Sandwich generation adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab untuk menanggung hidup tiga generasi yakni orang tuanya, dirinya sendiri, dan anak-anaknya. Tanggung jawab finansial berlapis membuatnya merasa terhimpit layaknya lapisan roti sandwich.
Tidak jarang, banyak generasi milenial merasa menjadi korban dari kondisi ini. Alhasil, generasi milenial mengalami stres karena beban yang berat dan impian yang sulit terwujud. Tidak hanya itu, tidak jarang hubungan antara orang tua dan anak menjadi terganggu sehingga menyebabkan masalah sosial yang serius.
Buat kamu yang saat ini merasa menjadi korban sandwich generation, kamu tidak perlu berkecil hati karena hal ini dapat diputus. Tidak hanya itu, kamu bahkan juga bisa memanfaatkan kondisi ini untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola keuangan kamu. Penasaran bagaimana caranya? Yuk cari tahu bagaimana memutus rantai sandwich generation dan apa saja alternatif investasi untuk sandwich generation melalui penjelasan berikut ini
Sandwich generation adalah istilah yang dibuat oleh profesor Universitas Kentucky, Amerika Serikat (AS) bernama Dorothy A. Miller (1981). Istilah ini merujuk pada kondisi finansial seseorang yang harus menafkahi tia generasi sekaligus yang membuatnya berada pada posisi tengah layaknya isian roti sandwich.
Meningkatnya angka harapan hidup pada orang tua dan menikah di usia yang tidak lagi muda dianggap sebagai faktor utama meningkatnya jumlah sandwich generation.
Dengan bertambahnya beban untuk mengurus keluarga sekaligus tuntutan untuk mengatasi masalah pribadi dan karir, sandwich generation menghadapi tekanan finansial dan emosional yang serius.
Sebuah studi menunjukkan bahwa sandwich generation menanggung 30 persen lebih banyak volume pekerjaan yang lebih berat karena harus mengurus anak dan orang tua baik secara finansial maupun emosional, disamping pekerjaan utama.
Beban finansial juga bertambah berat dan diperkirakan sandwich generation kehilangan 25 persen potensi peningkatan pendapatan. Hal ini dikarenakan sandwich generation kehilangan kesempatan untuk bekerja lembur dan mendapatkan promosi atau kenaikan pangkat.
Sandwich generation tidak selalu dialami oleh generasi milenial, generasi baby boomer juga harus menunda masa pensiun karena mengurus anak dan cucu. Fenomena yang disebut boomerang kid biasanya terjadi ketika masa resesi, ketika anaknya yang dewasa tiba-tiba kehilangan pekerjaan akibat PHK.
Baca juga: Maksimalkan Keuntungan dengan Strategi Investasi
Menurut seorang Aging and Elder Care Expert, Carol Abaya, Sandwich generation terbagi menjadi tiga kelompok berdasarkan peran yang dimiliki, di antaranya:
Kelompok ini terdiri dari demografis di usia 40 hingga 50 tahun yang harus mengurus kebutuhan orang tuanya yang telah berusia lanjut sekaligus anak-anak yang masih membutuhkan finansial.
Kelompok ini terdiri dari demografis di usia 30 hingga 60 tahun yang harus mengurus kebutuhan orang tuanya, anak, dan cucu, bahkan kakek neneknya yang masih hidup.
Kelompok ini terdiri dari setiap orang atau relawan yang terlibat untuk mengurusi kebutuhan warga usia lanjut yang sebenarnya bukan merupakan bagian dari pekerjaan utamanya.
Ada banyak sekali penyebab meningkatnya sandwich generation, namun faktor yang paling umum disebabkan karena kegagalan finansial orang tua. Itu sebabnya, penting buat kamu untuk menyiapkan rencana keuangan yang matang untuk dapat memutus rantai sandwich generation. Selain itu, diperlukan komitmen yang kuat agar kamu dapat memutus rantai sandwich generation dan mewujudkan tujuan finansial pribadi, berikut ini langkah yang bisa kamu lakukan:
Menurut buku Psychology of Money karya Morgan Housel, keputusan keuangan yang kamu ambil sangat dipengaruhi emosi dan perasaan. Seringkali kamu menggunakan uang yang kamu hasilkan untuk membantu keluarga namun kamu lupa dengan kebutuhan pribadi termasuk menabung. Hal ini membuat sandwich generation kesulitan untuk menabung.
Oleh karena itu, gunakan fitur auto debit dan sisihkan 10 persen dari gaji yang kamu terima sebagai tabungan. Dengan begitu kamu bisa rutin menabung dan memiliki simpanan untuk mewujudkan tujuan jangka panjang.
Tagihan rumah sakit adalah salah satu hal yang paling ditakuti sandwich generation karena dapat menguras habis tabungan bahkan aset yang dimiliki. Belum lagi jika sandwich generation tidak pernah bisa menabung karena uangnya selalu habis untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh sebab itu, sekali lagi gunakan fitur auto debit untuk membayar premi asuransi yang melindungi seluruh keluarga dari kerugian materil akibat sakit.
Berbeda dengan tabungan pribadi, premi asuransi tidak dapat kamu tarik jika kamu tidak mengajukan klaim sehingga dana yang kamu setorkan aman dan tidak akan terpakai untuk kebutuhan keluarga. Kamu gak perlu khawatir, sebab pada beberapa produk asuransi, uang yang kamu setorkan akan dikembalikan di akhir masa pertanggungan jika tidak ada klaim yang kamu ajukan. Itu sebabnya belilah asuransi dan berharaplah tidak menggunakannya sama sekali.
Kau gak harus jadi PNS untuk bisa mendapatkan dana pensiun karena saat ini sudah ada banyak lembaga Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Kamu hanya perlu mendaftarkan diri dan melakukan setoran rutin setiap bulan. Dengan begitu kamu bisa menikmati masa tua dan tidak khawatir jika nanti kamu menjadi beban untuk anakmu.
Sebesar apapun pendapatan yang kamu dapatkan tidak akan cukup untuk memenuhi gaya hidup yang terlalu mewah. Mulai sekarang tinggalkan gaya hidup konsumtif dan mulailah belajar untuk dapat hidup frugal. Kamu akan menemukan ketentraman dan makna dalam hidup sekaligus lebih menghargai kesederhanaan.
Baca juga: 15 Manfaat Menabung Sejak Dini Untuk Masa Depan Cerah
Asuransi pendidikan untuk anak dapat menjamin terputusnya rantai sandwich generation. Anak-anak yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan sehingga tidak menjadi beban keluarga. Jangan lupa untuk mengajarkan anak menabung dan hidup hemat serta mandiri.
Selain mengelola keuangan, sandwich generation juga wajib untuk melek investasi agar dapat menjamin kehidupan finansial di masa depan. Dengan berinvestasi, sandwich generation dapat meningkatkan pendapatan sekaligus mitigasi risiko finansial sehingga kondisi finansial lebih stabil. Berikut ini beberapa alternatif investasi untuk sandwich generation:
Alternatif investasi untuk sandwich generation yang pertama adalah reksadana, sebuah wadah investasi kolektif yang dikelola oleh manajer investasi profesional. Sandwich generation yang belum memiliki kemampuan untuk memilih instrumen investasi dapat menggunakan reksadana sebagai alternatif investasi untuk sandwich generation.
Dalam reksadana, manajer investasi akan menyebarkan portofolio investasi dalam beberapa instrumen keuangan yang berbeda diantaranya adalah saham, obligasi, dan produk pasar uang lainnya. Dengan begitu portofolio lebih terdiversifikasi dan aman.
Alternatif investasi untuk sandwich generation yang selanjutnya adalah logam mulia khususnya emas. Kamu bisa membeli emas secara online mulai dari Rp10.000 saja. Emas dapat menjadi instrumen yang aman terutama disaat resesi. Harganya yang terjangkau cocok buat kamu yang belum memiliki modal yang kuat untuk memulai investasi yang lebih besar seperti properti.
Mata uang digital atau cryptocurrency adalah instrumen yang menunjukkan kinerja yang paling tinggi dibandingkan dengan instrumen lain. Akan tetapi risiko yang dimiliki juga sangat tinggi oleh sebab itu kamu harus mempelajari prinsip investasi cryptocurrency dan bagaimana strategi investasi cryptocurrency yang tepat. Jangan lupa untuk gunakan crypto exchange terpercaya yang telah memiliki ijin Bappebti. Pastikan kamu berinvestasi pada cryptocurrency yang memiliki fundamental yang kuat seperti Cardano, Polkadot, Ethereum, hingga Bitcoin. Dengan komitmen dan disiplin yang tinggi kamu bisa mendapatkan untung besar dengan jangka waktu yang relatif singkat dengan investasi di cryptocurrency.
Meskipun terdengar klise tapi investasi pada diri sendiri adalah hal yang mutlak untuk dilakukan. Kamu harus memastikan uang yang kamu hasilkan kamu gunakan lagi untuk meningkatkan kemampuan pribadi dengan cara membeli kursus atau mendapatkan pelatihan tambahan dan sertifikasi. Jangan ragu untuk membeli buku dan alat kerja yang dapat menunjang karirmu.
Yang tidak kalah penting adalah meningkatkan aset non-fisik seperti relasi, reputasi, pengetahuan, dan pengalaman. Keempat aset tersebut adalah aset paling berharga yang melekat dengan dirimu dan dapat kamu gunakan untuk meningkatkan peluang kesuksesan. Aset tersebut juga merupakan aset yang tidak bisa hilang atau diambil orang lain. Namun untuk mendapatkannya kamu harus mengupayakan dengan kemampuan dirimu sendiri bukan orang lain.
Referensi:
Will Kenton, Sandwich generation, diakses tanggal 8 November 2022
Adam Hayes, Boomerang Children, diakses tanggal 8 November 2022
Julia kagan, What Is Retirement Planning? Steps, Stages, and What to Consider, diakses tanggal 8 November 2022
Caitlin Clarke, Baby Boomer: Definition, Years, Date Range, Retirement & Preparation, diakses tanggal 8 November 2022
Julia Kagan, Estate Planning, diakses tanggal 8 November 2022