Kamu bisa menghasilkan Bitcoin secara cuma-cuma dengan mengunci token STX, lho. Ini adalah salah satu fungsi token STX sebagai token utilitas pada platform Stacks. Setelah sebelumnya kita membahas teknologi dan cara kerjanya, di artikel ini, kita akan bahas lebih lanjut tentang STX dan performanya sebagai aset investasi. Yuk, baca selengkapnya di bawah ini.
Stacks (STX) adalah blockchain Layer 2 yang bertujuan meningkatkan kapabilitas Bitcoin dengan menerapkan smart contract dan memungkinkan pengembang untuk membangun decentralized applications (DApps) pada blockchain Bitcoin.
Stacks dibangun oleh Muneeb Ali dan Ryan Shea di Departemen Ilmu Komputer Universitas Princeton. Pada awalnya, proyek ini bernama Blockstacks namun berganti nama menjadi Stacks di tahun 2020.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang Stacks dan cara kerjanya, kamu bisa baca di sini.
STX adalah token yang digunakan untuk memfasilitasi semua aktivitas yang terjadi di blockchain Stacks, termasuk membayar biaya transaksi dan juga interaksi smart contract di dalam jaringan Stacks.
Seperti yang bisa dilihat pada data dari Messari di bawah, Stacks memiliki pasokan token STX sebanyak 1.32 miliar STX di blok pertamanya. Pada tahun 2017, Stacks berhasil mengumpulkan sekitar 47 juta dolar AS dengan menjual STX seharga 0.12 dolar AS per STX. Kemudian pada tahun 2019, Stacks melakukan dua penjualan STX lagi yang telah diregulasi oleh SEC.
Pada penjualan pertama tahun 2019, Stacks berhasil mengumpulkan 7.6 juta dolar AS dengan harga 0.25 dolar AS per STX. Kemudian di penjualan keduanya, Stacks kembali mengumpulkan 15.5 juta dolar AS dengan menjual 0.3 dolar AS per STX.
Pada bulan Oktober 2020, Stacks mengubah cara mereka menangani mekanisme mint dan burn token STX. Ke depannya, alih-alih menerapkan mint dan burn STX, Stacks menerapkan pengurangan penerbitan token, sehingga akan menghasilkan total supply sekitar 1.818 juta pada tahun 2050.
Saat ini (6 Maret 2023), jumlah token STX yang beredar di pasar sudah lebih dari 1.3 juta token STX atau 75% dari total supply-nya yang sebanyak 1.818 juta STX.
Para pemegang token STX juga dapat memperoleh BTC dengan cara melakukan stacking token STX untuk mendukung proses transaksi Stacks. Dengan berpartisipasi dalam stacking, stakers membantu mengamankan jaringan Stacks dan berpartisipasi dalam proses konsensus. Sebagai imbalannya, mereka menerima hadiah Bitcoin atas kontribusi mereka ke jaringan.
Harga token STX mengalami kenaikan seiring dengan meningkatnya popularitas Ordinals atau NFT Bitcoin. Ordinals adalah platform yang memungkinkan pembuatan NFT atau inscription di jaringan Bitcoin. Stacks dan Ordinals sama-sama memanfaatkan blockchain Bitcoin dalam menciptakan produk yang inovatif.
Dalam tiga bulan terakhir, harga STX naik lebih dari 200% dan sempat mencapai 1 dolar AS pada 2 Maret 2023. Dari Coinmarketcap, STX berada di posisi 44 berdasarkan jumlah market cap yaitu sebesar lebih dari 1.1 miliar dolar AS.
Stacks masih tergolong sebagai pendatang baru di dunia blockchain. Per 6 Maret 2023, Stacks memiliki jumlah dana yang dikunci (TVL) sebesar 24.17 juta dolar AS di dalam platformnya. Dari seluruh ekosistem DeFi, TVL pada platform Stacks masih kurang dari 1% dari nilai TVL keseluruhan yang mencapai 48.54 miliar dolar AS.
Berdasarkan data di atas, ALEX mendominasi 88% protokol Stacks dengan total TVL 21.48 juta dolar AS. ALEX merupakan protokol DeFi di jaringan Stacks yang dapat disamakan dengan Uniswap pada jaringan Ethereum.
Selain ALEX, ada Arkadiko yang merupakan platform simpan pinjam seperti MakerDAO di jaringan Stacks dan StackSwap, DEX pertama yang dibangun pada Stacks.
Para developer menggunakan bahasa pemrograman Clarity untuk membuat aplikasi dalam Stacks. Dikutip dari Messari, laporan dari Electric Capital pada tahun 2022 menunjukan bahwa Stacks adalah salah satu dari 30 proyek teratas yang paling banyak digunakan oleh para developer. Pertumbuhan yang stabil dalam penggunaan smart contract juga merupakan indikator yang baik untuk ekosistem Stacks. Tahun 2022, Stacks memiliki tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 19,2% dalam penggunaan smart contract.
Bitcoin halving berpotensi memiliki dampak terhadap pengurangan biaya keamanan Bitcoin dan meningkatkan kebutuhan akan biaya yang lebih besar melalui ekosistem Bitcoin yang lebih produktif. Hal ini menyoroti pentingnya solusi Layer 2, seperti STX. Menurut Hal Press, CEO dari perusahaan crypto hedge fund North Rock Digital, seiring dengan semakin dekatnya halving, banyak investor besar akan mencari cara untuk memposisikan investasi mereka untuk mendapatkan keuntungan dari peristiwa ini, dan Stacks adalah kandidat utama karena hubungannya yang erat dengan ekosistem Bitcoin. Hal ini berpotensi menyebabkan pergerakan harga pada aset yang lebih kecil seperti STX.
Namun, proyek Stacks masih tergolong baru dalam dunia blockchain dan perlu banyak pengembangan dalam ekosistemnya. Selain itu, Stacks sangat bergantung pada Bitcoin, sehingga jika terjadi Bitcoin crash, Stacks menjadi blockchain yang paling berpengaruh.
Baca juga Apa yang Terjadi Jika Bitcoin Habis?
Sebagai pendatang baru dalam dunia blockchain yang membawa peningkatan fungsi terhadap platform Bitcoin, Stacks terus mengembangkan sistem dan ekosistemnya. Beberapa peningkatan sistem dapat terlihat pada roadmap Stacks berikut:
2020:
2021:
2022:
2023
Platform ini telah merilis beberapa pembaruan untuk versi 2.1 sebagai bagian dari misinya dalam meningkatkan kapabilitas dari blockchain Bitcoin. Stacks juga merupakan proyek Web3 terkemuka di blockchain Bitcoin dan pembaharuan ini dirancang untuk lebih meningkatkan integrasi antara Stacks dan Bitcoin.
Stacks 2.1 merupakan hard fork dari sistem sebelumnya. Hal ini berarti segala database dan blockchain Stacks sebelumnya tidak kompatibel dengan blockchain Stacks 2.1. Oleh karena itu, para penambang STX dan stackers perlu melakukan pembaharuan sistem untuk tetap menjalankan perannya.
Hard fork adalah perubahan software yang tidak kompatibel dengan versi lama. Hal ini terjadi apabila ada perubahan yang berlawanan dengan protokol lama. Dalam kasus ini, jaringan blockchain Stacks 2.1 beroperasi terpisah dari blockchain sebelumnya.
Sistem stacking menjadi lebih efisien dalam hal waktu karena tidak ada siklus imbalan yang terlewatkan akibat periode cooldown. Periode cooldown adalah waktu yang diperlukan sebelum stacker melakukan unstake tokennya. Selain itu, stacker dapat dengan bebas meningkatkan jumlah STX dari satu siklus ke siklus lainnya untuk mendapatkan imbalan.
Clarity adalah bahasa pemrograman pada blockchain Stacks. Pada Stacks 2.1 ini para developer akan memiliki lebih banyak tools untuk bekerja, termasuk cara yang lebih baik dalam membaca dan mengonversi data. Selain itu, mereka juga dapat menggunakan informasi imbalan PoX untuk membuat produk keuangan baru di atas blockchain Stacks.
Permasalahan Clarity pada bridges meliputi konversi data dan decoding binary data ke struktur data Clarity. Pembaruan Stacks 2.1 menambahkan dan memperbaiki kata kunci Clarity yang mengubah tugas-tugas tersebut menjadi satu baris. Hal ini diharapkan dapat membuka dukungan penuh untuk bridge, oracle, dan layanan lain ke rantai Stacks.
Stacks menerapkan sistem keanggotaan terbuka β siapa pun dapat menambang STX jika mereka memiliki BTC. Namun, menambang STX memerlukan modal yang cukup banyak. Stacks 2.1 menurunkan hambatan untuk masuk ke penambangan dengan menyediakan dua blok bangunan utama untuk decentralized mining pools.
Sebelum pembaharuan Stacks 2.1, imbalan penambang STX hanya dapat diberikan kepada alamat yang menandatangani transaksi coinbase. Saat ini, format transaksi coinbase blok telah ditingkatkan sehingga penambang Stacks dapat membayar upah blok ke alamat mana pun yang mereka pilih. Ini termasuk alamat cold wallet, serta alamat kontrak.
Dikutip dari Javatpoint, transaksi coinbase adalah transaksi pertama dalam sebuah blok. Ini adalah jenis transaksi Bitcoin yang unik yang dapat dibuat oleh penambang. Para penambang menggunakannya untuk mengumpulkan upah blok untuk pekerjaan mereka. Biaya transaksi lainnya yang dikumpulkan oleh penambang juga dikirim dalam transaksi ini.
Stacks 2.1 memperkenalkan fitur baru yang memungkinkan pengguna untuk langsung mengirim STX ke alamat Bitcoin. Ini berarti bahwa hanya orang yang memiliki alamat Bitcoin yang dapat mengontrol aset di rantai Stacks menggunakan smart contract yang mengenali transaksi Bitcoin mereka. Sebelumnya, pengguna harus membuat alamat Stacks terlebih dahulu, tetapi persyaratan ini sekarang dihilangkan dengan Stacks 2.1.
Hal ini memudahkan pengguna dan developer untuk menggunakan aplikasi Stacks karena pengguna dapat memulai hanya dengan dompet Bitcoin. Sebagai contoh, NFT dapat dikirimkan ke dompet Bitcoin dengan fitur ini.
Setelah mengetahui apa itu Stacks, kamu bisa mulai berinvestasi pada token STX dengan membelinya di aplikasi Pintu. Berikut cara membeli STX pada aplikasi Pintu:
Selain token STX, kamu juga bisa berinvestasi pada aset crypto lainnya seperti BTC, BNB, ETH, dan yang lainnya melalui Pintu secara aman dan mudah. Aplikasi Pintu kompatibel dengan berbagai macam dompet digital populer seperti Metamask untuk memudahkan transaksimu.
Ayo download aplikasi cryptocurrency Pintu di Play Store dan App Store! Keamananmu terjamin karena Pintu diregulasi dan diawasi oleh Bappebti dan Kominfo.
Selain melakukan transaksi, di aplikasi Pintu, kamu juga bisa belajar crypto lebih lanjut melalui berbagai artikel Pintu Academy yang diperbarui setiap minggunya! Semua artikel Pintu Akademi dibuat untuk tujuan edukasi dan pengetahuan, bukan sebagai saran finansial.
Bagikan