Perputaran Modal Kerja: Formula, Perhitungan dan Interpretasi

Updated
April 12, 2022
• Waktu baca 4 Menit
Gambar Perputaran Modal Kerja: Formula, Perhitungan dan Interpretasi
Reading Time: 4 minutes

Rasio perputaran modal kerja atau working capital ratio merupakan sebuah formula yang digunakan untuk menghitung efektivitas perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Rumus modal kerja mengacu pada modal operasi yang digunakan perusahaan dalam operasi sehari-hari. Untuk mengetahui lebih lanjut terkait perputaran modal kerja, berikut penjelasannya:

Apa Itu Perputaran Modal Kerja?

Rasio perputaran modal kerja atau working capital ratio dijelaskan dalam bentuk rumus yang digunakan untuk menghitung sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan modal kerja untuk menghasilkan penjualan. Rumus modal kerja mengacu pada modal operasi yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menjalankan transaksi dan operasional perusahaan sehari-hari.

Rumus Perputaran Modal Kerja

Berikut merupakan rumus untuk menghitung rasio perputaran modal kerja:

Perputaran modal kerja = Penjualan tahunan bersih / modal kerja.

Dalam menggunakan rumus di atas, modal kerja dapat dihitung dengan cara mengurangkan kewajiban aktiva perusahaan dari aset aktivanya.

Cara Menghitung Perputaran Modal Kerja

menghitung perputaran modal kerja

Berikut merupakan contoh penerapan rumus perputaran modal kerja dalam sebuah perusahaan:

Sebuah perusahaan memiliki nilai aset Rp200 juta dalam penjualan untuk tahun kalender, dengan Rp40 juta modal kerja, rasio perputaran modal kerja akan bernilai Rp50 juta (penghitungan dilakukan dengan rumus perputaran modal kerja Rp200 juta penjualan bersih tahunan dibagi Rp40 juta dalam modal kerja).

Perlu diketahui, terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi perputaran modal kerja perusahaan, termasuk perubahan pada kewajiban atau aset perusahaan.

Contohnya: Seorang pemilik bisnis menginvestasikan Rp100 juta ke dalam bisnis mereka sebagai modal, tentunya hal ini akan menaikkan aset lancar perusahaan sebesar Rp100 juta. Artinya modal kerja keseluruhan usaha akan meningkat berdasarkan nilai investasi yang akan mempengaruhi nilai perhitungan rasio perputaran modal kerja.

Rasio perputaran modal kerja pada umumnya dihitung mengacu berdasarkan tahun kalender. Selain itu, perusahaan dapat menghitung rumus ini dengan menggunakan penjualan bersih dan modal kerja dari periode tertentu.

Baca juga: Konsep, Pengertian dan Rumus Biaya Peluang dalam Dunia Investasi

Mengapa Perputaran Modal Kerja Penting?

Perputaran modal kerja merupakan hal penting dalam bisnis, baik bisnis dalam skala kecil, menengah, maupun besar. Penerapan rumus perputaran modal kerja dapat memberi perusahaan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan perusahaan untuk dioperasikan setelah semua kewajiban dan tagihan perusahaan dipenuhi (utang, tagihan, dll.).

Rasio perputaran modal kerja pada umumnya digunakan untuk menentukan kinerja finansial sebuah perusahaan dalam menganalisis operasi keuangan secara keseluruhan. Hal ini juga dapat digunakan untuk membuat perhitungan apakah suatu perusahaan akan mampu melunasi hutang dalam jangka waktu tertentu serta guna menghindari kehabisan uang tunai sebagai akibat dari meningkatnya nilai kebutuhan produksi untuk operasional perusahaan.

Bagaimana Cara Menghitung Perputaran Modal Kerja?

Misalnya, aset dari perusahaan PT Mitra Karya Abadi Tbk adalah sebesar Rp500 juta Perusahaan memiliki hutang sebesar Rp175 juta. Dari contoh tersebut, maka dapat dihitung working capital perusahaan atau modal kerja, sebagai berikut:

Modal kerja   = Current AssetsCurrent Liabilities

= Rp500 juta – Rp175 juta

= Rp 325 juta

Jadi, modal kerja PT Mitra Karya Abadi Tbk diketahui sebesar Rp 325 juta. Selanjutnya dapat dihitung rasio modal kerja sebagai berikut:

Rasio Modal Kerja   = Current assets / Current Liabilities

= Rp 500 juta / Rp 175 juta

= 2,8

Sehingga, rasio modal kerja yang diperoleh oleh PT Mitra Karya Abadi Tbk adalah 2,8.

Bagaimana Menginterpretasikan Rasio Perputaran Modal Kerja?

Berikut merupakan rumus pedoman interpretasi rasio perputaran modal kerja:

Rasio < 1, artinya kondisi keuangan perusahaan dalam bahaya. Hal ini karena jumlah hutang lebih banyak dibandingkan aset perusahaan.

Rasio > 1, artinya kondisi keuangan perusahaan sehat. Hal ini karena nilai aset perusahaan mampu mendukung operasional perusahaan dan sanggup untuk menunaikan kewajiban (liabilitas) jangka pendek perusahaan.

Bagaimana Meningkatkan Rasio Perputaran Modal Kerja?

meningkatkan rasio perputaran modal kerja

Rasio perputaran modal kerja merupakan bentuk gambaran posisi keuangan jangka pendek yang berupa ukuran kelancaran proses operasi finansial perusahaan dalam kurun waktu satu tahun. Kata lain dari rasio likuiditas itu menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar hutang serta kewajiban dengan kas atau aset non-kas yang mereka miliki.

Rasio modal kerja yang sehat berada pada ambang nilai normal, artinya tidak terlalu kecil tetapi juga tidak terlalu berlebihan. Hal ini dapat dilihat merujuk pada nilai pedoman interpretasi rasio perputaran modal kerja.

Jika rasio modal kerja terlalu besar hal ini berarti rasio berlebihan dan menunjukkan adanya aset yang menganggur. Umumnya, perusahaan menghindari untuk memegang kas terlalu besar karena modal yang menganggur dapat menjadi beban. Untuk meningkatkan rasio perputaran modal kerja, beban sebaliknya dikurangi.

Kasus ini dapat menjadi beban karena nilai kas yang pada umumnya berkurang dapat tereduksi oleh waktu. Uang kas yang mengendap juga berisiko untuk dapat disalahgunakan. Perusahaan dengan nilai rasio likuiditas yang tinggi juga tak dapat menjadi jaminan bahwa utang yang sudah jatuh tempo mampu dibayar. Hal ini terjadi ketika perhitungan nilai distribusi aktiva yang lancar ternyata tidak menguntungkan.

Misalnya, jika jumlah persediaan relatif tinggi dibanding tingkat penjualan yang akan datang, maka tingkat perputaran persediaan relatif rendah. Pada akhirnya, terjadi investasi berlebihan dalam persediaan barang atau inventori.

Agar dapat melakukan analisa yang tepat dan cepat, terutama untuk menghindari investasi berlebih pada inventori, perusahaan juga dapat memanfaatkan layanan transformasi digital untuk melakukan prediksi dan perhitungan estimasi keuangan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya pembengkakan keuangan perusahaan yang berakibat menurunnya rasio modal kerja.

Baca juga: Apa Itu Blockchain & Cara Kerjanya

Pentingnya Analisa yang Tepat dalam Berbagai Industri

Analisa yang tepat juga diperlukan untuk mendapatkan kesuksesan pada industri apapun termasuk pada industri keuangan. Dalam industri keuangan kita mengenal apa itu investasi dan trading. Sebuah upaya untuk memitigasi risiko dan mengembangkan aset yang kita miliki. Kamu bisa melakukan investasi dalam bentuk beragam instrrumen salah satunya investasi kripto.

Kamu tidak harus berinvestasi dengan modal yang besar. Dengan Pintu, kamu bisa mulai berinvestasi ataupun trading hanya dengan modal Rp11.000 saja. Dengan berbagai keunggulan lain kamu bisa saja meraih sukses di usia muda dengan melakukan investasi. Syaratnya adalah mulailah dari sekarang dan jangan tunda lagi.

Referensi:

Adam Hayes, Working Capital Turnover, diakses tanggal 25 Maret 2022

Mandhuri Thakur, Working Capital Turnover Ratio, diakses tanggal 25 Maret 2022

Chron Contributor, A High Working Capital Turnover Ratio Indicates What, diakses tanggal 25 Maret 2022

Bagikan

Artikel Terkait

Artikel Blog Terbaru

Lihat Semua Artikel ->