan candle putih panjang dengan sisa sumbu bagian atas yang pendek dan tanpa adanya sisa sumbu di bagian bawah.Â
Baca juga: Siap Profit dengan 13 Pola Candlestick Berikut ini!
Bearish belt hold adalah kebalikan dari bullish belt hold. Pola ini merupakan pola candlestick yang terbentuk di tengah-tengah tren naik (bullish) dan ditandai dengan kemunculan candlestick hitam Marubozu yang menunjukkan indikasi terjadinya pembalikan tren ke arah bawah (bearish).Â
(Sumber: Investopedia)
Pada hari berikutnya, perdagangan dibuka pada harga pembukaan yang menjadi harga tertinggi di sepanjang hari itu. Harga pembukaan ini biasanya lebih tinggi dari harga pada saat penutupan di hari sebelumnya. Selanjutnya, grafik perdagangan akan terus menunjukkan penurunan dan menghasilkan candle hitam panjang dengan sumbu pendek di bagian bawah dan tanpa adanya sisa sumbu di bagian atas sebagaimana ditunjukkan oleh gambar berikut ini.Â
(Sumber: zoompro.in)
Pada grafik tersebut, terlihat bahwa harga aset terus mengalami tren naik hingga terbentuknya pola belt hold yang ditandai dengan munculnya candlestick merah dengan karakteristik tidak adanya sumbu bagian atas dan adanya sisa sumbu pendek di bagian bawah. Bisa dilihat bahwa setelahnya terjadi pembalikan tren ke arah bawah (bearish reversal).Â
Sebagaimana telah disinggung pada poin sebelumnya, penggunaan pola belt hold pada perdagangan sebaiknya disertai dengan adanya indikator atau strategi pendukung. Berikut ini merupakan beberapa tips dalam menggunakan pola belt hold untuk trading, antara lain:Â
Pending order merupakan suatu aksi dalam perdagangan yang dilakukan dengan cara mengarahkan broker untuk membuka perdagangan di masa mendatang ketika kondisi tertentu telah terpenuhi. Misalnya, ketika bullish belt hold diperkirakan terjadi pada harga $10, maka kamu bisa menempatkan buy stop di angka $11 dan menempatkan stop loss di sisi bawah candle.Â
Sebaliknya, pada kasus bearish belt hold line, kamu bisa menempatkan sell-stop di bawah harga target dan stop loss di sisi atas candlestick. Strategi ini digunakan untuk memaksimalkan profit yang bisa kamu peroleh.Â
Sebelumnya, tim Pintu pernah membahas tentang indikator reversal. Dalam hal ini, kamu dapat menggabungkan belt hold dan double moving averages. Ketika terjadi crossover atau saling bersilang antara kedua moving average, maka akan memberi sinyal positif yang mengkonfirmasi kemungkinan terjadinya trend reversal pada pola belt hold bersangkutan.Â
Jadi, sekarang sudah paham kan apa itu pola belt hold dan bagaimana cara menggunakannya dalam trading? Semoga informasi ini bermanfaat!
Kamu bisa menemukan informasi lainnya seputar trading dan investasi di Pintu Blog. Selain itu, ada pula Pintu Academy tempat kamu bisa belajar crypto secara gratis. Crypto sendiri menjadi salah satu aset yang menarik minat banyak pesohor dunia mulai dari Elon Musk hingga Mark Cuban. Di Pintu sendiri, kamu bisa berinvestasi crypto secara mudah mulai dari Rp11.000 saja, lho!
Tunggu apalagi, download Pintu sekarang di sini!
*Disclaimer:
Konten ini bertujuan memperkaya informasi pembaca. Selalu lakukan riset mandiri dan gunakan uang dingin sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli dan investasi aset crypto menjadi tanggung jawab pembaca.
Referensi:Â