Apa itu Decentralized Exchange (DEX)?

Update 22 Aug 2023 • Waktu Baca 6 Menit
Gambar Apa itu Decentralized Exchange (DEX)?
Reading Time: 6 minutes

Seiring perkembangan teknologi, perdagangan aset crypto kini tak lagi bergantung pada perantara atau pihak ketiga. Solusi ini diwujudkan melalui decentralized exchange (DEX). Dengan DEX, segala aktivitas transaksi terjadi secara langsung antara pengguna, tanpa campur tangan pihak ketiga. Selain itu, DEX juga menawarkan transaksi yang bersifat transparan dan terdesentral. DEX dapat dikatakan sebagai wujud nyata konsep aset crypto yang mengedepankan desentralisasi dengan peer-to-peer transactions. Di artikel ini, kami akan mengulas lebih dalam apa itu DEX dan bagaimana caranya beroperasi secara terdesentral.

Rangkuman Artikel

  • ✨ DEX adalah platform pertukaran aset crypto secara langsung tanpa perantara pihak ketiga. DEX beroperasi di atas blockchain dan menggunakan smart contracts untuk penyelesaian transaksi secara otomatis.
  • 🎉 Pengguna dapat menukar aset crypto secara langsung melalui crypto wallet yang berinteraksi dengan smart contracts DEX, memberikan kendali penuh atas asetnya.
  • ✌️ Ada dua jenis DEX yang tersedia saat ini yakni DEX dengan mekanisme order book dan Automated Market Maker (AMM). AMM merupakan mekanisme DEX yang paling banyak digunakan saat ini.
  • 😎 DEX memiliki kelebihan seperti kontrol aset penuh, transparansi, kenyamanan privasi, akses global, dan aktivitas yang dapat mengoptimalkan dana pengguna.

Apa itu Decentralized Exchange (DEX)?

Apa itu DEX? Decentralized exchange (DEX) adalah platform pertukaran aset crypto secara langsung tanpa adanya perantara pihak ketiga. DEX beroperasi di atas teknologi blockchain dan proses penyelesaian transaksi dilakukan melalui smart contracts yang berjalan secara otomatis.

Pada DEX, pengguna dapat melakukan perdagangan melalui crypto wallet yang berinteraksi secara langsung dengan smart contracts platform DEX. Dengan demikian, pengguna memiliki tanggung jawab penuh atas pengelolaan dananya.

Karena pengguna berkuasa penuh atas pengelolaan dan penyimpanan aset crypto, kesalahan seperti pengiriman dana ke alamat yang salah dan kehilangan private key juga menjadi tanggung jawab pengguna sepenuhnya.

Sumber: The Block

Per Agustus 2023, sudah ada 891 DEX yang beroperasi di seluruh jaringan blockchain. Uniswap menjadi DEX terbesar dari jumlah total value locked (TVL) yang mencapai 3.6 miliar dolar AS. Diikuti dengan Curve DEX, Pancakeswap, Balancer, SUN, dan beberapa DEX lainnya.

DEX menawarkan beberapa aktivitas di dalam platformnya yang dapat memaksimalkan dana pengguna. Misalnya, pengguna dapat memperdagangkan aset crypto, mendapatkan bunga dari staking crypto, meminjamkan dana, menjadi liquidity provider, berspekulasi harga menggunakan derivatif, dll.

Cara Kerja Decentralized Exchange (DEX)

Pengguna perlu memiliki pengetahuan mendalam dalam menggunakan DEX. Hal ini disebabkan oleh pengalaman pengguna pada DEX sedikit lebih kompleks dibandingkan dengan centralized exchange (CEX). CEX adalah platfrom pertukaran aset crypto yang dioperasikan oleh entitas pusat.

Ada beberapa jenis desain DEX yang tersedia saat ini. Namun, ada dua jenis DEX terpopuler dan paling banyak digunakan oleh pengguna crypto, yaitu DEX dengan mekanisme order book dan Automated Market Maker (AMM).

Agregator DEX juga banyak digunakan pengguna crypto. Aggregator DEX berfungsi untuk mencari harga optimal dengan membandingkan harga dari berbagai DEX. Selain memperhatikan harga, aggregator DEX juga melakukan perbandingan terkait gas fee yang dikenakan.

Order book

Order book adalah sistem yang mengumpulkan catatan pesanan beli dan jual yang terbuka dalam pasar secara real-time. DEX dengan sistem fully on-chain order book umumnya kurang populer karena memiliki beberapa kendala. Beberapa diantaranya adalah kebutuhan akan troughput yang tinggi dan biaya yang relatif mahal.

Namun, seiring dengan berkembangnya solusi skalabilitas seperti layer 2 dengan teknologi optimistic rollups dan ZK rollups, on-chain order book DEX menjadi mulai banyak dilirik pengguna crypto.

Namun, sistem yang lebih populer yakni hybrid order book. Dengan sistem ini, DEX melakukan pencocokan pesanan secara off-chain sementara penyelesaian tetap di atas blockchain (on-chain). Contoh DEX dengan mekanisme order book adalah 0x, dYdX, Loopring DEX, dan Serum.

Automated Market Makers (AMM)

AMM merupakan mekanisme DEX yang paling banyak digunakan karena memungkinkan pengguna mengakses likuiditas secara langsung dan menjadi liquidity provider (LP). LP merupakan bagian penting dari mekanisme AMM karena ia bekerja sebagai pemasok aset crypto agar bisa diperjualbelikan.

AMM diciptakan untuk mengatasi masalah likuiditas dan menggunakan blockchain oracles untuk menentukan harga aset yang diperdagangkan.

Pengguna dapat secara langsung melakukan jual atau beli aset crypto melalui liquidity pool, sementara liquidity provider (deposan ke dalam liquidity pool AMM) dapat memperoleh pendapatan pasif melalui biaya perdagangan.

Beberapa contoh DEX dengan mekanisme AMM adalah Uniswap, Balancer, Aave, Curve, dan lain-lain.

Baca selengkapnya di artikel Apa itu Automated Market Makers (AMM), salah satu mekanisme pada DEX

Untuk dapat melakukan penukaran (swap) token, kamu bisa menghubungkan crypto wallet pada platform DEX, kemudian pilih aset crypto yang ingin kamu tukar. Misal kamu memiliki ETH dan ingin menukarnya dengan SOL. Kamu bisa masukan jumlah yang ingin kamu tukar, lalu klik Swap.

Perbedaan Decentralized Exchange (DEX) dengan Centralized Exchange (CEX)

Sumber: Mudrex

Seperti yang telah disebutkan di atas, centralized exchange (CEX) adalah platfrom pertukaran aset crypto yang dioperasikan oleh entitas pusat. Untuk jual beli aset crypto, pengguna harus menyetorkan asetnya ke dalam akun exchange. CEX mengelola transaksi dan penyelesaian perdagangan melalui sistem internalnya.

Beberapa contoh CEX yang kita kenal di antaranya adalah Pintu, Coinbase, Binance, OKX, Gemini, dan lain-lain.

Perbedaan antara DEX dan CEX terletak pada cara operasional dan strukturnya. DEX adalah platform pertukaran desentral yang memfasilitasi perdagangan langsung antara pengguna melalui teknologi blockchain dan smart contract, memberikan pengguna kendali penuh atas aset mereka dan transparansi tinggi.

Di sisi lain, CEX dijalankan oleh entitas pusat, memerlukan pengguna untuk menyerahkan kendali aset kepada exchange, dan mungkin memiliki transparansi yang lebih rendah tergantung pada kebijakan exchange.

Meskipun DEX menawarkan keuntungan privasi dan keterlibatan yang lebih rendah dalam regulasi, namun CEX dapat memproses transaksi lebih cepat dan mudah digunakan.

Pilihan antara keduanya tergantung pada preferensi pengguna terhadap kendali aset, transparansi, kecepatan, dan kepatuhan regulasi.

Kelebihan Decentralized Exchange (DEX)

  • Kontrol Penuh atas Aset: Salah satu keunggulan utama DEX adalah bahwa pengguna memiliki kendali penuh atas asetnya. Pengguna tidak perlu menyetor dananya ke dalam akun exchange. Ini dapat meningkatkan keamanan dengan menghindari risiko peretasan exchange atau penutupan akun tak terduga.
  • Transparansi dan Keterbukaan: Semua transaksi dalam DEX dicatat dalam buku besar terdesentralisasi yang dapat diakses oleh siapa pun. Ini meningkatkan transparansi dan keterbukaan sehingga mengurangi risiko manipulasi data atau informasi palsu.
  • Kenyamanan dan Privasi: DEX tidak memerlukan pengguna untuk mengungkapkan informasi pribadi mereka seperti KYC (Know Your Customer). Ini dapat menjaga privasi pengguna sambil masih memungkinkan mereka berpartisipasi dalam pertukaran aset crypto.
  • Akses Global: Karena DEX tidak memiliki batasan geografis atau regulasi tertentu, siapa pun di seluruh dunia dapat mengakses dan berdagang di platform ini.

Kekurangan Decentralized Exchange (DEX)

  • Likuiditas Rendah: Beberapa DEX mungkin menghadapi masalah likuiditas yang lebih rendah dibandingkan dengan CEX, terutama pada pasangan aset (trading pair) yang kurang populer. Ini dapat menyebabkan slippage (perbedaan antara harga yang diharapkan dan harga sebenarnya) pada perdagangan besar.
  • Kerentanan Smart Contracts: Blockchain dianggap aman untuk transaksi keuangan, tetapi kualitas kode dalam smart contract tergantung pada keahlian tim developer. Risiko bug, peretasan, kerentanan, dan eksploitasi smart contratcs bisa mengancam pengguna DEX. Developer bisa mengurangi risiko ini dengan audit keamanan dan pemeriksaan kode.
  • Pengalaman Pengguna yang Kompleks: Penggunaan DEX bisa lebih kompleks bagi pengguna yang kurang berpengalaman dalam crypto. Proses seperti penggunaan smart contracts, pengaturan biaya gas, dan pemilihan jaringan memerlukan pemahaman yang lebih dalam.

Tantangan dan Masa Depan DEX:

Seperti semua inovasi, DEX juga memiliki tantangan. Kecepatan dan efisiensi transaksi dalam DEX saat ini masih menjadi perhatian. Selain itu, ketika ada masalah dengan transaksi atau kesalahan dalam smart contracts, memulihkan dana bisa menjadi lebih rumit dibandingkan dengan CEX.

Meskipun demikian, DEX memiliki potensi besar untuk mengubah cara pertukaran crypto beroperasi, memberikan lebih banyak kendali kepada pengguna dan mengurangi ketergantungan pada entitas pusat.

Dengan terus berkembangnya teknologi blockchain dan pemahaman yang lebih baik tentang keamanan digital, DEX mungkin akan terus menjadi pusat perhatian dalam ekosistem crypto di masa depan.

Membeli Aset Crypto di Aplikasi Pintu

Setelah mengetahui apa itu DEX, kamu bisa berinvestasi pada aset crypto dari beberapa DEX seperti UNI, SUSHI, CAKE dan lainnya tanpa harus khawatir adanya penipuan melalui Pintu. Selain itu, semua aset crypto yang ada di Pintu sudah melewati proses penilaian yang ketat dan mengedepankan prinsip kehati-hatian.

Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu. Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.

Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.

References

  1. Tom Dunleavy, Decentralized Exchange Fundamental Analysis and Relative Value Comparison, Messari, diakses 16 Agustus 2023.
  2. Chainlink Team, What Is a DEX (Decentralized Exchange)? Chainlink, diakses 16 Agustus 2023.
  3. Cointelegraph Team, What are decentralized exchanges, and how do DEXs work? Cointelegraph, diakses 16 Agustus 2023.
  4. Benedict George, What Is a DEX? How Decentralized Crypto Exchanges Work, Coindesk, diakses 16 Agustus 2023.
  5. Cryptopedia Staff, What Is a Decentralized Exchange (DEX)? Cryptopedia, diakses 16 Agustus 2023.
Penulis:Ginisita Dofany

Beri nilai untuk artikel ini

Penilaian kamu akan membantu kami.

Apa yang kamu tidak suka?

Apakah ada saran untuk artikel ini?

Terima kasih untuk masukanmu!Tutup
Masukan gagal terkirim. Silakan coba lagi.Tutup

Bagikan