Berbicara tentang privasi, keamanan, kepemilikan, dan monetisasi data pada media sosial saat ini seringkali menghadapi hambatan karena terbentur sistem tradisional terpusat yang masih dikontrol oleh suatu entitas atau otoritas. Menjawab hambatan tersebut, lahirlah Lens Protocol, platform media sosial yang dengan konsep terdesentralisasi, di mana privasi, kepemilikan data, dan manfaat ekonomi pengguna semuanya bisa dikontrol secara penuh oleh masing-masing penggunanya. Dalam artikel ini kita akan menyelami tentang Lens Protocol, cara kerja, keunggulan, dan bagaimana implementasinya dalam dunia media sosial saat ini.
Lens Protocol adalah protokol grafik sosial (social graph) Web3 berbasis teknologi blockchain Polygon. Lens Protocol membangun ulang konsep media sosial yang sebelumnya terpusat menjadi terdesentralisasi, di mana protokol yang dirancang oleh Lens Protocol memungkinkan para kreator dapat membangun sendiri platform media sosial mereka dan memastikan konten yang dibuat secara penuh kendalinya dipegang oleh setiap penggunanya.
Dengan teknologi tersebut, Lens Protocol membantu menciptakan lanskap media sosial yang lebih terbuka dan transparan dengan memanfaatkan non-fungible token (NFT) sebagai aset yang dapat mewakili identitas profil penggunanya.
Stani Kulechov, Founder & CEO Aave, platform Decentralized Finance lending protocol adalah sosok penting di balik terciptanya Lens Protocol. Kulechov dalam idenya membangun Lens Protocol berangkat dari kegusarannya atas pentingnya setiap orang memiliki kontrol atas identitas digital yang dimiliki. Lebih jauh, Ia juga menyoroti bagaimana platform media sosial Web2 tidak memiliki seseorang kemampuan untuk mengelola data, menjaga privasi, dan menjual data yang dimiliki, karena seluruhnya terbatas pada sistem terpusat yang diterapkan.
“Lens Protocol memiliki fungsi media sosial yang familiar seperti memiliki profil, memberikan komentar, membagikan ulang postingan, dan lainnya. Namun Lens Protocol dilengkapi oleh NFT, sehingga pengguna bisa memiliki dan mengontrol semua kontennya sendiri,” Dikutip dari Official Twitter Lens Protocol.
Kulechov mendirikan Lens Protocol di Venice, California pada tahun 2022 lalu. Pertama kali Lens Protocol tersedia di Polygon Mumbai testnet kemudian beralih ke Polygon Mainnet pada Mei 2022.
Lens Protocol adalah grafik sosial Web3 yang dibangun melalui Graph Database (GBD). Database ini menggunakan struktur grafik yang menunjukan hubungan antara individu dan komunitas dalam jejaring sosial. Struktur ini dibuat saat membuat profil, mengikuti akun pengguna lain, menghasilkan konten, dan saling terhubung dengan konten lain.
Berbeda dengan media sosial Web2 yang terpusat seperti Instagram, Facebook, Twitter, Tiktok, YouTube, dan lainnya, Lens Protocol mengintegrasikan grafik sosial ke dalam smart contract dan memungkinkan pengguna bisa membangun platform media sosial dan komunitas secara independen. Grafik sosial yang dimiliki Lens Protocol secara spesifik terbuka, tanpa izin, dan memungkinkan platform media sosial berbasis blockchain atau DApp untuk terhubung dengannya.
Teknologi di balik Lens Protocol dibangun di atas blockchain Polygon yang ramah lingkungan berbasis proof-of-stake (PoS). Protokol ini juga kompatibel dengan dompet crypto seperti MetaMask, Gnosis Safe, dan Argent, yang membuka interoperabilitas di berbagai platform media sosial.
Pada dasarnya fitur yang terdapat di Lens Protocol terinspirasi dari media sosial Web2 namun menawarkan keunikan yang berbeda dengan menggunakan konsep unik yaitu penggunaan NFT. NFT digunakan sebagai profil yang nantinya dapat menyimpan semua konten, mulai dari komentar, likes, dan repost. Jadi profil yang sudah dibuat tadi terikat dengan wallet address. Penjelasan lebih lengkap dari fitur-fitur yang terdapat di Lens Protocol sebagai berikut:
Sebagai pembuat konten, pengguna memiliki kontrol atas siapa yang dapat mengumpulkan hasil publikasinya. Kemudian Lens Protocol memungkinkan monetisasi media sosial. Tentunya untuk mendapatkan konten tertentu mengharuskan membayar biaya. Selain itu bisa juga mengatur biaya berlangganan. Keunikan ini hanya dimiliki dengan teknologi blockchain yang ada pada Web3.
Web3 menjadi daya tarik baru karena kemampuannya yang menawarkan interoperabilitas profil dengan aplikasi media sosial, sehingga dengan Web3 memberikan kontrol langsung atas konten pribadi dan dapat dimonetisasi. Lens Protocol mewujudkan langsung kemampuan tersebut yang tertuang di beberapa platform media sosial paling populer yang mereka miliki, di antaranya:
Seperti yang dapat dilihat dari data Messari di atas, dari ketiga platform Lens Protocol yang paling populer tersebut, Lenster menempati urutan pertama dengan peningkatan pengguna aktif harian hingga 9x dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Ketiga platform tersebut mampu bertumbuh dengan pesat karena terfokus pada aplikasi berbasis media sosial. Saat ini pembagian pengguna aktif harian dirajai oleh Lenster sebesar 44%, kedua Phaver dengan 23%, dan terakhir 12% diisi oleh Orb. Seluruh aplikasi ini dikembangkan di Lens Protocol dan mendominasi dari banyaknya aplikasi yang dibangun di atas Lens. Ada kemungkinan peningkatan pengguna ini ditengarai adanya isu Lens Protocol akan melakukan airdrop token.
Baca juga: Cara Mendapatkan Airdrop Crypto: Tips dan Proyek Potensial di 2023
Bagi yang tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh Lens Protocol, harus memiliki Profile NFT yaitu NFT dengan nama unik yang diakhiri dengan sufiks “.lens”. Profile NFT ini sebagai identitas dan berisikan aktivitas posting, mirrors, komentar, dan konten lain yang dibuat. Namun sayangnya yang telah mendapatkan Profile NFT secara gratis ini hanya dibagikan pada gelaran event pada 15 Agustus 2022 lalu.
Bagi pengguna baru yang ingin memiliki Profile NFT bisa membeli melalui OpenSea. Berikut caranya:
Cara mendapatkan Profile NFT melalui Phaver:
Semua aktivitas di Lens Protocol berpusat di Profile NFT yang nantinya bisa digunakan untuk menyimpan catatan aktivitas, mengklaim konten pengguna, hingga monetisasi.
Meski evolusi dari Web2 ke Web3 masih dalam tahap transisi, namun manfaat yang ditawarkan dari Web3 dan blockchain ke penggunaan media sosial telah berdampak signfikan. Mengutip data dari Hootsuite, pengguna media sosial di seluruh dunia per Januari 2023 telah mencapai 4,76 miliar pengguna.
Bisa dibayangkan miliar pengguna media sosial tersebut terpapar dengan teknologi blockchain dan mengadopsinya lewat Lens Protocol. Tentu berbagai fitur yang dimiliki Lens Protocol mampu menawarkan hal yang menarik dari media sosial yang tidak ada di Web2 yaitu interoperabilitas, privasi, keamanan, dan meraih pendapatan langsung. Untuk itu, Lens Protocol hadir mempercepat revolusi tersebut lewat proyek-proyek serupa di ruang media sosial. Lens Protocol memberdayakan pengguna dan memberi kontrol serta kemampuan untuk memutuskan bagaimana media sosial ingin dibangun dan dimonetisasi serta memberikan pengaruh besar pada paradigma komunikasi. Lens Protocol masih memiliki ruang yang sangat besar untuk berkembang.
Secara keseluruhan Lens Protocol terus berkembang pesat, per April 2023 dikutip dari laporan Messari berjudul User Behaviour and Engagement on Lens, pendapatan Lens mencapai US$5,54 juta dengan 93% didapat dari Profile NFT dan sisanya dari biaya langganan, koleksi, dan biaya referral. Bahkan dalam enam bulan terakhir pendapatan yang dihasilkan dari para kreator meningkat sekitar US$323,000.
Ruang untuk terus tumbuh tentu masih sangat besar jika Lens Protocol mampu menarik lebih banyak kreator dan pengguna media sosial dan membina ekosistem yang berkembang dan menguntungkan bagi seluruh pengguna. Kemudian melahirkan fitur-fitur baru, kampanye insentif yang lebih ditargetkan, pemasaran strategis, dan fokus pada kreator, dan dapat meningkatkan loyalitas pengguna akan mengarahkan Lens Protocol ke dalam ekosistem yang lebih sukses dan beragam.
Lens Protocol merupakan terobosan inovatif dalam dunia media sosial dengan menghadirkan konsep desentralisasi berbasis blockchain. Dengan memanfaatkan teknologi NFT, Lens Protocol memungkinkan setiap pengguna untuk memiliki, mengendalikan, dan memonetisasi kontennya sendiri. Lens Protocol diharapkan mampu memberikan solusi atas masalah privasi, kepemilikan data, dan manfaat ekonomi yang kerap dihadapi dalam platform media sosial tradisional. Platform ini juga menawarkan berbagai fitur unik yang menarik, seperti pengumpulan konten, cermin (retweet), dan reaksi (upvote atau downvote).
Implementasi teknologi Lens Protocol pada aplikasi media sosial, seperti Lenster, Phaver, dan Orb, menunjukkan potensi besar teknologi ini dalam merubah lanskap media sosial di masa mendatang. Terbukti dari pertumbuhan pengguna aktif yang signifikan pada platform tersebut, khususnya Lenster. Meski demikian, untuk mendapatkan profil NFT pada Lens Protocol, pengguna baru harus melakukan pembelian melalui OpenSea atau mendapatkan poin melalui Phaver. Kemajuan Lens Protocol menunjukkan betapa besar potensi teknologi blockchain, khususnya dalam sektor media sosial, dengan membuka peluang bagi pengguna untuk memiliki kontrol penuh atas data dan konten mereka.
Bagikan